Setelah kejadian kemarin, bertemunya Hasna dan Imam, kegalauan dan ketakutan kembali menyerang Hasna. Apa yang dimaksud ucapan Imam kemarin, ia tak tau jelas karena ia lupa Imam berbicara apa. Ia kemarin benar-benar tak fokus, pikirannya langsung kacau dan hatinya ikut nyeri.
Saat ia mengemudikan mobilnya untuk parkir di rumah sakit, kemudian ia keluar. Tiba-tiba matanya tak sengaja menangkap sosok pria yang ditemuinya kemarin sedang menggendong anak usia dua tahun bersama seorang wanita yang sedang hamil. Hasna meneguk salivanya, kemudian berlari kecil untuk bersembunyi dibalik mobilnya.
Sedang apa mereka disini?
Hasna menepuk jidatnya karena kebodohannya, matanya melirik fokus ke tiga insan tersebut lalu ke perut buncit yang di pegang oleh wanita bercadar tersebut. "Gue kemaren mimpi apa kek mana sih." Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Disana ada Imam, anak kecil dan yang Hasna tebak adalah Aisyah sedang berjalan ke area parkir, dan itu berarti tempat ia bersembunyi saat ini. Hasna benar-benar bingung, kemarin ia mimpi atau bagaimana, jika mimpi kenapa seperti nyata. Ah sudahlah, Hasna tak mau pusing memikirkan hal itu, ia harus terlihat kuat di depan mereka. Hasna terus menyakinkan dirinya sendiri untuk menemui mereka berdua, sekedar basa-basi agar terlihat kuat.
Langkah Hasna terhenti ketika berpapasan dengan tiga manusia yang membuat hatinya begitu sakit dibuatnya, dengan keberaniannya ia menampilkan senyum senatural mungkin. "Assalamualaikum? Kalian apa kabar?"
"Wa'alaikum salam." Kompak mereka.
Jawab salam aja kompak.
"Alhamdulillah kami baik, ya kak?" Ramah Aisyah.
Imam tersenyum manis, membuat Hasna yang melihatnya merutuki ke sok keberaniannya ini. "Iya." Singkat Imam.
Menatap pemandangan di depannya dengan mata sendu. Udah mau punya anak dua, rajin sekali dua orang ini. Omongan cowok emang gak bisa di pegang, sakit hati dedek bang sampe sekarang, nusuk-nusuk gitu waaaa.
"Wih senengnya, anaknya udah mau dua ya? Ini yang gede si cantik siapa namanya?" Tuhan, Hasna rasanya ingin kabur dan berteriak sekencang-kencangnya.
Aisyah memegang tangan mungil balita tersebut. "Siapa sayang nama kaka?"
"Ima." Ucap gadis kecil itu.
"Salma Nur Rasyid, panggilannya Ima." Jelas Aisyah.
Kali ini Hasna benar-benar ingin menghilang saat ini juga. Kenapa setelah sekian lama tak jumpa, mereka bertemu kembali saat Hasna sudah mau move on. Hasna berfikir...
Pasti Salma itu juga kepanjangan dari Aisyah terus l itu artinya love dan ma itu Imam. Salma oh Salma, bapak mu dulu pernah bilang love you ke tante dengan begitu so sweetnya. Haduh, gini amat sih liat orang tercinta bawa anak dari wanita lain. Dedek Salma yang cantik nan Sholehah, cepet rewel minta pulang ya nak, tante pengen nangis nih sekarang! Kesal Hasna dalam hati.
"Indah banget namanya, jadi pengen..." Ceplos Hasna.
"Buruan nikah makanya..." Sahut Anas yang tiba-tiba datang dan menggendong Salma.
Mendengar itu Hasna gelagapan sendiri, melirik kanan dan kiri. "Ana udah nikah kok." Nyengir kuda.
Semua terkekeh geli mendengar penuturan Hasna. "Suami antum mana?" Goda Aisyah.
Wah... wah, gak bisa gini nih. Emak! Anakmu di pojokkan, jahat banget dah manusia di depannya ini. Gue ngeles apa lagi coba, ya kali baru ketemu udah bohong aja gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chucky Hijrah (End) ✔️
FanfictionHasna si gadis brutal di masukkan paksa ke pesantren yang jelas dia tak mengenal apa itu pesantren. Kuy baca kisahnya ❤ Rate: #3 jihad 2023 Dibuat tanggal .... 28 Mei 2020 Penggalan cerita ⏬ "APA! Hasna gak akan pernah setuju usulan papa ok. Nggak...