SPOILER CHAPTER 164

274 21 4
                                    


CHAPTER 164 (KALAU GAK SALAH INGAT)

Aku menyadari kini, Ezekiel tidak pernah memiliki perasaan yang sama denganku. Dia lebih menyukai Tuan Putri. Dan selama ini perasaan kami tidak pernah terhubung.


Memang Tuan Putri begitu berkilauan, sangat wajar jika Ezekiel tertarik padanya. Bahkan Ayahpun juga menyayanginya.


Kini, tidak ada seorangpun yang berada dipihakku. Tuan Putri dan Ezekiel tengah berdansa diruangan pesta. Paman juga sudah memesanku agar tidak menemui Yang Mulia sembarangan. Tapi aku sama sekali tidak ingin menemuinya.


Aku keluar dari balkon, dan berjalan diatas padang rumput yang terhampar luas. Aku baru tahu ada tempat seperti ini didalam Istana.


Apa Tuan Putri sering bermain disini?


Aku terus menyusuri jalan dan tanpa kusadari, dihadapanku, aku bisa melihat sosok tinggi yang kurindukan.


"Ayah..." panggilku lemah, kamudian sosok itu berbalik menatapku.


Dengan keberanian yang entah darimana, aku melepaskan cincin yang kukenakan. Perlahan, sihir yang menutupi mataku terlepas. Sorot mata Ayah nampak terkejut, tapi itu hanya samar. Mungkinkah beliau sudah memperkirakan keberadaanku?


***


Aku berlari keluar kearah balkon, namun aku sama sekali tidak bisa menemukan Jeannette disana. Lucas ikut bersama denganku, dan kami berdua meninggalkan Ezekiel yang tertinggal diruangan pesta.


Ini juga kali kedua Ayah meninggalkanku saat pesta masih berlangsung.


Saat tengah kebingungan, aku bisa melihat dari kejauhan Jeannette bersama dengan Ayah. Dari tangan Ayah aku bisa melihat cahaya sihir perlahan mulai keluar.


"Tidak... Ayah!"


Aku berlari mencoba menghentikan Ayah. Tapi apa yang akan ia lakukan?


Kenapa dia menyerang Jeannette?


***


"Ayah..."


Aku membisikann panggilan yang selalu ingin kukatakan.


"Bukankah pernah kuperingatkan untuk tidak pernah menemuiku lagi? Lancang sekali!"


Tunggu, kenapa Ayah seperti itu. Mengapa semua orang seperti ini? Tuan Putri, Ezekiel, apa Ayah juga akan meninggalkanku?


"Yang Mulia, matanya... bukankah itu mata keturunan langsung kerajaan."


Itu Tuan Robain.


"Matanya... berwarna biru permata?"


Aku Mendadak Menjadi Putri!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang