Hari ini Thalia memaksa Alfath untuk menemaninya ke mall dengan tujuan bermain. Alfath awalnya menolak karena dia sangat malas pergi kesana yang pasti nantinya akan menjadi membosankan. Dengan paksaan mamanya Alfath akhirnya mau, mamanya pun juga memakai kesempatan ini untuk pergi jalan-jalan atau shopping. Karena sudah lama sekali mamanya tidak berpergian keluar lantaran papa Alfath yang sangat sibuk sampai susah untuk meluangkan waktu.
...
"Lah itu kan Alfath! Pas banget nih, gue harus gunain kesempatan ini buat lebih deket lagi sama Alfath," ucap Callysta dengan senyum menangnya.
Callysta juga sekarang sedang jalan-jalan sendiri ke mall, karena bosan harus menjaga mamanya terus dirumah. Dia juga mau refreshing apalagi dia sudah lama tidak berjalan-jalan di kota ini.
"Hai Al!" Sapa Callysta membuat mereka bertiga menoleh, Alfath, mamanya dan Thalia.
"Ehh ada kakak cewe ini lagi," ucap Thalia dengan muka masam. Ntah kenapa Thalia tidak suka dengan Callysta semenjak kedatangan Callysta beberapa hari lalu yang datang ke rumah Alfath.
"Hai Thalia," Callysta menyapa Thalia juga namun Thalia tidak menjawab malah membuang mukanya.
"Mama, ayok cali baju disitu. Pasti cantik-cantik," Thalia berteriak sambil menarik-narik ujung baju Nadya.
"Al kamu temenin aja dulu sih Callysta ya, mama mau turutin dulu kemauan adek kamu ini," ucap Nadya tetapi Alfath malah diam tidak menjawabnya. Dia sangat malas meladeni wanita satu ini. Tetapi itu sudah permintaan dari mamanya jadi terpaksa lah dia harus menemani Callysta walaupun Alfath hanya diam setiap Callysta mengajak ngobrol.
"Al kita kesana yuk," ajak Callysta dan Alfath tidak menjawab. Dia hanya mengikuti saja Callysta dari belakang kemanapun wanita itu pergi.
Alfath melihat orang yang tak asing. Ternyata tebakan Alfath benar. Itu adalah Chaca. Mati Alfath, kalo sampai Chaca salah paham lagi bisa tambah panjang masalah nya dengan Chaca. Yang kemaren saja belum selesai dan sekarang malah nambah.
Karena Alfath kelamaan melamun ternyata disana sekarang sudah ada mamanya dan Thalia. Ntah apa yang sedang dibicarakan sepertinya mereka tampak sedang bercerita yang seru.
"Al kita kesitu yuk, ketempat mama kamu," Ucap Callysta mengejutkan Alfath. Alfath pun sontak langsung menoleh kearah Callysta.
...
"Kak Chaca!" Teriak Thalia antusias ketika melihat Chaca juga sedang memilih-milih baju.
"Eh Thalia," Chaca menyapanya lalu membawa kedalam gendongannya. Thalia pun tidak merasa risih, karena Thalia sudah sangat dekat dengan Chaca.
" Thalia lagi shopping juga ya?" Tanya Chaca dan satu pertanyaan itu membuat Thalia nyerocos panjang lebar.
"Tadi tu kan Lia kesini mau main, tapi mama minta temenin cali baju, akhilnya Lia mau kalna baju Lia juga abis, telus—"
"Baju Lia abis? Kok bisa ada yang makan?" Chaca memotong pembicaraan Thalia dan Thalia pun langsung memasang wajah masamnya.
"Ihhh kak Chaca, Lia belum selesai bicala!" Lia mengomeli Chaca dan Chaca hanya membalas dengan cubitan karena gemas dengan tingkah Thalia.
"Telus, pas lagi nyali baju sama bang Alfath sama mama datang lah itu sih kakak cewe yang nyebelin, yang waktu itu sok kenal banget sama Lia. Lia kan jadi gak suka, mana dia suluh anggap kayak kakak perempuan sedangkan Lia udah punya kak Chaca. Kan gak boleh gitu ya kan?" Thalia terus mengoceh. Maira, Chaca dan Nadya hanya menjadi pendengar setia ocehannya.
"Ini mamanya kak Alfath, Tante ini Maira teman Chaca," Chaca memperkenalkan satu sama lain. Dan Maira pun mencium tangan Nadya sebagai sapaan.
"Ihh kak Chaca dengeli Lia gak sih! Ntal Lia gak mau temenan sama kak Chaca lagi!" Thalia mengamuk karena Chaca yang terlihat seperti acuh kepadanya.
"Thalia gak boleh gitu," tegur Nadya karena sang anak sudah berani berbicara nada tinggi kepada orang yang lebih tua. Tapi Chaca tidak masalah.
