Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa usia kandungan Hasna sudah memasuki usia sembilan bulan. Di usia kandungan Hasna yang mendekati kelahiran anak pertamanya, Dicky dan keluarga sangat was-was dan kian ketat menjaga Hasna.
Di dalam kamarnya, Hasna tidur di kasur sedangkan Dicky duduk bersandar di sebelahnya. Dicky mengusap surai Hasna sayang, seakan menidurkan Hasna yang sudah tertidur. "Sayang dan cintaku padamu bagai Mad Wajib Muttashil, harus senantiasa panjang..." Gumam Dicky.
"Cintaku padamu seperti Mad Lazim." Ucap Hasna masih memejamkan matanya, kemudian membuka matanya melirik Dicky. "Paling panjang di antara yang lainnya..."
Dicky kaget, ia pikir Hasna sudah tidur tadi. "Chucky sayang ya khumaira ku... Ku kira kamu tadi udah tidur sayang."
Hasna menggeleng tidak, "Kau dan Aku sepeti Idgham Mutaqooribain, perjumpaan dua huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya..." Tangan Hasna terulur untuk memegang wajah Dicky.
"Iya, semua orang tau itu." Kekeh Dicky. "Padahal, aku pikir ini pernikahan sulit karena kamu pasti selalu mengingat Imam. Tapi semakin kesini, aku tak lagi meragukanmu..."
"Sebelumnya aku pun begitu..." Senyum Hasna menatap langit kamar.
"Dan setelah kita menikah... Kita awali cerita cinta kita ini seperti Mad Mukhaffaf ataupun Mutsaqqal Harfi, yaitu permulaan surat yang hurufnya dibaca jelas dan dipanjangkan." Dicky mencium punggung tangan Hasna.
Tangan Hasna yang bebas memegang tangan Dicky. "Aku pun berharap cinta kita seperti Waqaf Lazim, terhenti sempurna diakhir hayat... aamiin..."
"Sayangku padamu seperti mad thobi'I dalam Al-Quran.. Buanyaaakkk beneerrrrr... Jadi jangan pernah dirimu meragukannya." Senyum Dicky.
"Tentu." Jawab Hasna.
Kini tangan Dicky tergerak mengusap perut buncitnya sang istri. "Tersebab mendo'akanmu, anak kita dan keluarga kecil kita, kini do'aku seperti Mad Far'i, lebih panjang bacaannya dari yang biasa."
"Kita kini sering mengaji bersama, itu karena aku ingin anak kita jadi Hafidz atau Hafidzah kelak. Tapi aku tak akan memaksanya, kita akan membimbing dia sampai dia memilih jalan hidupnya sendiri." Hasna.
"Sebentar lagi kita akan jadi orang tua." Tak sabar Dicky mencium perut buncit Hasna.
"Aku tak sabar lagi." Hasna mulai membayangkan.
"Semoga persalinan mu normal ya aamiin." Doa Dicky.
"Iya aamiin..." Senyum Hasna melebar.
Tapi, keanehan terjadi, keringat Hasna kian banyak membanjiri badannya dan Dicky sadar hal itu. Dicky kaget juga khawatir dengan keadaan Hasna sekarang, badannya seperti panas dingin.
"Sayang, apa kamu gak papa?" Khawatir Dicky sangat kentara.
"Entah kenapa badanku terasa aneh akhir-akhir ini, aku juga sering sakit pinggang serta pengen BAB tapi gak keluar." Curhat Hasna.
"Apa... Karena itu kamu gak bisa tidur?" Dicky bertanya dan di balas anggukan kepala Hasna. "Aku akan memanggil mama, aku juga akan membawamu ke rumah sakit. Takutnya terjadi sesuatu hal yang kita gak tau." Lanjut Dicky.
Di rumah sakit, para dokter dan perawat pada sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hasna langsung masuk ke ruang persalinan, sedangkan Dicky berada di luar bersama keluarganya menunggu khawatir. Tak lama Marchel datang dengan raut wajah yang sama, menghampiri Dicky dan keluarga.
Tiba-tiba dokter keluar, berbicara serius ke suster. "Segera siapkan ruang operasi, cepat!" Perintah sang dokter.
Dan ini benar-benar membuat keluarga yang menunggu khawatir, siapa yang akan di operasi? Hasna atau Amel?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chucky Hijrah (End) ✔️
FanfictionHasna si gadis brutal di masukkan paksa ke pesantren yang jelas dia tak mengenal apa itu pesantren. Kuy baca kisahnya ❤ Rate: #3 jihad 2023 Dibuat tanggal .... 28 Mei 2020 Penggalan cerita ⏬ "APA! Hasna gak akan pernah setuju usulan papa ok. Nggak...