6. Nongkrong anti-mainstream

489 31 0
                                    

Amel nyengir kuda, kemudian berubah ekspresi ketika menyadari sesuatu yang menurutnya janggal.

Dengan menampilkan jari telunjuknya seraya melirik, "Bentar-bentar, supermarket sama swalayan apa bedanya Chucky?" Hasna menggedikkan bahunya acuh.

"Huh! Yaudah, usulan terakhir sekaligus tempat terakhir. Ke perpustakaan aja dah! Gimana?" Lanjutnya, Hasna tertawa terbahak bahak membuat Amel seketika merinding.

Hasna yang menyadari perubahan ekspresi wajah Amel, langsung menghentikan tawanya dan menatap kembali Amel dengan tajam.

"Woi kamvret! Mimik lo bisa tolong di kondisikan kagak?" Sulut Hasna. "Lagian lu nya sendiri aneh bin impossible tau gak!"

"Gaaakk ..." Amel menggeleng polos.

Dilipat tangan di depan dada. "Ck, sejak kapan kita ke perpus hah? Mau malakin anak orang disana? Iya? Apa mau ngerusuh sama ngacak-ngacak perpus? Lagian lo tenang aja bre, gue mah gak perlu ke perpus juga udah jenius dari sononya kali!" Angkuh Hasna tersenyum remeh.

"Terus kemana Chucky SAYANG!" Putus asanya menekan kata sayang gemas.

Hasna berfikir untuk mencari tempat yang menurutnya nyaman. "Ulala! Broooo..... Gue udah nemuin tempatnya, di jamin ok, good dan paling-paling nyaman dah!" Ujar Hasna menyeringai, sedangkan Amel menatapnya seperti menerawang.

Kalimat realita tak seindah ekspektasi kini benar-benar Amel rasakan, Amel menggerutu seraya mengibas-kibaskan tangannya gerah. "Emang gak ada tempat laen apa yak?" Ujarnya riweh.

"Heh, disini itu tempat paling nyaman dan enak. Bisa dapet sinyal full, udara seger pula. Jadi, lo jangan berlebihan deh! Gue gak merasa gerah sama sekali tuh, kok lu bisa gerah? Heran gue!" Ujar Hasna menyandarkan punggungnya santai.

Amel memutar bola matanya malas, melirik Hasna sebal. "ASTAGANAGASUSUBERUANG! Chucky... Yang bener aja, ya kali kita berdua nangkring di pohon beringin kek gini?" Benar, mereka berdua saat ini berada di atas pohon beringin dalam keadaan nangkring. "Kita bukan monyet breee....."

"Yang bilang kita monyet siapa?"

Amel menggeleng. "Gak ada tapi ..."

"Ya... Kalo lo mau, lo aja gue nggak!" Santai Hasna.

"Ck, lo mah gitu. Tuker tempat aja gimana? Hayuk lah! Gue kering nangkring di sini tau gak sih!" Rengek Amel kek bocah.

Memainkan asik handphonenya. "Nggak tuh! Gue gak tau." Acuhnya.

"Isshhhh....." Cebik Amel sebal.

"Geserlah brooooo....."

"Eh bentar, lo liat ini geh!" Ujar Amel menyodorkan ponselnya.

"Apa?" Dilihatnya gambar cowok bertopi, modis, bermata sipit dan lebih tepatnya adalah ullzang Korea. "Ooooh, poto cogan. Lalu?" Tanyanya malas.

"Gans bro--"

"Namanya juga ullzang, kalo muzzang beda lagi." Potong Hasna.

"Ck, lo mah ah. Gemes tau liatnya." Histeris Amel. Sedangkan Hasna hanya berdehem biar Amel bisa diem.

Tukkk

"Aww!" Ringis Amel memegang kepalanya sendiri yang tertimpuk batu entah darimana.

Hasna mendelik kaget. "Mel, eh. Lo gak papa?" Tanya Hasna khawatir.

"WOI! Ngapain lo berdua nangkring kek monyet disana?" Teriak Dicky tiba-tiba.

"Ck. Gak salah dia di panggil Parasit!" Jengah Hasna.

Sedangkan Amel mendelik tajam kebawah. "Woi! KAMVRET! Lo tadi yang nimpuk gue ya?" Selidik Amel ke Dicky.

Dicky cengengesan gak jelas. "Bukan gue mel!"

Chucky Hijrah (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang