“Nona Magrita, apakah kau ingin pergi keluar?”
“Apa?”
Dia bertanya balik padaku, sepertinya dia terkejut. Dia tidak terlihat seperti orang yang tidak mengerti apa yang barusan kukatakan.
Aku menatap pupil matanya yang melebar.
Bibirnya sedikit bergerak saat ia mulai memahami apa yang aku sampaikan. Ini seperti sihir yang membuat wajahnya bersinar seakan ada ribuan bunga yang bermekaran bersamaan.
Tersenyum, aku meraih tanganku. Kemudian, Jannette menggenggamnya dengan senyum polosnya.
“… Tentu!”
Dia menjawabku tanpa sedikitpun keraguan. Seakan ia akan mengikutiku kemanapun aku akan pergi.
Jadi aku menjadi Peter Pan-nya, lalu menjentikkan jariku.
***
Hubbub, hubbub.
“Oh, yaampun! Tuan Putri, ini benar-benar diluar!”
Aku berteleportasi ke sebuah gang sempit yang sudah aku siapkan dan kuperiksa beberapa hari sebelumnya. Disekitar kami ada beberapa kotak-kotak yang dari baunya tercium agak busuk, tapi Jannette tetap menatapnya seakan itu menarik baginya.
Aku mencoba menghirup napas, sembari bersandar di dinding.
Aw…!!! Aku mencoba untuk mempertahankan beberapa anggota tubuh, terlebih aku berteleportasi bersama dengan orang lain!
Aku awalnya takut kalau-kalau aku meninggalkan satu kakinya atau sesuatu yang lain saat berteleportasi. Hiks. Aku pikir bola-bola yang sudah bertumbuh akan berkata ‘apapun’ dalam situasi ini. [Maaf aneh kalimatnya, bingung juga gimana nyocokinnya.]
“Cepat, Tuan Putri! Ayo keluar dari sini!”
“Uhh… tunggu.”
Dia meraih lenganku, menggenggamnya penuh rasa takjub. Aku tidak pernah melihat ia senang sebelumnya. Mungkin dia benar-benar menyukai suasana luar.
Aku memanggil sebuah jubah dengan sihirku sambil terus melihat wajah gembiranya.
“Ini, pakai ini.”
Pakaianya masih terlihat berkilauan namun ia menggunakan jubahnya diluar, aku pikir dia juga akan baik-baik saja. Selama di kediaman Alpheus, tidak ada seorangpun yang datang menemuinya kecuali pad saat makan saja, jadi aku pikir bukan masalah besar untuk mengajaknya keluar sebentar.
Aku pikir Roger ingin untuk meninggalkannya seorang diri, terutama sejak kematian Bibinya. Hmm… pertama-tama aku harus menggubah wajahku.
Ta-da! Selamat datang di Operasi Plastik Athy yang Cepat dan Mudah!
“Huh? Wajahmu…!”
Dia terkejut saat menyadari aku yang menaruh sihir pada wajahku.
“Jangan khawatir, ini hanya sementara. Aku hanya tidak ingin orang lain menyadari keberadaanku dari batu rekaman.”
“Rambutmu dan warna matamu juga berubah.”
Wajahku mungkin jadi lebih datar dari latihan yang kulakukan didepan cermin.
Aku dapat katakana aku menjadi satu dari gadis biasa yang uhuk – secantik Diana – uhuk.
Ini tidak merubah garis otot dan tulang yang asli, semuanya ini hanya mengubah sedikit fitur wajah dengan yang agak mirip atau menyerupai dengan pesona tak terlihat.
Aku pernah mendengar kau bisa mengubah wajahmu secara nyata dengan sihir tingkat tinggi kalau tida salah…
Tapi aku bergidik saat membayangkan tengkorakku bergemeretak sambil berputar dan berputar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mendadak Menjadi Putri!
General FictionAku tertidur, dan ketika aku terbangun, dimana aku?! Aku ada ditempat asing, didalam dunia novel yang baru saja kubaca. Dan sialnya, dari semua karakter novel yang ada, aku menjadi putri terbuang, anak dari Raja keji dan tirani. Claude de Alger Obel...