[18] Ucapan Terima Kasih, Film

275 62 0
                                    

KEENAN benar-benar tak habis pikir, bahwa dirinya malah ditunjuk sebagai ketua kelas. Dia bahkan belum mengumpulkan nyawanya sendiri ketika pemilihan ketua kelas tersebut. Semuanya mengalir begitu saja dan para murid perempuanlah yang mengusulkan dirinya menjadi ketua kelas tersebut.

Padahal, dia sama sekali tak memiliki pengalaman apa-apa untuk menjadi ketua kelas. Dia bahkan selalu menolak untuk terlibat begini. Dia benci jika harus bertanggung jawab untuk sesuatu yang bahkan tidak dia sukai atau dia inginkan.

Hari ini, sekolah memutuskan untuk meniadakan jam pelajaran lima dan enam untuk membersihkan kelas, karena akan ada penilaian adiwiyata di sekolah mereka.

Oke, hanya lima dan enam. Setelah itu, kembali lagi belajar. Mantap. Padahal, Keenan sudah berharap agar pelajaran di-skip aja sampai pulang.

Keenan memasuki kelas dengan pakaian yang cukup rapi. Jika kalian perlu tau, dia baru saja mandi di WC umum sekolah karena tak tahan jika harus belajar dengan keringat yang baru saja dia dapatkan dari pelajaran olahraga di jam pertama tadi.

Eits. WC umum sekolah Keenan tak sejorok yang kalian pikirkan. WC umum sekolah Keenan mungkin adalah WC umum terbaik dari WC umum sekolah per-wattpad-an. Jika perlu, mungkin kepala sekolah sekolah Keenan mau-mau saja memasang AC di sana, saking pentingnya WC umum baginya.

Semua mata dari para murid yang tengah sibuk bersih-bersih tersebut, menatapnya yang tengah membawa handuk yang sudah dilipat rapi, shampoo, dan sabun tersebut dengan berbagai macam ekspresi. Ada ekspresi cinta, ekspresi buaya betina, ekspresi iri hati si Bawang Merah, dan ada ekspresi cinta monyet. Entah cintanya yang monyet, atau orangnya yang seperti… ah sudahlah.

Keenan disambut oleh para teman laki-lakinya di kelas dengan tatapan kagum dan sorakan serta tepuk tangan yang membuat Keenan semakin terbuai di dalam kepopulerannya ini.

Meski belum seakrab teman-temannya di Oxford, tapi teman laki-laki di kelasnya ini sangat baik. Malahan, mereka mau membantu Keenan akan apa yang Keenan tak mengerti sebagai anak baru. Itulah kenapa mereka mudah akrab, bahkan sudah bercanda-bercanda kasar.

Dari mereka pula-lah yang mengajari Keeenan kata-kata kasar seperti … ya, begitu. Keenan yang putih bersih dan suci sudah ternodai.

Keenan mengambil pembersih kaca jendela yang menganggur di atas meja guru, kemudian membantu untuk membersihkan kaca jendela.

"Lo beneran mandi?" tanya Hana tertawa, berdiri di sebelah Keenan, kemudian membersihkan kaca jendela kelas. "Kemarin pas study tour, bawa peralatan dan bahan makanan sendiri. Sekarang mandi di sekolah, dong. Lo perfeksionis banget, asli."

"Apaan, dah," sahut Keenan. "Lo ngapain di sini? Kan masih bisa ke sono."

"Oh ya, lo harus kasih id Line lo buat dimasukin ke grup kelas nanti," ujar Hana. "Karena gue adminnya, lo bisa kasih nanti ke gue."

Karena Hana ditunjuk sebagai bendahara kelas yang artinya namanya adalah satu-satunya anggota perempuan di organisasi kelas, maka dia-lah yang ditugaskan untuk membuat grup kelas oleh Bu Astuti, walikelas mereka yang cantik dan bohay. Meski namanya terkesan jadul, tapi wanita yang masih berusia 24 tahun tersebut tak memiliki wajah yang setua namanya.

Tunggu id Line? Emangnya harus punya? Hape aja Keenan gak punya.

Dan gak berniat untuk punya.

"Ah, ribet banget. Lo pengen deketin gue aja sok-sokan bilang minta id buat grup," kata Keenan terbahak.

"Hah? Ya Malik, emangnya lo seganteng apa, dah?"

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang