16. Dikejar tanpa mandang fisik

397 26 0
                                    

    Tabikpun!

Happy reading guys!

***

Imam POV.


Semenjak kedatangan santri baru, yang ku lihat pertama dia  masuk pesantren  dengan memakai pakaian terbuka. Tidak seperti santri baru lainnya yang memakai pakaian sudah tertutup. Aku merasa sedikit keanehan yang terjadi pada irama jantungku saat itu.

Aku asli anak desa, dan pasti tak lepas dari yang namanya mitos. Salah satu mitos yang aku pikirkan, walaupun sendirinya aku gak percaya adalah ketika kita bertemu dengan seorang lawan jenis yang tidak kita kenal lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 24 jam. Mitosnya nanti akan berjodoh, tapi Wallahu alam bisawam.

Hasna atau biasa di panggil Chucky, seorang gadis yang aku temui tiga kali dalam kurun waktu 24 jam. Apakah benar aku akan berjodoh dengannya, aku tak tahu rahasia ilahi.

Menikah, satu kata yang selalu keluargaku tanyakan padaku. Aku tau menikah itu ibadah wajib bagi umat muslim, tapi sampai saat ini aku belum menemukan seorang ukhti yang pas seperti kriteriaku.

Kriteriaku tak sulit, aku ingin memiliki seorang istri yang penurut dan sayang keluarga. Tidak harus memiliki ilmu yang tinggi di pesantren, karena aku ingin sekalian membimbingnya menuju Jannah Allah. Sangat mudah bukan, tapi tetap saja belum ingin menyuarakan ta'aruf dulu.

Ada seorang gadis yang selalu ada di benakku entah sejak kapan. Dia seperti memiliki pesonanya sendiri, padahal aku selalu menunduk untuk menjaga pandangan. Chucky, gadis yang aneh dengan mulut pedasnya ketika berbicara. Tapi kenapa berbeda denganku ketika berbicara, suaranya jadi lembut dan manja.

Aku senang jika mendengar ada santri baru, entah laki-laki atau perempuan. Berarti makin banyak orang yang ingin menjadi hamba Allah yang taat dan berilmu.

Di asrama, seperti biasa aku dan santri lainnya berkegiatan seperti membereskan tempat tidur dan lainnya. Dan kebetulan hari ini adalah hari Ahad, yang biasanya kami para santri putra kerja bakti membersihkan pesantren.

"Gus?" Panggil putra, santri yang seangkatan denganku.

"Ya?"

"Kita jadi kepasar?"

"Beli apa? Bukannya biasanya barang di antar langsung kesini?"

"Bukan beli sih, tapi ambil paket yang ada di JNE. Adanya kan di pasar tu."

Aku mengangguk paham, kami pun bergegas pergi ke pasar. Di tengah jalan aku memergoki Hasna atau Chucky yang sedang adu debat dengan Cahya. Namun sebelum aku datang menghampiri, mereka kembali akur. Walau dari jauh perdebatan mereka ku lihat berlanjut melalui tatapan mata yang sama-sama tak mau kalah.

Aku menggeleng tak percaya akan hal itu, sungguh lucu dan aneh. Chucky berjalan mundur dengan dua jari menantang Cahya. Sedangkan Cahya sendiri mengepalkan tangannya dan seperti memberi peringatan kepada Chucky.

Gadis yang aneh!

Tiba-tiba dari kejauhan ku lihat jelas ada mobil sedan yang menuju arah berlawanan dengan jalan mundur Chucky. Aku membelalakkan mata kaget, dan posisi mobil itu kian mendekat ke arah Chucky.

Baru aku membuka mulutku untuk berteriak menyeru namanya, refleks aku mengatupkan mulutku. Aku bernafas lega dengan kesigapan sopir yang langsung berhenti tepat kurang lebih sepuluh centimeter jaraknya dengan Chucky.

Untung saja!

Tak terasa bibirku tertarik ke atas, melihat kejadian itu. Dan kejadian selanjutnya yang membuatku semakin heran adalah, Chucky yang menyadari bahwa ada kendaraan yang hampir akan menabraknya malah berjalan cuek menghampiri mobil tersebut.

Chucky Hijrah (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang