"Kak Alfath, Lo dimana sih?" Lirih nya sambil duduk dan menutup matanya.
Beberapa menit telah berlalu Chaca tak kunjung berdiri, karna dia sangat takut dan lampu juga sampai sekarang belum hidup.
Tiba-tiba dia mendengar suara hentakan kaki yang menuju kearahnya. Chaca semakin takut dan menutup matanya rapat-rapat tidak berani menatap kedepan.
"Hei, ngapain disini?" Ucap seseorang sambil memegang kedua bahu Chaca
"Kak Alfath?" Lirih Chaca dan membuka matanya untuk melihat orang itu. Walaupun tidak terlalu jelas karena lampu padam, dia sangat kenal dengan suara itu dan semoga tebakan nya benar.
"Iya, ini gue. Lo ngapain disini?" Tanya Alfath lalu membantu Anda Chaca berdiri
Tiba-tiba Chaca langsung memeluk erat Alfath dan itu membuat Alfath terkejut dengan sikap Chaca.
"Lo darimana sih?" Tanya Chaca lalu melepas pelukannya dari Alfath.
"Kita ketempat kita lagi ya?" Alfath menjawab berbeda dari yang Chaca tanya. Chaca tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk setuju dengan perkataan Alfath tadi.
...
Ketika sudah sampai di meja tempat mereka tadi, meja itu sudah dihiasi dengan lilin-lilin karena berhubung lampu nya masih padam
Chaca sempat heran dengan kafe ini, kenapa bisa mati lampu? Bukannya ini kafe terkenal, masa tidak ada genset.
"Kita pulang aja yuk," ucap Chaca ketika sudah mendudukkan pantatnya di tempat duduk nya itu.
"Lah? Kenapa pulang?" Tanya Alfath sambil sesekali meminum minumannya.
"Disini cuma tinggal kita, meja lain udah kosong semua. Gue takut," lanjut Chaca mengucapkan dengan pelan.
"Yaelah, kan ada gue. Gak usah takut," balas Alfath meyakinkan Chaca bahwa tidak akan terjadi apa-apa
"Lo tadi ngapain di depan toilet?" Lanjut Alfath bertanya pada Chaca yang sedang makan saat ini.
Chaca langsung memberhentikan makannya dan menatap kearah Alfath.
"Gue nyariin Lo! Lo kemana sih?! Izin ke toilet tapi lama banget! Lo gak tau apa gue khawatir sama Lo! Gue takut tau gak? Gu takut terjadi apa-apa sama Lo!" Chaca mengeluarkan semua yang dia pendam sedari tadi dengan nada yang tinggi
Alfath yang mendengar nya malah terkekeh geli dan itu membuat Chaca mengernyit bingung.
"Kenapa Lo ketawa? Lo senang lihat gue takut gini hah?! Lo seneng lihat gue khawatir?!" Tanya Chaca dan tidak melanjutkan makannya lagi. Dia sudah tidak nafsu makan malam ini karena kejadian tadi.
"Jadi Lo khawatir sama gue?" Setelah menyelesaikan kekehan nya. Alfath bertanya dan itu membuat Chaca menoleh sebentar bingung dan mencerna maksud Alfath ini
"Nggak!" Jawab Chaca mengelak lalu memutar bola matanya malas.
"Tadi udah ngaku, sekarang ngelak lagi. Dasar!" Balas Alfath diakhiri dengan kekehan lagi.
"Bodoh banget Lo Cha!" Batin Chaca.
"Nih," Alfath menyodorkan satu buket bunga kepada Chaca.
Chaca heran dan menatap Alfath dengan wajah bingung.
"Untuk Lo, ambil" lanjut Alfath dan Chaca langsung mengambil bunga itu.
"Bunga untuk apa nih?" Tanya Chaca Karena masih belum paham dengan maksud Alfath memberi nya bunga.
"Buat bukti ungkapan perasaan gue," jawab Alfath santai tapi tidak dengan Chaca yang hatinya sudah deg-degan.
"Ha? Maksud Lo apasih?" Chaca masih berpura-pura tidak tahu. Tapi sebenarnya emang masih Bingung. Karena dia tidak mau kegeeran dulu. Kan nanti bisa malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA dan SAHABAT (NUCA's Story)
Teen Fiction[Slow Update🙂] -On Going- Nayara yang terkenal dingin, Umaira yang disukai karena sifatnya yang kalem dan pendiam, Clarisa seorang anak baru yang cuek dan jutek, dan Aileen yang sangat frontal dan pedas kata-katanya. Bagaimana mungkin empat orang g...