Makin kesini aku makin kesulitan untuk menuangkan imajinasi liar ku kedalam bentuk tulisan.
Aku udah berusaha sebaik mungkin, dan aku harus baca ulang cerita ini supaya aku bisa masuk kedalam karakter vino dan ayu.
Buat dua cerita sekaligus buat aku kesulitan supaya karakternya gak tertukar dengan tokoh dicerita aku yang satunya.
Semoga aja kalian suka part ini🙏Dan jangan lupa dukung aku dengan BINTANG dan KOMEN yang banyak.😚
Happy reading 😘😘😘
*****
"Abang udah malem, aku harus pulang" bujuk ayu
"Mau ngapain pulang, ini belum malem sayang" vino mengeratkan pelukannya diperut ayu
"Jam 10, Eka udah nelfon aku"
"Tidur sini aja ya?" Vino mencium leher ayu kemudian menghirup aroma ayu di tengkuk leher ayu
"Abang geli" ayu mulai menggeliat diatas Pangukan vino
"Abang masih kangen sama kamu, baru juga ketemu udah mau pergi lagi" keluh vino dibelakang ayu
"Kalau aku gak pergi, kita gak jadi nikah"
"Masih tiga hari lagi, kenapa harus kesana besok?"
"Dari awalkan udah gitu jadwalnya. Salah Abang sendiri kerjanya gak bener" bantah ayu.
Vino mendengus karena kesalahannya sendiri dia harus mengubah jadwal yang sudah diatur sedemikian rupa.
Harusnya tiga hari sebelum pernikahan mereka semua sudah tiba di Bali untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tapi karena kelalaian vino selama pertengkarannya dengan ayu. Banyak pekerjaan yang ia cancel dan harus ia selesaikan saat ini juga. Jadi mau tidak mau vino harus mereka tinggal sendiri, dan akan menyusul malam sebelum pernikahan mereka.
Sebenernya bukan masalah besar, hanya saja ia sungguh tidak ingin berpisah dengan ayu walau hanya beberapa hari. Baru kemarin mereka berbaikan tapi kini ia harus disiksa lagi dengan di jauhkan kembali dari ayu
"Cuma dua malem, abis tu ketemu lagi" bujuk ayu lagi
"Dua malem lama ayu"
"Sebentar ko, apalagi kalau Abang sibuk pasti gak kerasa deh"
"Makanya malem ini kamu tidur disini"
"Gak boleh kita belum sah, gak boleh tidur bareng" ayu menggelengkan kepalanya
"Siapa bilang kita tidur bareng, kamu tidur di kamar Abang. Nanti Abang tidur di kamar satunya"
Ayu lalu menoleh kebelakang melihat vino yang baru saja bicara serius.
"Menurut Abang aku percaya?"
"Kamu harus percaya sama suami kamu sendiri" vino mencium pipi ayu
"Calon suami" ralat ayu
"Kamu sekarang makin berani sama Abang, sering banget bantah"
"Aku gak bantah, cuma memperjelas"
Vino kembali mengeratkan pelukannya, lalu menjilat daun telinga ayu membuat ayu merinding dibuatnya.
"Kamu tau kan Abang gak suka dibantah" ucap vino tepat ditelinga ayu
"jangan sampe Abang ngehukum kamu sayang" vino kembali memainkan lidahnya di leher jenjang ayu. Ayu semakin bergidik mendengar ancaman vino, sepertinya ia salah bicara, belakang ini ayu sering lupa jika vino bukanlah orang yang mudah untuknya. Dan bantahan kecil bisa menjadi masalah besar untuk ayu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Ayu
عاطفيةTidak pernah terbayangkan oleh ayu jika pertemuan pertama dengan vino harus merelakan kesucian tangannya. Yaa tangan yang dengan lancangnya menyentuh bagian tubuh vino yang harusnya tidak boleh ia sentuh Ayu mengangkat tangan nya menghadap ke wajahn...