Pt. 2 (The Scenario)

630 86 26
                                    

Kita bertemu lagi

Raena benar-benar membeku ditempat. Kalimat yang baru saja didengarnya terngiang-ngiang didalam telinga, bahkan kepalanya serasa dibelah menjadi dua bagian.

Kebetulan ini...apakah masuk akal?

“Hei,” Raena tertegun, sosok lelaki itu menepuk pundaknya. “Kau...baik-baik saja?”

Dengan terbelalak gadis itu mengambil langkah mundur, seketika melebarkan jarak antar keduanya.

“Oh, maaf. Apa aku mengagetkan—“

“Apa yang kau lakukan disini?” Raena menukas. Pandangannya menyorot was-was, meneliti kalau-kalau ada keanehan yang bisa ia tangkap.

Jungkook menampilkan raut kebingungan, melihat Raena yang seketika bergerak menjauh seakan ia sedang membawa bom yang siap meledak. “Tenanglah, aku hanya ingin melamar pekerjaan. Kau lihat sendiri, dikaca dipasang pengumuman—membuka lowongan pegawai baru,” Jungkook menunjuk kertas yang tertempel dikaca depan.

Sejak kapan kertas itu tertempel disana? Lebih dari itu,kenapa orang asing ini yang tepat melihat pengumumannya?

Ditengah kebingungan dan atmosfir canggung yang tengah menguar, mendadak gemerincing bel pintu kembali terdengar.

“Hei Rae, ini sudah jam—“ Kalimat Hoseok terputus begitu saja, ia ikut mematung melihat presensi seseorang. “Halo, anda siapa? Kami sudah tutup.”

Jungkook berbalik kearah sumber suara nyaring yang didengarnya. “Ah, halo. Saya kemari ingin—“

“Woah, apa kau manusia?” Hoseok tanpa sadar menunjuk dengan bibir setengah ternganga.

“Apa?” Kening Jungkook sukses berkerut bingung.

Tak terkecuali Raena yang kini memandang teman sekolahnya itu dengan keheranan. Apa Jung Hoseok tengah mabuk atau semacamnya?

“Ah, maksudku, ada yang bisa kami bantu?” Pemuda dengan rambut dicat blonde itu meralat kalimatnya dengan nyaring, terlampau ceria. Bahkan Raena dapat melihat ekspresi apa yang tengah ditampilkan Hoseok hanya dengan menatapnya dari belakang.

Gesture lelaki itu menjelaskan segalanya. Pasti sekarang ia tengah menampilkan senyum menyilaukan dengan energi semangat yang menguar seperti julukannya dulu—baterai penyimpan energi. Tetapi, sungguh, apa yang membuat energi Hoseok mendadak kembali terlihat? Setelah beberapa tahun terakhir terasa surut oleh lelucon aneh yang entah darimana dipelajarinya.

“Aku...” Jungkook sejenak terlihat ragu-ragu, sebelum akhirnya melanjutkan tegas. “Aku ingin melamar pekerjaan disini.”

“Kau diterima.”

Tunggu, apa? Secepat itu? Apa-apaan ini?

“Hoseok,” Raena berbisik keras dari belakang. Lelaki itu menengok tanda bertanya balik.

Raena mengatupkan dua belah bibirnya, teringat situasi apa yang tengah berlangsung. Bagaimana mungkin ia menyuarakan ketidaksetujuannya disini?

Dengan ekspresi kusut gadis itu akhirnya mengisyaratkan Hoseok agar mendekat.
Untung saja pemuda itu langsung sadar hingga dengan cepat berucap masih dengan nada yang sama.  “Kau bisa melihat-lihat dulu. Siapa tahu kau berubah pikiran melamar pekerjaan disini, tapi aku sangat berharap itu tak terjadi. Kami ada sedikit diskusi kecil, jadi duduklah dulu.”

Raena hampir tersedak ludah, nada suara Hoseok terasa begitu berlebihan. Hingga setelah sampai dibagian meja kasir, gadis itu segera mengeluarkan kalimat yang benar-benar ingin dilontarkannya sedari tadi.

Hydrangea || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang