THE DEMON'S MATE {Akashi Seijuurou x reader} {SELESAI}

Part 33 : _Pencarian_

Pukul O9.55. Minggu, 2 Agustus 2O2O.

Hellu, di hari raya kemarin untuk pertama kalinya aku up tiga kali berturut-turut. Aku senang bangeettt...!!!

Kalo suka Vote and comen ya,^^

Reader's Pov

Hari ini Sei mengajakku ke kerajaannya. Aku hanya berkunjung, setelah itu aku akan pulang ke rumah Cheal kembali. Meski sebenarnya aku tidak punya alasan khusus lagi untuk tinggal disana, tapi aku masih ingin bersama dengan Cheal.

Yah...Sei awalnya menolak, tapi sesuai dengan janji Gunawan. Dia yang meyakinkan Sei untuk membiarkanku tinggal di mansion Cheal sementara, selama dia mencari bukti siapa yang menghamili Xuena.

"F/N apa kau mau ikut?" Tanya Sdi tiba-tiba berada di belakangku yang sedang membaca buku di perpustakaan.

"Ikut kemana?" Tanyaku kembali.

"Ke kerajaan Wizard,"

"Kau ingin mengantar Xuena pulang?" Tanyaku.

"Tidak. Xuena akan dibawa siang ini. Ada sesuatu penting yang harus aku lakukan di sana, jadi apa kau mau?" Tanyanya lagi.

"Hmm.....baiklah,"

****

Setelah melewati perjalanan, aku dan Sei turun dari mobil lalu segera memasuki kerajaan Wizard. Aku jadi penasaran, apa yang ingin dilakukan oleh Sei disini? Aku mengamit tangannya lalu bersandar di bahunya sambil jalan. Kurasakan Sei mengelus rambutku pelan lalu terkekeh kecil.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Tidak ada," jawabku.

"Kalau kau penasaran. Tunggu saat kita bertemu dengan Liam, kau akan mengerti situasinya, paham?"

Aku menganggukkan kepala. Sei sekarang sedang berada di mode tegasnya. Dan itu terlihat keren. Ah...jadi inikah alasan banyak wanita yang menyukai Sei? Sepertinya iya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan. Dan aku merasa tersanjung akan hal itu," aku kaget saat Sei mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Aku menaikkan sebelah alisku.

"Kau merasa tersanjung akan dirimu yang di incar oleh para wanita diluar sana? Mau kutinggal?" Tanyaku. Mengancam. Dia mengerjabkan mata beberapa kali kemdian tertawa kecil.

"Tidak. Aku merasa senang karena kau memujiku walau tidak secara langsung, ah..sokka.. kau tidak pernah memujiku ternyata."

"Kau sudah mendapatkan berbagai pujian dari banyak orang diluar sana, kenapa mengharapkanku?"

"Karena kau orang yang sangat penting bagiku," jawabnya enteng dan mampu membuat wajahku memerah. Aku bersandar di bahunya lagi, untuk menghindar dari tatapannya yang menyebalkan.

Kami berdua berhenti di depan pintu besar bewarna coklat yang diukir dengan tulisan kuno. Perlahan pintu itu terbuka menampakkan ruang pertemuan dan juga Raja Liam yang duduk di salah satu kursi.

Kami berdua berjalan menghampirinya kemudian di sambut ramah olehnya.

"King Lord, Lady F/N. Selamat datang," sambutnya dengan senyuman.