NUCA'42

49 5 0
                                    

"Dimana Ra? Udah berangkat?" Tanya Marcel kepada orang yang ada di seberang sana.

"Belum, ini baru aja mau berangkat" jawab Maira

"Tunggu ya, aku sama temen-temen aku jemput,"

"Eh?—" perkataan Maira terpotong karena Marcel mematikan sepihak telepon nya.

"Masih dirumah mereka, ayok kita berangkat," ucap Marcel setelah menyimpan kembali handphone nya kedalam saku celana.

"Lo ada masalah apa si Al sama Clarisa, gak selesai-selesai deh," tanya Fary tapi tak dijawab oleh Alfath.

"Siapa cowo yang Lo lihat kemaren?" Tanya Alfath datar kepada Aksa.

"Lah mana gue tau, kalo gue tau gue gak bakal nanya sama Lo Al," Aksa menghela nafas melihat Alfath.

"Yaudah, yuk cabut. Ntar mereka kelamaan nunggu," ucap Marcel dan mereka berempat pun langsung menancapkan gasnya menuju rumah Maira.

...

"Kenapa Ra?" Tanya Aileen kepo

"Kak Marcel nyuruh kita nunggu, katanya dia sama temennya jemput," jawab Maira dan Aileen hanya ber 'oh' ria sementara Nayya sudah memasang wajah masam nya. Karena terpaksa lagi dia harus pergi bersama kakak kelas nya yang bernama Fary itu. Sungguh suasana yang tidak menyenangkan. Mending juga Oppa Sehun nya yang menjemput (halu dah si Nayya).

Tak lama mereka menunggu Alfath dan teman-temannya datang. Mereka bertiga pun langsung serempak keluar rumah.

"Clarisa mana?" Alfath yang bertanya lantaran melihat Chaca tidak ada disana.

"Udah duluan," jawab Nayya dingin. Karena Nayya masih sedikit kesal dengan Alfath karena kejadian kemaren belum bisa Nayya lupakan.

"Kok kalian gak bareng sama Clarisa?" Sekarang Aksa pula yang bertanya. Karena ini sangat aneh, mereka berempat tidak pernah pergi pisah-pisah seperti ini. Kalo tidak dijemput mereka pasti pergi bersama menggunakan mobil Aileen.

"Dia tadi dijemput sama cowo yang malam tadi itu tu kak," jawab Aileen dan seketika wajah Alfath berubah menjadi datar sedatar datarnya:v

"Gue duluan," ucap Alfath lalu langsung saja meninggalkan mereka yang masih menatap kepergian Alfath.

"Ayok kita berangkat, nanti telat" sambung Marcel dan mereka pun mengalihkan penglihatan mereka yang tadi melihat Alfath. Lalu mereka naik ke motor pasangan mereka masing-masing. Kecuali Nayya yang terpaksa.

"Enak banget idup Lo, gara-gara temen Lo pada dijemput Lo jadi ngandam gini sama gue," ucap Fary diiringi kekehannya membuat Nayya kesal mendengarnya.

"Kalo gak ikhlas, turunin gue disini," balas Nayya dingin.

"Bukannya bersyukur atau ngomong makasih eh malah dijuteki," ucap Fary lagi menambah kekesalannya Nayya.

"Turunin gue!" Disana Nayya tidak seperti memberitahu lagi tapi seperti memerintahkan.

"Tanggung mau sampai," balas Fary santai

"Gue gak mau nerima apapun dari orang kalo orang itu gak ikhlas. Turunin gue!" Jelas Nayya lagi dan membuat Fary terkekeh.

"Baperan ya ternyata," gumam Fary tapi tak didengar oleh Nayya karena mereka masih berada dijalan raya.

"Ikhlas gue, tenang aja," lanjut Fary dan Nayya hanya diam tidak menjawab apapun.

"Kerjain ah," ucap Fary dalam hati jahil.

Fary mengebut kan sedekit motornya dan melaju ketempat yang sangat ramai dengan suara-suara kendaraan dan membuat Nayya kesal.

CINTA dan SAHABAT (NUCA's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang