Dan mereka semakin berani lagi melakukannya karena memang tidak pernah ada wanita manapun yang masuk dalam Istana Ruby, atau bahkan simpanan Claude.
Awanya sulit untuk mengatakan ini, tapi lama kelamaan semuanya semakin jelas terlihat. Kalian pasti akan dengan mudah mengetahuinya, kecuali kalau kalian buta. Orang-orang ini mulai mencuri perhiasan dan hiasan di dinding.
Dasar, orang-orang ini. Aku yakin mereka merasa tidak terlihat sejak Claude tidak membunuh orang-orang disini akhir-akhir ini.
Aku jauh menyadari sebelum Lili bahwa barang-barang yang ada diruangan ini mulai menghilang.
Karena setiap hari aku selalu mengawasi ruangan disekitarku. Bahkan piringku perlahan berubah semakin kecil, dan mengecil.
Aku ingin sekali melaporkan mereka pada Raja, tapi ini tidak mungkin akan menjadi seperti, “Ayah! Mereka merendahkanku!” dan lalu kemudian dia akan menjawab, “Siapa yang berani merendahkan putriku tercinta yang berharga ini?”
Y-ya tentu saja, itu hanya akan terjadi dikepalaku. Dan tentunya aku tidak akan berani mempertaruhkan hidupku, karena hidupku sangatlah penting!
Aku tidak bisa melakukan apapun saat hanya bisa melihat emas-emasku tersayang menghilang. Satu-satunya yang bisa aku lakukan hanyalah meratap saat para kaka pelayan masuk kedalam kamarku, dan menyelipkan sesuatu seperti piring emas atau sejenisnya kedalam celemek yang mereka gunkan.
Tapi ketika Lili menyadari semua itu, dia langsung marah dan menemui kepala pelayan untuk menyelesaikan semuanya.
Aku tahu sedikit demi sedikit bahwa para pelayan tersebut, sangat sopan dan begitu menghormati ketika ada Lili disekitarku, mereka juga membawakan aku bola mainan emas. Tapi mungkin Lili adalah salah satu orang terkuat di Istana Ruby selain diriku.
Kemudian para pelayan yang melakukan kesalahan tersebut, diusir keluar dari Istana. Dan mungkin mereka sudah mengembalikan barang-barang yang mereka curi, tapi aku sama sekali tidak menemukan satu barangpun kembali padaku.
Aku sangat mencurigai kepala pelayan, namun aku sama sekali tidak dapat melakukan apapun kecuali menangis. Jadi, tidak banyak yang dapat aku lakukan. Salah satu hal yang paling mencolok yang dapat aku ceritakan adalah ketika dia bilang tidak memiliki cukup anggaran untuk memberikan aku mainan baru.
Secara garis besarnya, ada terlalu banyak barang yang hilang disini, bahkan tidak ada satupun orang yang menyadari, sekalipun aku juga mengambil cukup banyak barang.
Ah, begini. Biar kujelaskan sedikit, sejak tempat ini secara teknis menjadi Istanaku. Aku hanya mengambil beberapa untuk disimpan. Ya, aku hanya menyimpan permata dan emas-emasku yang berharga!
Tapi tentu saja, ada batasan disini untuk melakukannya. Karena Lili sangat cermat dalam memperhatikan lingkungan sekitar akhir-akhir ini. Yah, bisa kubilang juga kalau Istana sedikit lebih kosong dari sebelumnya.
Apakah aku bisa mengumpulkan lebih banyak lagi? Bagaimana kalau Lili menyadari bahwa insiden 3 tahun yang lalu kembali terulang dia akan menelusuri seisi Istana. Mungkin aku harus berhenti untuk sesaat.
“Tuan Putri, Anda mau kemana?”
“Ehehe… Aku mau ketemu Lili!”
“Oh begitu. Tapi sebelumnya, mulutnya dibersihkan dulu yaaa… Enak ya coklatnya?”
Lalu, saat pelayan yang sedang lewat selesai membersihkan mulutku dengan sapu tangannya. Di sapu tangan tersebut aku bisa melihat banyak remah-remah coklat. Sepertinya aku makan terlalu terburu-buru sebelum Lili melihatku.
Pelayan tersebut terkekeh, tapi aku merasa sangat malu. Aku tidak bisa mempercayai aku melakukan hal ini pada usia mentalku sekarang.
“Ini lahacia Athy mam cotlat!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mendadak Menjadi Putri!
General FictionAku tertidur, dan ketika aku terbangun, dimana aku?! Aku ada ditempat asing, didalam dunia novel yang baru saja kubaca. Dan sialnya, dari semua karakter novel yang ada, aku menjadi putri terbuang, anak dari Raja keji dan tirani. Claude de Alger Obel...