18. Bunga tulip merah?

368 26 0
                                    

Tabikpun!

Assalamualaikum...
Happy reading guys...

Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.


***

Berjalan santai, tiba-tiba Hasna merasakan pelukan hangat seseorang dari belakang. "Aku benci di peluk!" Kesalnya.

Pelukan hangat pun di lepas walau masih ingin memeluk lama. "Gue kangen banget sama lo! Gue, Marchel, dan yang lainnya, khususnya geng lo, semua kangen lo Chucky. Kenapa lo ngilang gak ada kabar?"

Semua orang yang melihat hal itu kaget sekaligus tercengang dengan keberanian cowok itu yang tak lain tak bukan adalah Dicky. Amel lebih kaget lagi melihat ada orang yang berstatus pacarnya itu juga ada disini.

Hasna menatap heran Dicky tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Gue rindu lo Chucky!" Ucap Dicky yang kembali memeluk tubuh Hasna rindu.

"Kalian saling kenal?" Ucap Imam bersuara dari keterdiaman nya dari tadi.

Kaget dengan pertanyaan yang di lontarkan gebetannya, Hasna langsung mendorong tubuh Dicky. "Kita ..." Bingung Hasna menggantung ucapannya.

"Sahabat, kita cuma sahabat." Tambah Dicky cepat merangkul pundak Hasna seraya tersenyum.

Sedangkan Hasna terdiam mendengarnya, melirik ke Dicky dengan tatapan kaget. Di lain sisi, mendengar jawaban Dicky membuat Marchel dan Amel saling pandang.

"Pura-pura tidak tahu!" Ucap Marchel tanpa mengeluarkan suara.

Amel mengangguk paham, "Oke."

"Maaf, walaupun kalian sahabat. Tapi kalian bukan muhrim, jadi gak enak kalau pelukan di depan umum. Apalagi kalau Abah tau, mungkin kalian akan di nikahkan." Jelas Imam.

Mantap!

"Sorry bro, gue tadi refleks karena kangen ma dia." Santai Dicky tak berdosa.

"Di- dinikahkan?" Gugup Hasna, entah kenapa ia selalu terlihat bodoh di depan Imam.

Imam tersenyum mendengar pertanyaan Hasna. "Seandainya Abah tau, mungkin itu akan terjadi."

Hasna menghela nafas lega, "Oh."

Di bawah sinar rembulan, Hasna dan Dicky duduk berdua di tempat sepi. Tak seperti biasanya, mereka saling diam dalam tunduknya. Mereka berdua terlihat sama-sama gugup ingin memulai obrolan.

"Jadi/Jadi." Kompak mereka, lalu  saling lirik menahan tawa.

"Lo dulu!" Ucap Dicky cepat.

"Oke." Balas Hasna.

Dan kini mereka kembali terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. "Jujur, selama ini gue gak mau kenal yang namanya cinta. Tapi kalimat itu gue tarik, karena ..."

"Karena?"

Hasna memilin kerudungnya seraya menunduk, sungguh Dicky melihat itu tersenyum tipis. Hasna terlihat pemalu malam ini, dirinya berubah lama tak bertemu.

"Lo tau gak sih Dik?" Tanya Hasna berbinar.

"A-apa hem?" Dicky berusaha tenang dan dewasa menanggapi.

"Gue baru sadar kalau gue bisa jatuh cinta, huh. Mungkin, mungkin ini terlihat konyol. Tapi emang itu kenyataannya, dan bodohnya gue baru sadar hal itu."

Chucky Hijrah (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang