NUCA'43

120 7 0
                                    

Saat sampai disana didepan Alfath, dia melihat dua orang berbeda berjenis kelamin sedang duduk bersampingan. Tangan lelaki itu ingin menyentuh puncak kepala perempuan disampingnya dengan cepat Alfath mencekal lengan lelaki itu dan membogem wajahnya hingga sudut bibirnya berdarah.

"Berani-beraninya Lo mau nyentuh milik gue," ucap Alfath lalu melayangkan lagi pukulan ke wajah Kafka.

Chaca yang mendengar itu terkejut lalu melihat Alfath yang sudah dikuasai oleh emosi nya.

Kafka dengan senyum sinis nya membersihkan darah yang masih mengalir dari sudut bibirnya. Dengan sekuat tenaganya, dia melawan balik dan melayangkan pukulan nya ke wajah Alfath.

"Udah cukup! Berhenti!" Teriak Chaca namun tak didengarkan oleh kedua lelaki itu.

Ketika Alfath ingin memukul Kafka untuk yang ketiga kalinya dengan cepat Chaca melindungi Kafka dan akhirnya Chaca lah yang terkena pukulan itu.

"Clarisa!" Ucap Alfath ketika Chaca terjatuh ke lantai.

"Apa-apaan Lo hah?!" Kafka emosi karena Alfath yang tidak sengaja memukul Chaca.

"Lepasin! Biar gue yang bawa Clarisa ke UKS! Dia pacar gue!" Ucap Alfath ketika melihat Kafka menggendong Chaca. Karena Kafka tidak mau ada perdebatan lagi akhirnya dia memberikan Chaca ke gendongan Alfath.

Dengan tergesa-gesa Alfath pun membawa Chaca ke UKS. Karena takut terjadi apa-apa dengan Chaca.

...

"Lo kenapa bos?" Tanya Arvi teman Kafka

"Berantem Lo? Sama siapa?" Tanya Leo teman Kafka satu lagi dengan wajah datarnya.

"Bukan apa-apa," jawab Kafka dingin sambil mengobati sendiri lukanya. Dia berharap sekali jika yang mengobatinya ini adalah Clarisa. Tapi mengingat bahwa Chaca sekarang sudah memiliki pacar, pasti yang dia harapkan tidak akan pernah terjadi.

"Ada Audy noh bos," ucap Arvi sambil menunjukkan ke arah pintu bahwa Audy baru saja datang dengan membawa kotak makanan ditangannya.

"Ngapain Lo kesini?" Ketus Kafka malas melihat wajah Audy

"Kok kamu gitu sih? Aku bawa makanan ni," Audy tetap saja berkata lembut lalu meletakkan kotak makan itu depan wajah Kafka.

"Vi, Yo, kalian mau?" Tanya Kafka kepada dua temannya.

"Mau dong bos, masa iya dikasih makanan kita tolak," jawab Arvi kegirangan lalu mengambil kotak makanan itu.

"Kok kamu ngasih ke mereka si?" Kesal Audy karena hari ini Kafka pun tidak memakan makanan pemberiannya.

Iya. Audy Nathalia Lubis teman seperjuangan Karamel. Dia sudah menyukai Kafka sejak kelas 11 tetapi Kafka tidak pernah sekalipun menganggapnya. Bahkan Kafka pun jarang ingin mengobrol dengannya. Tapi Audy tak pernah nyerah dia selalu saja berbuat baik kepada Kafka agar Kafka bisa membuka hatinya untuk dirinya.

"Kenyang," singkat Kafka dan Audy semakin kesal mendengar jawaban dari Kafka. Itu-itu saja dari dulu alasannya kenapa dia tidak mau memakan makanan pemberian Audy.

"Lo tu ya gak capek-capek ngejar bos Kafka mulu,"

"Mending sama gue lagi, gue jamin Lo gak bakal tersakiti" ucap Arvi dengan pedenya sambil melahap sandwich yang dibawa oleh Audy tadi.

"Najis gue sama Lo!" Balas Audy ketus lalu langsung merebut kotak makan yang masih tersisa satu sandwich lagi. Setelah itu Audy pun langsung pergi dari sana.

"Main ambil-ambil aja, belum abis itu makanannya," teriak Arvi lantaran Audy sudah jauh dari sana.

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA dan SAHABAT (NUCA's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang