Bab 14. Last Step

4.7K 548 88
                                    

UPDATE!!

Phew akhirnya ku bisa update kembali 😆😆

Okedeh gausah menunggu lama, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁

Stay safe, stay healthy guys, jangan lupa pake masker keluar rumah ya 😷😷

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Follow my instagram account :

@dyah_utaami25

"Maukah kau menjadi kekasihku?" Rosemary hanya bisa membelalakkan mata lebar ketika Cain menanyakannya pertanyaan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maukah kau menjadi kekasihku?" Rosemary hanya bisa membelalakkan mata lebar ketika Cain menanyakannya pertanyaan tersebut. Ia tidak tahu harus menjawab apa mengenai pertanyaan Cain. Sejujurnya ada secuil rasa keraguan di lubuk hati terdalam rosemary. Seharusnya Ia langsung menjawab pertanyaan pria itu tanpa berpikir dua kali dan dipenuhi oleh rasa bahagia, tapi tidak bisa Ia pungkiri bahwa secercah perasaan curiga hadir di tengah perasaan Rosemary, itulah yang membuatnya ragu dan membuat mulutnya tertutup dengan rapat. Rosemary menatap wajah Cain, mencari sesuatu yang dapat Ia jadikan alasan untuk menolak, namun saat melihat ketulusan disana, Rosemary semakin merasa bimbang. Bimbang? Ada apa dengannya? Kenapa Ia merasakan semua perasaan yang membingungkan ini? Ia mencintai Cain bukan? Ini bukan pertanyaan yang rumit, jadi kenapa dengan semua perasaan ini? "My Rose?" Tanya Cain sekali lagi dengan tatapan yang berubah kecewa.

Rosemary menarik nafas melihat hal tersebut, dan sontak Ia berdiri. Rosemary berjalan menghampiri kursi Cain dan memeluk pria itu dengan erat, kemudian Ia berbisik di telinga Cain, "iya, aku mau. Aku mau menjadi kekasihmu dengan sepenuh hatiku."

Perlahan senyum merekah di wajah Cain. "Sungguh?"

Rosemary mengangguk cepat. Ia menjauhkan kepalanya dari Cain kembali berkata, "aku mencintaimu, ingat? Aku sudah memberikan seluruh hati dan waktuku untukmu, jadi apa salahnya? Lagipula aku memegang kata-kataku dengan memberikanmu kesempatan."

Cain menyeringai lebar dan menarik Rosemary duduk ke atas pangkuannya, lalu dua tangannya menangkup wajah Rosemary dan mencium bibir merah menggoda itu dengan intens. Rosemary melenguh nikmat dan membalas ciuman Cain tak kalah intensnya. Mereka saling bertarung untuk menjadi yang dominan, tapi tentu saja pada akhirnya Cain yang menang. Rosemary melingkarkan kedua tangannya di leher Cain, dan setelah beberapa saat bergelut dalam ciuman yang memabukkan, Rosemary menarik bibirnya menjauh. Ia memerlukan udara untuk bernapas dan ketika bibirnya terlepas dari Cain, Ia memperhatikan wajah Cain yang terlihat biasa saja, berbeda dengan dirinya yang nepasnya terengah-engah dengan degup jantung yang tidak karuan. "I want you," bisik Cain dengan suara yang begitu menggoda. Rosemary tersenyum dan mengecup bibir Cain untuk yang terakhir kalinya sebelum bangkit berdiri. "Kau mau kemana?"

Rosemary terkekeh pelan dan mendudukkan dirinya di kursi. "Kembali ke kursiku, ada makan malam yang harus kita selesaikan. Benar bukan?"

Cain menatap Rosemary dengan tatapan lapar. "Aku lapar, tapi bukan makanan yang aku inginkan,"jawab Cain dengan nada penuh makna. Seketika pipi Rosemary merona merah, dan Ia menutupinya dengan meminum segelas white wine klasik yang khusus dipesan oleh Cain untuk acara malam ini. Rosemary menatap botol yang terletak di atas meja. Dilihat dari label dan tahun pembuatannya, Rosemary bisa menebak bahwa wine yang disajikan di atas meja ini adalah wine mahal yang harganya melebihi gaji Rosemary sebagai pelayan selama setahun.

The Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang