Pt. 5 (Regret and Hope)

482 74 33
                                    

‘Siapapun tak akan diam, melihat orang yang mencoba bunuh diri. Jika kau memilih jalan itu, maka artinya kau sedang terjebak dalam masalah rumit ataupun kekalutan menyiksa. Jadi, kurasa jika kakakmu tahu apa yang kau lakukan, maka itu hanya akan menambah bebanmu, apa aku salah? Sekarang kau bisa menemukan jawaban untuk apa aku berbohong dihari itu’kan?’

Raena menatap jendela kecil yang telah diterobos cahaya kekuningan matahari. Netranya mengerjap lelah, semalam suntuk ia hanya duduk terdiam diatas ranjang, memikirkan banyak hal, termasuk lagi-lagi menenggelamkan diri dalam kubangan kenangan masa lalu. Seakan menumpuk satu buah batu lagi pada dinding bebatuan terjal penyesalan—sikapnya pada Yoongi, bagaimana ia membiarkan Taehyung pergi  untuk selamanya ataupun... bagaimana ia begitu menaruh curiga dan kemarahan pada Jeon Jungkook—si orang asing.

Dia sangat egois, bukankah begitu?

Raena melirik kearah jam kecil yang berada diatas nakas—sudah saatnya ia berangkat bekerja. Sejenak mengumpulkan energi, Raena bangun dan berdiri di depan pintu kamar. Bagaimana ia harus menghadapi Yoongi atas kejadian kemarin malam?

Namun, meski dilanda keraguan kuat, Raena pada akhirnya membuka pintu kamarnya perlahan. Sebelum disambut keheningan dan ketidakadaan presensi sang kakak. Kemana Yoongi?

Gadis bersurai hitam itu hendak melenggang menuju kamar kakaknya sebelum menangkap siluet sesuatu yang berada diatas meja dapur. Dengan kecepatan langkah yang sama Raena mendekat, berakhir menemukan sepiring pancake dan segelas jus jeruk sudah tertata begitu rapi.

Dia menyiapkan ini lagi?

Mata Raena berkabut. Ia menatap hidangan sederhana didepannya dengan menahan gejolak sesak yang lagi-lagi merambat. Tangannya menarik sepiring pancake itu mendekat, sebelum atensinya terpaku pada sticky note dibawah piring. Raena menarik kertas kecil berwarna biru itu, berakhir mengatupkan dua belah bibirnya.

Kuharap kali ini kau tidak hanya bisa memaksa jus jeruk masuk melainkan juga beberapa lapis pancake. Sarapan itu penting, biasakanlah dari sekarang.

Yoongi,


○♤○


“Hei, lihat! apa dia pegawai baru?”

“Woah, tampan sekali.”

“Kira-kira, apa ia sudah memiliki kekasih?”

“Bagaimana bisa seseorang begitu menggemaskan?”

Raena meremas kain dalam genggamannya.

Yap, perkiraan Hoseok sangat-sangat benar. Si Jeon itu dapat menarik banyak pelanggan bahkan dihari ia pertama bekerja. Tetapi, ada satu hal yang terlewatkan bahwa tempat itu mungkin akan segera berubah menjadi pasar tradisional—dengan membludaknya orang-orang beserta suara ricuh bersahut-sahutan mereka layaknya  pembeli dan pedagang yang sedang menawar, bedanya suara mereka disini lebih melengking dan topik pembicaraan mereka adalah si laki-laki dengan surai dicat coklat itu.

“Astaga, kurasa aku membutuhkan dokter jantung. Kenapa jantungku berdetak sangat cepat?”

“Seseorang harus menolongku, kurasa aku terkena diabetes karena kemanisannya.”

Sabar. Sabar. Sabar.

Raena menghembuskan napas pendek. Suara gadis-gadis muda bernada manja berlebihan itu hampir membuatnya muntah. Apa mereka membolos? Bagaimana bisa mereka berada di kafe selama berjam-jam?

“Aku mendadak ingin menikah, kalau dia adalah mempelainya, lihat! Dia bahkan melampaui standar suami idaman.”

Sialan. Kapan mereka akan berhenti mengoceh?

Raena benar-benar hampir melangkahkan kakinya ke meja gadis-gadis muda yang penuh ujaran berisik itu, sebelum sesosok badan tegap berkemeja putih dengan apron hitam mendadak berada di depannya.

“Lihat! dia sangat seksi.” Teriak gadis disebrang sana.

Jungkook menggulung lengan kemejanya, membasahi bibir sembari menyisir rambut coklatnya kebelakang. “Apa pelanggan disini memang sangat ramai?” Mata hitamnya kini menatap lurus Raena yang masih terdiam menahan napas dengan raut wajah mengeras.

Apa-apaan lelaki ini? Ia kira ini tempat photoshoot?

“Ah, kau tak menyadari ya?” Raena berujar dengan nada ditekan. Menahan gejolak untuk sekadar tak mengabsen seluruh penghuni kebun binatang.

“Menyadari...apa?” Sepasang mata bulat yang memancarkan kesan tak bersalah itu kini menatap penasaran.

Menyadari sikap anehmu!

Menyadari apa yang kau lakukan kemarin!

Bagaimana bisa kau berlagak akrab setelah menyeret seorang gadis pada celah gang sempit?!

Wah, benar-benar. Kau itu—

Raena melipat bibirnya, benar-benar ingin mengumpat sekaligus meloloskan lontaran sederet kalimat yang tersiar diotaknya.
“Menyadari...” Gadis itu susah payah melanjutkan. Tersadar, si Jeon di depannya ini mungkin tak akan beranjak sebelum ia menuntaskan kalimatnya. “Menyadari bahwa anda tak boleh mengobrol jika sedang bekerja. Ini hari pertama anda bekerja disini.”

Raena balas menatap sedikit tajam.

Namun, pemuda di depannya malah terkekeh pelan, menampilkan senyuman jenaka. “Oh, woah. Pandangan anda sedikit menyeramkan. Tak perlu mengancamku dengan tatapan seperti itu, aku’kan hanya bertanya.”

Sungguh, tangannya terasa gatal untuk melempar sepotong kain yang biasa digunakan untuk membersihkan meja ke arah seulas wajah di depannya. Ternyata selain aneh, si Jeon ini cukup menyebalkan.

Dengan menahan emosi, Raena berujar tegas. “Kembalilah bekerja.”

Namun, bukannya segera beranjak lelaki itu malah tetap berdiri disana, membuat Raena kembali berbicara dengan nada sinis. “Apa lagi? Sudah kubilang untuk kembali bekerja’kan? Kau mau dipe—“

“Masalah kemarin...” Jungkook mendadak menukas, raut wajahnya seketika berubah drastis. “Tentang orang yang mengikutimu,”

Raena mendadak menegang. Tanpa bisa dicegah aliran rasa takut telah menjalar perlahan. Ia bahkan berakhir terdiam menunggu lanjutan ucapan Jungkook.

“Ia menutupi wajahnya dengan masker serta tudung hoodie hitam, jadi aku tak bisa—“

“Tunggu,” Raena menaikkan kedua tangannya, mengisyaratkan Jungkook untuk berhenti, tetapi gadis bermarga Son itu tak lantas melanjutkan ucapannya.

Otaknya sedang menemukan setitik harapan dengan selubung kemustahilan.

Hoodie hitam? Mungkinkah...Taehyung? [♤]















A/N: Hello,
Ada yang kebingungan dengan alurnya jika dikaitkan dengan epilogue Eglantine? In case, kalian kebingungan, bisa tanya2 aja ya, aku bakal berusaha jawab selama itu ga bocorin  ceritanya terlalu jauh☕ Dan aku pantau juga banyak dari kalian yang nanya kelanjutan karakter Taehyung disini, hehe🙃 Tenang, dia ada kok cuman belom saatnya menunjukkan eksistensinya dengan jelas. Kalau masih kangen juga sama dia bisa mampir ke short story Uhtceare ya😉 Disana ada Taehyung juga dengan vibe yang berbeda🐯🦁

 Kalau masih kangen juga sama dia bisa mampir ke short story Uhtceare ya😉 Disana ada Taehyung juga dengan vibe yang berbeda🐯🦁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 September 2020

Hydrangea || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang