Apa? Bukankah kau berkoar tentang gurumu sebelumnya? Kau menunggunya untuk mati? Kau benar-benar mengerikan.
“Tapi setelah kau ada disekitar sini, ada begitu banyak hal baik terjai pada kami.”
‘Hehehe…’ Dia tertawa, menghindari kontak mata denganku.
“Sejujurnya, Yang Mulia Raja serupa bayi yang baru lahir bagi kami semua dan seluruh orang di Menara. Kau tahu, kami bahkan sudah bekerja di Menara jauh sebelum Yang Mulia Raja terlahir, dan jika aku menikah, aku mungkin aka memiliki cucu yang saat ini seusia denganmu.”
Aku tercekat dengan apa yang ia katakan sebelumnya.
Cara dia menatap padaku benar-benar seperti seorang kakek yang melihat cucunya.Aku dengan cepat menyadari bahwa dia sudah tidak semuda itu seperti yang terlihat dari luar.
“Jadi aku bersyukur kau pulang dengan selamat ke Istana, dan kembali menghidupkan Istana yang tandus ini.”
Dia membungkuk, menunjukkan penghormatannya.
Menatap ia yang membungkuk padaku membuatku merasa benar-benar tidak nyaman.
Aku dengan gugup berkata setelah melihat rambutnya yang dikepang menjuntai ke tanah dalam diam.
“T-tidak. Jangan begini. Aku tidak seharusnya…”
“Tidak, Yang Mulia. Kau adalah harta karun yang sebenarnya bagi Yang Mulia Raja, dan bagi seluruh Obelia.”
“Uh…”
“Suatu kehormatan dapat menjadi harta karun yang berharga, bisakah Anda memberikan setetes darah?”
“Tolong pergi.”
Aku mengatakan padanya saat ia mencoba menipuku.
“Hehehe. Kau akhirnya membuatku pergi dari Menara dimana aku biasanya berada. Aku akan mengunjungi Anda lagi, Yang Mulia.”
“Tolong jangan! Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan lagi!”
“Hehehe. Jika seperti itu adanya, tolong berhati-hatilah. Hehehehe…”
Aku tidak dapat percaya Kepala Menara benar-benar aneh dan gila lebih gila dari Lucas yang gila!Boo-hoo! Aku ingin fantasiku kembali!
***
“Mereka semua orang-orang gila.”
Komentar Claude pada Kepala Menara benar-benar kasar.
Saat minum teh, dia secara menerus memperingatiku untuk tidak menerima orang-orang gila itu lagi dan melaporkan setiap “aktivitas” yang dilakukan oleh Kepala Menara Aku menatap ia mengoceh tentang Kepala Menara dan kemudian mengajukan pertanyaan padanya.
“Hmmm. Ayah dan Kepala Menara seharusnya adalah teman, benarkan?”
“Apa kau marah?”
Dia mengerutkan dahinya saat ia meragukan telinganya tapi aku sudah memegang kendali atas keadaan ini.
Aku tidak tahu karena aku tidak pernah mendengar Claude berbicara tentang Kepala Menara tapi dari apa yang ia katakan padaku di Istana Emerald tidak terdengar seperti tipuan… dan sepertinya Claude memerlakukan mereka secara fisik maupun verbal yang tidak bisa dijelaskan.
Mungkinkah… sesuatu mengalir mengingat mereka adalah bukan orang biasa?
Jadi itulah kenapa dia mendapat koneksi ke Kepala Menara… aku mulai penasaran.
Tapi Claude terdengar seperti menganggap komentarku sebagai suatu omong kosong.
Sesaat setelahnya, aku menjelaskan rencanaku untuk makan kue bersama dengan Claude.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mendadak Menjadi Putri!
General FictionAku tertidur, dan ketika aku terbangun, dimana aku?! Aku ada ditempat asing, didalam dunia novel yang baru saja kubaca. Dan sialnya, dari semua karakter novel yang ada, aku menjadi putri terbuang, anak dari Raja keji dan tirani. Claude de Alger Obel...