26. Saranghae oppa

349 32 1
                                    

Akhir-akhir ini, Hasna terlihat murung dan tak bersemangat untuk melakukan hal apapun. Amel tak luput selalu memperhatikan dan melihat sahabatnya seperti itu merasa iba dan simpati, ternyata cewek garang kalo udah bucin galaunya kek gini yah. Benar-benar jauh beda, tapi mungkin si Hasna ingin sendiri dulu dan tak mau diganggu.

Seperti sekarang ini di bawah pohon rindang, Hasna menatap kosong ke depan dengan pikirannya yang sedang kacau. Dari kejauhan Amel melihat kegalauan Hasna yang diam seribu bahasa menatap ke depan, Amel meringis sendiri. "Sepertinya Chucky membutuhkan pencerahan sekarang." Monolog Amel, kemudian menghampiri Hasna dan duduk di akar pohon menghadap Hasna.

Mulanya Amel ingin memberi pencerahan, namun Hasna terlihat sedang tak berkonsentrasi. Amel rasa ia sekarang hanya bisa menemani Hasna dulu, belum tau juga dia bahan obrolan untuk memulai pencerahan. Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka berdua, dan menyampaikan bahwa gadis itu mengembalikan buku yang di pinjamnya dari Hasna.

Hasna masih diam tak merespon, Amel langsung mengambil buku itu dan menyuruh gadis tadi untuk pergi. Sekarang mereka kembali tinggal berdua saja di bawah pohon rindang.

"Chucky?" Panggil Amel lembut dengan tangan menyentuh bahu Hasna.

Sadar ada sahabatnya di sampingnya, Hasna tersenyum tipis juga kikuk. Ia tak menyadari jika ada Amel di sampingnya, ia jadi merasa tak enak hati. "Sejak kapan?"

Amel tersenyum, ia merasa dirinya seperti keibuan jika seperti ini. "Barusan." Bohong Amel. "Ini." Memberikan buku yang di berikan gadis tadi ke Hasna.

"Oh iya."

"Lo tau gak? Gue kangen Chucky sahabat gue yang udah gue anggep sodara, dia yang gue kenal barbar, gak tau malu, garang, cakep, bad girl, fan girl, play girl, fuck girl, buaya betina, yang kalo ketawa bisa kek virus nyebarnya, yang kalo marah maunya makan sampe--"

"Chucky udah tenang disana, jangan di bahas." Potong Hasna tersenyum kecut.

"Cowok banyak Chucky, gak cuma dia. Buka mata lo lebar-lebar, dan gue yakin ada yang lebih mencintai lo melebihi perasaan lo ke Imam." Sungut Amel.

"Tapi gue cintanya sama Imam." Datar Hasna.

"Mending ikut gue ke psikiater yok, biar lo di sugesti untuk melupakan Imam." Usul Amel.

"Otak bisa lupa, tapi soal hati? Lagian, gue udah nempel poto Imam sekalian namanya biar gak lupa di kamar gue." Curhat Hasna datar.

Melongo mendengar pengakuan tak terduga dari Hasna, Amel meneguk salivanya. "Gak habis pikir gue sama jalan pikir lo."

"Sama." Aku Hasna mengangguk.

"Lalu?" Selidik Amel.

Menghela nafas panjang, tangannya tergerak untuk menggambar benang ruwet di tanah. "Waktu itu, malem-malem, waktu gue selesai shalat tahajud, gue ketemu dia. Imam manggil gue, kita ngobrol banyak, dia juga ngaku kalo dia udah di jodohin sama orang tuanya. Dia juga jujur kalo dia juga ada rasa ma gue, tapi..." Lesu Hasna.

"Tapi?" Selidik Amel khawatir.

Lagi-lagi Hasna menghela nafas namun kini terdengar berat. "Waktu gue tanya perjuangkan atau lupakan, dia malah langsung pamit tanpa menjawab pertanyaan gue. Nyesek banget ya, gini amat jatuh cinta sama cowok jodoh orang."

Lima hari sebelum hari H pernikahan Imam dan Aisyah, Hasna lebih dulu pamit pulang karena akan pindah pondok pesantren yang tak di jelaskan entah dimana. Bersama Amel yang selalu tak pernah lelah bersamanya. Di lain sisi, Imam mendengar kabar itu merasa kaget walaupun ia tau ini adalah salah satu konsekuensinya setelah dirinya mengatakan hal yang menghancurkan hati Hasna kemarin.

Chucky Hijrah (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang