17. Pertemuan tak sengaja

400 25 0
                                    

Tabikpun!

Assalamualaikum...
Happy reading guys...

Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.

***

Dicky POV.

"Astaga! Ada apa pak, kok berhenti mendadak?" Kagetku di dalam mobil.

Pak sopir menoleh ke arahku, "Ada orang yang gak liat jalan den. Hampir aja ketabrak."

Di jok belakang aku mengangguk mengiyakan, "ooh."

Hasna bercermin di depan kaca jendela mobil entah milik siapa, dan membenarkan kerudungnya. Sedangkan di dalam mobil aku berkata kepada sopirku. "Yaudah pak, lanjut."

Tapi entah kenapa aku merasa tak asing dengan gadis berkerudung hitam tersebut. Dari gayanya berjalan dan berpenampilan, sangatlah familiar. "Eh? Pak, nanti jalannya!" Pintaku.

"Chucky?" Kagetku melihat siapa yang sedang bercermin di kaca mobilku.


"Non Chucky pacarnya den Dicky?" Tebak pak sopir, namun tak ku hiraukan.

Mataku masih menatap gadis muslimah yang terlihat anggun dengan pakaiannya itu membuatku terpesona. Tapi, apa benar itu Chucky? Atau malah, itu sebenarnya adalah orang yang mirip dengan wajah Chucky?

Aku segera menurunkan kaca jendela mobilku, namun setelah ke buka, bukannya dia melihatku malah wajahnya acuh kesamping. Setelah itu dirinya lari ke depan, meninggalkan aku yang penuh tanda tanya besar di otakku.

Sesampainya di pesantren, siapa yang gak tau apa itu pesantren. Aku tau, karena dulu aku juga anak pesantren waktu SD di Lampung tengah. Jadi aku sedikit tau tentang pesantren, dan sisanya aku agak lupa.

Saat aku turun dari mobil, dan sudah kuduga kalau para santriwati banyak yang histeris menyeru kekaguman padaku. Hal ini sudah biasa bagiku, entah di sekolah, luar sekolah maupun pesantren, ternyata tetap saja ada fans.

Tak terpungkiri bahwa wajah tampan dan postur tubuh ideal versi cowok Korea ini jadi idaman para kaum hawa. Dan aku tau itu, tapi sayangnya aku tak sesempurna itu walaupun aku punya keluarga yang berada.

Satu hal yang membuatku sendiri merasa tidak sempurna adalah mendapatkan cinta dari orang yang aku cintai sejak entah kapan datangnya aku sendiri pun tak tau. Yang jelas, aku mau dia dan akan tetap begitu.

Bahkan aku berjanji bahwa tidak akan pernah menikah kecuali sama dia, dan akan selalu ku ingat janjiku itu. Walaupun aku tak tau kedepannya nanti seperti apa, bodo amat.

Apakah aku obsesi padanya? Jelas salah. Jawaban yang tepat adalah, aku sangat sangat mencintainya melebihi diriku sendiri. Walaupun kata sahabat dia yang secara blak-blakan bicara padaku, kalau caraku selama ini salah.

Justru ini membuatnya ilfeel dan tak suka padaku. Tapi mustahil jika dia tak memiliki rasa sedikitpun padaku, karena lima tahun itu waktu yang tidak singkat. Banyak suka duka yang kita semua lewatkan bersama, setidaknya aku berfikir bahwa dia memiliki rasa sayang kepadaku.

Aku di kenal juga di cap fuckboy juga karena aku ingin mencoba pelarian dari dirinya. Tapi itu tidak berhasil sama sekali, pikiran, hati dan mulutku berkata lain. Pikiran dan hatiku berisi tentangnya, sedangkan mulutku keluar kata-kata manis buaya.

Saat aku keluar dari mobilku, aku mendengar suara yang berkata. Calon imamkuuuu! Aku geli mendengarnya, apa benar dia mau jadi calon imamku? Ah, yang benar saja aku jadi imam. Doa qunut saja aku gak hapal, bahkan lupa awalannya dan di pakai waktu sholat apa.

Chucky Hijrah (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang