B A I K A N ?

740 55 0
                                    

Happy reading gyus
*
*

Happy reading gyus**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rame in cuy😎

Zella masih menangis sesegukan melihat peti mati Elira yang akan dikebumikan sebentar lagi. Foto Elira yang sedang tersenyum lebar terpajang besar diatas peti matinya. Memang diantara Zella dan Qila, Elira lah yang berbeda agama. Tapi, mereka saling menghormati agama masing-masing.

Ibu Elina, Maria juga tak berhenti menangis dipelukan sang suami. Zella yang melihatnya merasa miris.

"Tante yang sabar, semoga Elira tenang disana," ujar Zella sambil memeluk Maria. Bisa dibilang hububungan Zella dan Maria cukup dekat karna Zella sering main kerumah Elira.

"Makasih Zell, tolong dimaafkan kesalahan Elira selama ini," kata Maria lembut.

"Iya tan, tante Maria yang sabar. Pasti Elira ngga suka liat tante terpuruk kaya gini," ucap Zella.

Maria mengangguk dan berusaha untuk tegar. Sebisa mungkin Maria harus mengikhlaskan Elira agar tenang dialam sana.

Zella pergi meninggalkan Maria dan bergabung dengan teman-temannya yang lain. Dalam sehari Zella kehilangan dua sosok teman yang pernah mengisi hari-harinya. Elira dan Tommy.

**

Zella berdiam didalam Taksi yang dinaiki, sesekali mengusap air mata yang dengan tidak tahu malunya selalu mengucur deras.

"Mba, mbanya mau kemana?" Tanya supir Taksi itu.

Zella tersadar dari lamunannya dan menjawab arah tujuannya sekarang. Entah kenapa Zella kini butuh pelukan Altair untuk meredam kesedihannya.

Saat sudah sampai di Apartemen Altair, Zella menekan tombol lift menuju lantai 16.

Saat pertama membuka Apartemen Altair, pemandangan yang dia lihat adalah ruang tamu yang sudah seperti kapal pecah. Majalah, buku, dan sampah snack tampak berserakan di lantai.

Zella menuju kamar Altair ragu. Tak jauh berbeda dari ruang tamu, kamar Altair juga tak kalah brantakannya. Zella bisa melihat tubuh Altair yang bertelanjang dada dan duduk disebuah kursi yang menghadap ke jalanan ibu kota dengan satu buah rokok yang sedang di hisapnya.

Zella berlari dan menubruk tubuh Altair dengan pelukan. Altair yang sedari tadi terbengong dan pikirannya kosong langsung tersadar saat menghirup aroma tubuh yang menjadi candunya.

Zella kembali menangis dipelukan Altair. Membuat dada Altair yang tidak tertutupi apa apa basah. Altair membalas pelukan Zella tak kalah erat. Ia paham kenapa Zella menangis disini.

"Hiks....hiks..El..Elira kak" ucap Zella sesegukan.

Altair mengusap rambut Zella pelan." Aku tahu, kamu yang Ikhlas" ucap Altair.

Zella mendongak menatap Altair yang juga sedang menatapnya.
"Ma..maaf Zella kemarin kekanak kanakan dan ngga mau dengerin penjelasan kakak dulu," lirih Zella.

"Ssttt...udah ngga papa kok. Kaka tahu kamu cemburu kemarin. Tapi lain kali dengerin penjelasan kakak dan jangan asal menyimpulkan sendiri. Kamu harus percaya kamu itu yang pertama dan juga terakhir. Ngga ada yang bisa sekalipun gabtiin posisi kamu itu. Jika bukan kamu kakak ngga mau dengan siapa siapa"

Zella kembali memeluk Altair tak kalah erat." Zella janji ngga akan kaya gitu lagi"

Altair menggenggam tangan Zella dan membawanya untuk duduk di sofa yang kebetulan tersedia dikamarnya.

Altair bangkit menuju lemarinya dan memaikai kaos polos berwarna hitam. Selesai berganti pakaian Altair kembali mendekati Zella.

"Kamu ganti baju dulu sayang," ucap Altair lembut.

"Ta..tapi aku ngga bawa baju" ucap Zella.

Altair mengacak acak rambut Zella pelan.
"Nih kamu pake baju kakak sama celana olahraganya" ujar Altair sambil memberikan pakaian ganti untuk Zella.

Zella menerimanya dan tersenyum sumringah." Makasih"

Ceklek...

Altair membuka matanya saat mendengat pintu kamar mandi yang terbuka dan disana ada Zella yang menggunakan kaos berwarna merah miliknya yang kebesaran hingga menutupi pahanya.

"Besar banget kak kaosnya" kesal Zella mengerucutkan bibirnya.

Altair terkekeh." Cuma sampai besok sayang, kamu mau kan dengerin penjelasan aku?"

Zella mengangguk dan mengahmpiri Altaur duduk disebelahnya. Altair tersenyum dan menyandarkan kepala Zella ke dada bidangnya.

"Katanya mau cerita?!" Sungut Zella karna sedari tadi Altair malah terdiam.

"Dia Keyla, temen aku pas di Jerman. Dan bu Lila guru walikelas aku nyuruh aku untuk menemani Keyla. Tadinya aku nolak tapi berhubung juga Rafael ngga masuk jadi malah aku yang ditugasin" jelas Altair.

"Kamu ngga bohong kan?" Tanya Zella hati-hati.

"Enggak sayangku, jangankan untuk selingkuh, pergi dari kamu aja aku ngga mau. Belum ketemu sehari rindunya udah kaya luasnya samudra, langit, ruang angkasa dan lain lain. Intinya ngga bisa di gambarin dengan kata-kata. Kamu percaya kan sama aku yang?"

"Dih...gombal banget sih" seru Zella.

Altair tertawa dan merengkuh tubuh Zella kedalam pelukannya. Saling memberi kehangatan lewat pelukan mereka. Dan tak lama mata Zella benar benar terpejam.

**

Tbc

Hii gaes....maaf ya kalau part ini sedikit. Karena sumpah Author tuh lagi kesel banget buka WP tapi harus online bacanya. Kan ngeselin banget, niat di update biar ada mode draknya. Lah ini, malah jadi kacau...

Pliss ni wp kenapa lagi...
Apa kalian juga sama?








ALTAIR PSYCHO || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang