Bab 6. Her Dream

5.8K 744 43
                                    

UPDATE!

Ayo semua merapat sekarang juga! Siapa yang udah nunggu chapter hari ini?mana suaranya?

Harusnya ini buat update hari kamis ya wkwk tapi kamis malem takbiran dan kalian tahulah...

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😄😄

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Rosemary menghela keras dan menatap mobil taksi yang baru saja membawanya dari rumah Cain menuju gedung aoartemen yang akan menjadi rumah barunya selama di kota ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rosemary menghela keras dan menatap mobil taksi yang baru saja membawanya dari rumah Cain menuju gedung aoartemen yang akan menjadi rumah barunya selama di kota ini. Rosemary mengusap area jantungnya yang berdegup cepat dan kepalanya masih terus membayangkan ucapan Cain. Rosemary tidak mengerti kenapa pria seperti Cain menginginkan dirinya menjadi kekasih? Bahkan mereka baru bertemu kurang dari dua puluh empat jam.

Rosemary menggelengkan kepala lalu dengan langkah yang diseret, berjalan memasuki gedung apartemen. Suasana gedung yang sepi membuat Rosemary merasakan seperti sedang diawasi. Bagaimanapun juga waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Mana ada orang normal yang berkeliaran pada tengah malam? Orang yang berada di kelab malam sekalipun, berada di dalam ruangan dan tempat ramai, bukan tempat sesepi ini.

Rosemary berjalan ke arah lift dan menaikinya. Ia sudah tidak sabar ingin berada di dalam apartemennya dan tidur, dan beruntung tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di lantai yang Ia tuju. Rosemary keluar dari lift dan berjalan menyusuri lorong. Dan setelah sampai di apartemen, Ia langsung mengganti pakaian yang lebih nyaman dan membersihkan diri, yang Ia butuhkan saat ini hanyalah tidur yang nyenyak.

Rosemary menatap pantulan dirinya di cermin. Sekali lagi Ia bertanya apa alasan dibalik Cain menginginkan dirinya menjadi kekasih pria itu? Apa Cain sedang mabuk? Tapi rasanya itu tidak mungkin karena Rosemary melihat tatapan pria itu yang begitu fokus dan setiap kalimat yang keluar dari bibir oria itu, sama sekali tidak melantur. Rosemary menggelengkan kepalanya bingung dan memutuskan untuk menepis aemua pikiran yang berkecamuk di dalam benaknya.

Buat apa Ia memikirkan pria itu? Bukankah setelah ini mereka tidak akan bertemu lagi? Ia tidak akan bekerja dengan pria itu dan Cain juga seharusnya mengerti kalau Ia tidak tertarik bahkan ingin memiliki suatu hubungan dengan Cain. Hell, Ia saja tidak tahu warna kesukaan dan tanggal lahir pria itu. Rosemary menggeram dan berjalan keluar dari kamar mandi, tidak lupa mematikan lampunya. Ia langsung berlari kw arah ranjang dan mengerang nikmat ketika merasakan empuknya kasur yang akan menjadi tempat tidurnya.

Rosemary tersenyum lebar. Ia sungguh beruntung bertemu dengan Sophie. Wanita itu sungguh seperti malaikat penyelamat baginya. Jika tidak ada Sophie, maka Rosemary akan disibukkan dengan urusan admimistrasi kependudukan dan belum lagi masih harus sibuk mencari tempat tinggal yang sesuai dengan uang yang dibawanya, itupun jika tersedia di kota ini.

The Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang