“Kau ingin menambah pancake?”
“Ah, tidak. Perutku sudah hampir penuh hanya dengan satu lapis saja,”
“Cih,” Pemuda itu menggeleng. Tak menggubris sedikit pun ucapan sang adik, ia telah menambahkan selapis lagi pada piring gadis di depannya.
“Yoon? Apa yang—“
“Makanlah, kau butuh energi lebih. Aku tak ingin melihat adikku kurus.” Pemuda itu menggapai cangkir kopi dan mengecap cairan kecokelatan di dalam sana.
Raena terdiam sejenak sebelum berakhir kembali terfokus pada selapis pancake yang baru saja ditambah dipiringnya.
“Kau tahu? Mulai sekarang aku ingin kita berubah,” Yoongi berujar lembut.
Atensi si Son kini telah sepenuhnya beralih ke depan.“Aku tak ingin memaksa atau sejenisnya. Tapi, aku ingin segalanya diutarakan mulai sekarang apa pun itu,” Pemuda tersebut sejenak menjeda terlihat dilanda keraguan, “Hmm, tapi tidak harus semuanya juga, hanya yah masalah—beberapa masalah yang—“
“Yoon,” Raena menyela, tak disangka gadis itu terlihat menahan senyum. “Kau lucu sekali,”
Netra Yoongi sukses membulat.
“Aku mengerti maksudmu apa,” Si Son melanjutkan. “Dan aku juga ingin mengutarakan sesuatu yang berhubungan dengan itu,” Kali ini keraguan berpindah ke pihaknya. “Kurasa dari dulu seharusnya aku sadar. Ah, tidak. Lebih baik jangan membahas masa lalu, itu sudah terlewati dan kita tak bisa mengulanginya.”
Sang kakak tampak mengerutkan bibir, menanti setiap kata yang meluncur dari bibir lawan bicaranya.
“Kurasa hubungan kita memang sebenarnya tak berubah sedikit pun. Hanya...pandangan kita yang merubahnya begitu saja.” Kedua netra Raena tampak meredup sebelum berubah berkilauan saat rasa merangsek di rongga dadanya. “Bisakah kita menyambung hubungan lama kita? Hubungan kita dulu—hubungan yang sempat aku abaikan begitu saja, jadi—
“Rae,” Yoongi menarik kurva tipis melalui sudut bibir. “Kau selalu menjadi adikku. Selalu.”
Raena sekejap terhenyak. “Dan aku juga ingin meminta maaf atas—“
“Stthh,” Pemuda didepannya menukas. “Hentikan, jangan menjelaskan apapun. Hanya... mari kita mulai dari awal lagi,”
Kedua netra mereka sempat mengunci satu sama lain. Tenggelam dalam suasana hangat yang sempat memudar.
“Ah, aku hampir terlambat!” Raena segera beranjak setelah melirik arloji pada pergelangan tangannya.
“Hei, jangan tergesa-gesa begitu.” Yoongi ikut beranjak sembari menggemakan omelan.
“Aku hampir terlambat, Yoon,” Raena menyahut, dengan cepat menyambar jaket sebelum langkahnya ditahan sang kakak.
Yoongi kini menarik pergelangan tangannya. Memandangi gelang pemberiannya—penyelamat nyawa sang adik sekaligus kecerobohan yang ia kutuk sepanjang waktu.
Kalau saja ia lebih jeli memperhatikan lokasi Raena dari siang hingga malam itu—lebih cepat menyadari kejanggalan lokasi, bahwa Raena berada didalam rumah hampir sepanjang hari dari chip gps yang terdapat dalam gelang tersebut maka mungkin sesuatu tidak akan terjadi sejauh ini, mungkin dia akan bisa menembak dan melumpuhkan gadis gila yang menyerang adiknya itu lebih cepat.
“Jangan pernah lepaskan gelang ini,” Yoongi berujar tipis dengan kecemasan pekat.
“Tentu saja. Ini’kan hadiah darimu,”
Pemuda itu terlihat merangkai senyum sebelum pandangannya menemukan gelang dengan hiasan fase bulan yang melingkar berdampingan dengan pemberiannya.
Dia masih menyimpannya dengan baik.
“Yoon?” Raena tampak menanti.
“Ah,” Pemuda itu akhirnya melepas pergelangan tangannya.
“Aku akan berangkat ya,”
“Tunggu,” Yoongi menggigit bibir bawahnya sebelum melanjutkan. “Kau bisa bersandar padaku, Rae.”
Gadis itu sempat tertegun pada akhirnya meloloskan kebingungannya. “Maksudmu?”
“Jangan menyembunyikan perasaanmu. Kau bisa tunjukkan apa yang kau rasakan padaku,” Sejenak Yoongi menghela napas. “Kau begitu terpukul akan masalah Kim Taehyung’kan?”
Bibir Raena berkerut ragu, tak menyangka lelaki didepannya akan membahas setumpuk kerumitan yang bergumul tanpa henti didalam pikirannya. “Aku...aku belum dapat memastikan apa itu benar, Jungkook belum—“ Raena dengan cepat menyeka netranya yang hendak segera meloloskan air mata.
“Dia pasti akan bangun, percaya padaku.” Pemuda itu menepuk pundak Raena.
“Terima kasih Yoon,” Gadis itu tersenyum sekilas. Tangan sang kakak kini telah beralih, menepuk dan mengelus pelan puncak kepalanya.
“Aku pergi,” Sesaat kemudian Raena telah menyeret langkahnya keluar, meninggalkan suara deritan pintu tertutup.
Yoongi masih berdiam diri. Tentu, sejak awalpun ia sudah dapat membaca apa arti pancaran netra Raena setiap kali mendengar sesuatu hal yang berhubungan dengan sang kakak tiri lainnya.
Meski ada sedikit keraguan bahkan Yoongi pernah memiliki dorongan perasaan kuat untuk meluruskan dengan tegas. Apa yang terjadi diantara mereka tidaklah benar. Tetapi, lambat laun pemuda itu menyadari, tak ada kebenaran mutlak didunia ini dan takdir memang bermain dengan aturannya sendiri.
“Aku ingin kau bahagia, Rae.” Bisiknya tipis, “Meski itu menyakitiku,”
Pada akhirnya, aku harus menentukan kemana arah pijakan perasaanku’kan? Aku akan mengubur pria dengan desiran menghangat dibenaknya, aku hanya akan menjadi pria yang menjaga dan melindungi adiknya.
○♤○
‘Pasien Jeon Jungkook, sudah sadar.’Yoongi tergesa, menapaki ubin putih dengan napas tersengal akibat berlari. Gema suara dari balik telepon yang diterimanya dari rumah sakit seakan terputar berulang ditelinganya bagai suatu peringatan keadaan genting yang perlu disikapi dengan cepat.
Pemuda itu akhirnya sadar.
Kecemasan pekat setiap waktu yang terpancar pada wajah Raena setidaknya akan berkurang. Ia harus sampai lebih dulu untuk memastikan keadaan si Jeon.
Namun, tarikan napas yang awalnya tersengal kini malah terasa dihentikan paksa. Yoongi ditampar pemandangan yang sama sekali tak diduga. Netranya memutar dengan kepanikan bertumpuk-tumpuk.
Kamar Jeon Jungkook kosong. [♤]
A/N: Hi!
Well, aku baru tahu ternyata kalian suka tebak-tebakan🤭 Beberapa komen aku temukan, semuanya membahas tentang siapa sebenarnya Jungkook, dari mulai greget karena tebakan meleset sampai yang happy karena tebakannya bener😅 Terima kasih sudah mengapresiasi Hydrangea sejauh itu. Tebakan kalian keren-keren banget loh, rasanya aku perlu lebih berhati-hati membuat misteri dan membagikan clue biar lebih susah lagi ditebak (?) Ups🤭🤣. Ayo tebak Jungkook menghilang kemana? Kalau Jungkook memang Taehyung, lalu siapa Junhoo?
30 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Hydrangea || ✔
Fanfiction[The Sequel of Eglantine] Tujuannya hanya untuk membuat sang gadis menjalani hidup bukan dalam remang kelam masa lalu, memperhatikan gadisnya dalam balutan kebohongan dari sisa reruntuhan waktu yang ia miliki. "Siapa lagi yang harus kubunuh?" ©️Pure...