Masa cuti pun berakhir, kini Dicky kembali bekerja seperti biasa. Bangun tidur, Dicky melakukan pekerjaan Hasna separuhnya. Setelah semua beres dan tak lupa ia membawa bekal yang di buat Hasna untuknya. Dicky berfikir harus membawa Hasna ke kantornya, tadinya Hasna menolak karena takut mengganggu pekerjaan Dicky. Namun Dicky menyangkalnya, Dicky menyakinkan Hasna bahwa ia akan tetap bisa fokus bekerja.
"Percayalah Chucky sayang, kamu gak akan ganggu. Justru aku akan tambah bersemangat bekerja, karena apa? Karena ada makhluk cantik yang menemaniku sepanjang aku bekerja." Yakin Dicky.
"Mulai deh gombalnya..." Jengah Hasna.
Sesampainya di kantor Dicky, Dicky langsung masuk seraya mendorong kursi roda yang di duduki Hasna dengan senyum yang mengembang. Karyawan-karyawan Dicky yang melihat itu ada yang kagum, ghibah dan lainnya.
"Ih, pak Dicky yang sempurna gitu kok mau ya nikah sama cewek cacat gitu. Isshh..." Bisik salah satu karyawati ke temannya.
"Iya, bener banget. Kenapa gak nikah ma gue aja coba, secara gitu gue kan cantik, bahenol, sexy, paket komplit deh. Tapi malah milih si cacat." Percaya diri lawan ghibah karyawati tadi.
Dicky membungkuk membisikkan kata-kata semangat untuk Hasna. "Jangan dengerin kata mereka, kamu itu lebih cantik dan menarik dari mereka bahkan jutaan wanita sekalipun."
Hati Hasna yang tadinya kesal kini berubah senang, ia tersenyum menatap Dicky. "Iya."
Kemudian Dicky kembali mendorong kursi rodanya menuju lift, baru beberapa langkah Dicky tiba-tiba berhenti dan membuat Hasna heran. "Ready?" Ucap Dicky yang tak bisa di mengerti apa maksudnya termasuk Hasna sendiri.
Tapi...
"Akhirnya..." Ucap seorang office boy.
"Lo ngerti?" Heran office girl, sedangkan yang di tanya hanya tersenyum simpul.
Di ruangan Dicky, Hasna menatap ke sekeliling ruangan yang tak tampak seperti umumnya dengan kagum. Ruangan ini bukan seperti ruang CEO melainkan seperti ruangan yang memang di peruntukan agar Hasna merasa nyaman.
"Bagaimana? Apa istriku suka?"
Hasna menggeleng pelan, Dicky jadi tak enak. "Eh... Kamu gak suka sama dekorasi nya ya?" Sedih Dicky.
"Nggak..." Mendengar itu hati Dicky kian sedih. "Karena aku sangat sangat saaangaaat menyukainya." Lanjutnya tersenyum jahil.
Satu kecupan mendarat di kening Hasna begitu manis. "Hukuman buat istri yang jahil." Enteng Dicky.
Tiba-tiba Hasna mencium ujung telapak tangannya, kemudian menaruhnya di kening Dicky. "Gantian."
"Mana ada..." Kemudian Dicky membungkuk seraya menatap wajah juga mata Hasna. "Langsung dong." Menunjuk keningnya agar di cium Hasna, lalu Hasna menuruti permintaan suaminya itu.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Dicky menyilahkan untuk masuk. Dan datanglah sekretaris serta dua karyawati yang tadi menghina Hasna. Dicky duduk santai di kursi, dengan tangan memainkan pena. Di lain sisi, Hasna terdiam tak mengerti, Hasna hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi.
"Assalamualaikum pak." Salam mereka.
"Wa'alaikum salam, Gio kau boleh pergi. Dan kalian, sudah tau kenapa kalian berdua di panggil kesini?" Santai Dicky masih memainkan pena dengan wajah datar.
Gio sang sekretaris Dicky membungkuk dan berlalu pergi setelah mengucapkan salam pamit. Sedangkan Hasna masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bukankah pria tersebut adalah pria yang dulu pernah ia ganggu. Hasna merasa gak enak, mungkin nanti dia akan meminta maaf pada Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chucky Hijrah (End) ✔️
Fiksi PenggemarHasna si gadis brutal di masukkan paksa ke pesantren yang jelas dia tak mengenal apa itu pesantren. Kuy baca kisahnya ❤ Rate: #3 jihad 2023 Dibuat tanggal .... 28 Mei 2020 Penggalan cerita ⏬ "APA! Hasna gak akan pernah setuju usulan papa ok. Nggak...