"Kak Chaca denger kok. Kak Chaca kepo nih, kakak cewe yang Lia maksud itu siapa?" Tanya Chaca berpura-pura tidak tau agar dapat melanjutkan obrolan nya bersama Thalia. Padahal dia sudah tau kalo yang Thalia maksud adalah Callysta.
"Itu," tunjuk Thalia dan Chaca langsung mengarahkan pandangannya. Dan ternyata Alfath dan Callysta sudah ada di depannya.
Cemburu? Iya. Tapi Chaca tidak mau mengekang dan tidak mau menjadi perempuan yang terlalu posesif. Jika itu keputusan Alfath. Chaca akan melepasnya.
Callysta senyum dan Chaca membalas senyuman nya. Walaupun sebenarnya senyuman itu palsu.
"Alfath nanti kamu antar Chaca pulang ya," ucap Nadya membuat Chaca terkejut.
"Eh? Gak usah Tante, saya kesini tadi bareng temen jadi saya pulang bareng mereka aja," Chaca menolak karena hubungannya dengan Alfath sekarang sedang renggang. Takutnya nanti suasana akan menjadi Canggung.
"Gapapa Cha, ntar gue bilang sama Aileen sama Nayya kalo Lo pulang sama kak Alfath," Maira tampak sekali ingin membantu Chaca untuk memperbaiki hubungannya kembali. Karena Maira juga tak tahan melihat Chaca yang sok-sok kuat tapi nyatanya rapuh.
"Ini padahal gue yang sendirian, tapi kenapa Tante Nadya malah nyuruh antar si Chaca-Chaca itu bukan gue," batin Callysta kesal. Dia berharap sekali akan pulang bersama Alfath lagi agar dapat memperbaiki hubungan mereka.
"Sia-sia gue ajak Alfath kesini," lanjutnya lagi.
"Eh tapi–"
"Gapapa, itung-itung kamu bisa jalan sama Alfath kan" Nadya memotong pembicaraan Chaca yang belum selesai. Chaca pun hanya membalas dengan kekehan yang canggung.
"Fiks Lia ikut Abang sama kak Chaca!" Lia yang tadi sempat diam sebentar sekarang bersuara lagi.
"Lia sama mama sama kak Tata aja ya," Nadya membujuk Lia dan ingin mengambil Thalia dari gendongan Chaca tapi Thalia malah mengeratkan lagi pelukannya dengan melingkarkan tangannya di leher Chaca.
"Lia gak boleh gitu, kak Chaca sama bang Alfath pengen jalan-jalan masa Lia ganggu sih," Nadya tetap berusaha tapi Thalia tambah tidak mau menatap wajah mamanya.
"Gapapa Tante, nanti Lia Chaca yang jaga," Chaca akhirnya keluar suara.
"Beneran gapapa?" Nadya bertanya kepada Chaca tapi pandangannya ke arah Alfath dan berharap Alfath menyetujui nya. Ternyata ya, Alfath mengangguk sebagai jawaban.
"Yasudah kalo gitu, Tata kamu pulang bareng Tante aja yuk, apa masih mau belanja?" Nadya sekarang bertanya kepada Callysta.
"Gapapa Tante, Tante duluan aja. Tata tadi ada janji sama temen," Callysta menolak. Karena yang dia inginkan adalah pulang bersama Alfath. Bukan bersama mamanya.
Setelah itu Maira kembali menyusul Aileen dan Nayya. Sedangkan Chaca dan Alfath sekarang sedang menemani Thalia bermain. Karena tujuan utama Thalia tadi tertunda karena kehendak mamanya.
Thalia sibuk bermain kuda-kudaan. Chaca dan Alfath fokus memerhatikan Thalia. Suasana hening tidak ada yang memulai pembicaraan.
Alfath ingin mengatakan sesuatu tetapi takut nanti masalah tambah runyam. Dengan banyak pertimbangan Alfath memberanikan diri untuk memulai pembicaraan walaupun nantinya Chaca tidak mau menjawabnya.
"Aku bisa jelasin," ucap Alfath lirih tapi tak digubris oleh Chaca.
Maaf ya aku slow update banget. Tugas aku sekarang lagi banyak-banyak nya
Apalagi sekarang sudah UAS, jadi aku sibuk belajar.
Dan aku update cerita ini juga harus nunggu mood dulu buat nulis.
Jadi aku usahain bakal update walaupun cuma dikit-dikit.
Jadi pantau terus ya.
Next???
Jangan lupa vote+comment+share
Love you all!
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA dan SAHABAT (NUCA's Story)
Teen Fiction[Slow Update🙂] -On Going- Nayara yang terkenal dingin, Umaira yang disukai karena sifatnya yang kalem dan pendiam, Clarisa seorang anak baru yang cuek dan jutek, dan Aileen yang sangat frontal dan pedas kata-katanya. Bagaimana mungkin empat orang g...