Pukul 2O.O6. Jumat, 31 Juli 2O2O
Kalo suka, Vote and comen ya^^
_____________________
"Apa kau bisa menunggu?"
-Akashi Seijuro
_____________________Reader's Pov
"Menunggu apa?" Tanyaku balik padanya.
"Menunggu semua ini selesai. Secepatnya aku akan menemukan semua inti dari masalah yang ditimbulkan mulut busuk Xuena. Lalu menjelaskan semuanya padamu," jawab Sei masih memelukku. Aku menghirup napas dalam.
"---dan kumohon, jangan pergi meninggalkanku,"lanjutnya lagi. Nafasku tercekat beberapa saat kemudian dengan perlahan aku bernapas dengan teratur.
"Jadi, apa aku harus melihatmu bersama wanita lain?" Tanyaku.
"Tidak. Tapi, kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Mungkin saja kau akan berpura-pura menyayangi Xuena, kan?" Tanyaku padanya.
Kudengar Sei terkekeh pelan.
"Tidak ada untungnya aku melakukan itu. Itu hanya akan menghabiskan waktuku, lebih baik aku menghabiskan waktuku denganmu, kan?" Dia berkata dengan senyum sejuta dollar-nya.Aku menatapnya dengan tatapan polos, "Jadi, Xuena tinggal dimana?" Tanyaku lagi.
"Dia ku kurung di ruang bawah tanah," jawabnya enteng.
"Hah! Apa kau gila! Kenapa kau membiarkan ibu hamil seperti Xuena di ruang bawah tanah!!" Bentakku kesal. Hei! Apa anak ini tak punya hati hingga dia meletakkan ibu hamil di ruang bawah tanah yang gelap dan penuh dengan darah???!!!
Kulihat Sei memasang wajah cemberut, "Kenapa kau malah menghasiani wanita yang membuat kehidupan kita seperti ini, sih?" Tanyanya merajuk.
Aku memegang pelipisku, "Sei, meski dia membuat kita seperti ini, bukan berarti kau harus benar-benar menyiksanya terlebih sekarang dia sedang mengandung. Kau harus menghargai seorang ibu hamil," aku memarahinya sambil berkacak pinggang.
"Baiklah. Aku akan mengirimnya kembali ke kerajaan Wizard. Lagipula aku yakin dia tidak mengandung darah dagingku,"
Aku tersenyum, "Tentu. Disana dia akan diperlakukan dengan baik, kan?" Tanyaku memastikan.
Dia tersenyum padaku, "Ya," jawabnya.
****
Aku berjalan menuju arah kamar. Haaa...ternyata aku masih kelelahan. Membuka pintu kamar lalu segera berlari ke atas ranjang setelah menutup pintu.Aku mencari posisi yang nyaman sambil mengeratkan selimut, udara masih terasa dingin. Aku menutup mata bersiap-siap pergi ke alam mimpi, tapi tiba-tiba aku kembali membuka mata ketika perkataan Harri waktu itu lewat di dalam pikiranku.
King Lord membunuh kakekmu...
Perkataan Harri waktu itu benar-benar membuatku penasaran. Tapi, aku tidak berniat mencari tahu hal itu jika harus berhadapan dengan Harri. Aku akan mencari tahu hal ini sendiri.
"Apa yang sedang kau pikirkan, sayang?" Aku tersentak kaget ketika sebuah suara yang sangat ku kenal terdengar dari arah belakangku.
"Sei?! Apa yang kau lakukan disini?" Kagetku melihatnya yang ternyata sudah bertelanjang dada. Kurasakan wajahku memerah.
Dia mengedipkan mata lucu, "Aku ingin tidur denganmu," balasnya sok polos.
Aku menghela nafas lalu bergeser kearah samping, memberikannya ruang untuk tidur nanti.
"Baiklah," aku kembali berbaring dengan posisi membelakanginya. Kurasa dia segera naik ke atas ranjang lalu memeluk pinggangku erat. Dia meletakkan kepalanya di leherku.
"Sei," panggilku tiba-tiba, menganggu kegiatannya.
"Hm?" Jawabnya dengan masih setia dengan kegiatannya.
Aku menunduk, melihat tangan kekarnya yang memeluk area perutku, tanganku terangkat lalu mengelus lengannya.
"Apa aku boleh meminta sesuatu padamu?" Tanyaku yang masih mengelus lengan Sei.
"Tentu, apapun untukmu," jawabnya yang membuatku senang sekaligus khawatir.
Aku menarik napas dalam, memberanikan diri untuk mengatakan hal ini. "Apa kau bisa membantuku menemukan orang yang membunuh kakekku?"
Suasana tiba-tiba menjadi hening. Sei berhenti melakukan kegiatannya di leherku. Kurasakan pelukannya semakin mengerat di area perutku.
"Memangnya untuk apa?" Tanyanya. Yang dapat kudengar, nada suaranya agak berbeda...maksudku...tersirat nada khawatir dan...takut.
"Aku ingin tahu siapa orang kejam yang membunuh kakekku. Aku menginginkan alasannya membunuh kakekku," jawabku tenang. Dan aku masih mengelus tangannya.
"Apa kau akan memaafkan orang yang membunuh kakekmu jika dia memiliki alasan yang baik?" Tanyanya.
Aku tersenyum, "Alasan yang baik ya? Membunuh seseorang tak memiliki alasan yang baik, Sei," balasku.
"Kalau begitu...apa kau akan memaafkan orang yang membunuh kakekmu?" Tanyanya lagi.
Aku masih tersenyum dan masih mengelus tangannya, "Aku akan memaafkannya apa pun alasannya. Tapi, perlakuanku akan berbeda pada orang yang telah membunuh kakekku," jawabku.
"Perlakuan seperti apa yang akan kau lakukan padanya?" Tanyanya lagi.
"Aku tak akan terlalu peduli dengannya. Atau bahkan meninggalkannya dan berpura-pura tak mengenalnya," jawabku.
Kurasakan pelukan Sei semakin mengerat. "Souka..."gumamnya yang masih dapat kudengar.
"Tapi kenapa kau bertanya pertanyaan seperti tadi?" Tanyaku, memancing.
"Aku hanya penasaran dengan apa yang akan kau lakukan pada pembunuh kakekmu," jawabnya. Aku menganggukkan kepala mengerti.
"F/N, sebaiknya kau segera tidur. Ini sudah mulai tengah malam. Aku akan menemanimu disini," aku menurut kemudian memejamkan mata. Dia mengelus rambutku pelan, kemudian mencium keningku dengan sangat lembut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf...Sei...aku sudah tahu siapa pelakunya....
****
Partnya pendek hehe~~
Yah...kalian tebak-tebak sendiri bagaimana kelanjutannya mengenai cerita ini oke^^
Jaa minna, matta ashita^^
By andift
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEMON'S MATE {Akashi Seijuurou x reader} {SELESAI}
Vampire[ Love An ] ❝ Akashi Seijuro x Reader.❞ _____________________ Akashi Seijuro, seorang raja dari dunia immortal. Dalam dirinya terdapat dua jiwa yang saling bertolak belakang. Kejam dan bijaksana. Dan setelah menunggu sekian lama, akhirnya ia bertemu...