Dengan akhir cerita yang bahagia selamanya, kalian bisa membayangkan betapa frustrasinya aku sekarang.
“Argh.”
Aku semakin marah tiap kali memikirkannya.
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh penulis novel tersebut, dengan menempatkan tokoh pendukung untuk mati sia-sia begitu saja.
Si siswa sekolah menengah, orang yang menjadi penggemar dari buku tersebut, mengatakan itu hanya untuk menekankan bagimana Claude mencurahkan cintanya untuk Jannette.
Dan dia terus melanjutkan omongannya terntang isi novel itu yang bisa dibilang sebagai gambaran dari novel roman-fantasai seharusnya terjadi, atau saat dia bilang kalau ini semua menangkap mimpi para gadis dengan sempurna. Tentu saja, aku sama sekali tidak mendengarkan karena bagitu itu sama saja omong kosong.
Dan ini bukan berarti aku bersimpati pada sosok Athanasia, apalagi hanya karena dia disebut lebih baik dari Claude atau Jannette. Aku hanya berpikr, alangkah lebih baiknya apabila kita memprioritaskan diri sendiri dibanding orang lain. Tapi untuk itu lain ceritanya.
Kenapa?
Karena rasa-rasanya aku masuk kedalam novel itu dan menjadi Athanasia yang itu!
“Uwaaang…!!!”
Aku terisak dengan penuh air mata, aku kembali menangis.
Aku terus mencoba untuk meyakinkan diriku, bahwa ini tidaklah benar. Tapi selalu ada batasa untuk melarikan diri dari kenyataan, ada terlalu banyak kebetulan disini! Sekalipun ini semua hanya kebetulan, bagaimana bisa segalanya sama persis? Aku mencoba mengabaikan semua perasaan tidak enak ini, tapi ini benar-benar sulit.
“Tuan Putri!”
Lili membuka pintu dengan suara tangisku yang langsung menyambutnya.
“Ada apa? Mengapa Anda menangis, Tuan Putri?”
Aku menyembunyikan wajahku pada lengannya yang amat kukenal, dan tetap menangis. Aku sedang berada dalam pergolakan emosi yang luar biasa, seperti rollercoaster hari ini. Dan aku menjadi lebih sedih saat Lili menatap wajahku.
“Apakah Anda lapar?”
Lilian York.
Satu-satunya orang yang percaya bahwa Athanasia tidak bersalah sampai akhir [Loveable Princess]. Dan pada akhirnya, dia juga mati dibunuh bersama Athanasia.
Lilian adalah anak kedua dari keluarga yang berpengaruh di negeri itu, jadi seharusnya dia tidak perlu menjadi pelayan Athanasia.
Namun dia menjadikan dirinya sebagai sukarelawan di Istana Ruby dan menjadi pengasuh Athanasia. Alasannya adalah Ibu Athanasia yang sudah meninggal.
Diana adalah sosok yang sangat mempesona dan menawan, dengan rambut pirang serupa sinar rembulan dan mata merah yang misterius.
Dan juga, dia sangat berbakat dalam penampilannya di ruang tamu Istana dalam penampilan tunggal. Lilian, yang muak dengan kehidupan yang ada di Istana, sangat kagum dengan sosok Diana, seseorang yang bebas seperti seekor burung.
Tapi Diana berakhir sebagai rekan cinta satu malam Claude, dan kemudian terkurung di Istana Ruby.
“Waaaaaang….!!”
Astaga, Claude, kau benar-benar bajingan. Saat aku menangis semakin kencang, Lilian melihatku semakin bingung.
“Tuan Putri, ada apa?”
Aku tidak bisa berhenti menangis. Tidak peduli berapa kalipun aku berpikir tentang ini semua, ini pasti dunia dalam novel itu!
Lilian dan Diana memiliki ikatan persahabatan yang hanya dijelaskan beberapa kali dalam novel. Namun meski begitu, aku sangat tersentuh dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mendadak Menjadi Putri!
Narrativa generaleAku tertidur, dan ketika aku terbangun, dimana aku?! Aku ada ditempat asing, didalam dunia novel yang baru saja kubaca. Dan sialnya, dari semua karakter novel yang ada, aku menjadi putri terbuang, anak dari Raja keji dan tirani. Claude de Alger Obel...