salah paham

9.7K 293 3
                                    

Vino POV

Setelah pulang mengantar ayu dari apartemen ku, pikiran ku semakin berkecamuk tentang ayu, rasa ingin memiliki atas dirinya semakin besar kerusakan.

Sungguh aku menyesal mengantarnya pulang, harusnya aku kurung saja dia, agar aku tidak tersiksa seperti saat ini.

Tapi mengingat dia yang begitu terluka atas kejadian tadi membuat nyeri di dadaku. Aku sungguh terluka melihat air matanya yang begitu lancang membasahi pipinya, aku benar-benar tidak suka itu dan aku bersumpah tidak akan membiarkannya meneteskan air matanya lagi.

...
Lelah, itu yang aku rasakan saat ini setelah seharian berkutik dengan berkas yang menumpuk, ditambah semalaman aku yang terus terjaga karena pikiran ku dipenuhi oleh ayu, tentu saja seperti biasa selalu rasa rindu yang tak pernah reda kurasa.

Aku putuskan untuk mampir kekosannya menemuinya, aku sangat ingin memeluknya untuk melepas rasa lelah ku.

Aku menunggunya seperti biasa disisi mobil ku yang terparkir di halaman kosannya dan menunggunya keluar.

Tak lama ayu keluar dari kosannya dengan menggunakan piyama dengan gambar Doraemon membuatnya terlihat seperti anak kecil ditambah wajahnya yang polos tanpa make-up sepertinya dia sudah siap untuk tidur.

Dan sialnya, seperti seorang maniak gairah ku meningkat begitu saja saat melihat ayu. Yang benar saja ayu jelas tidak terlihat sexy saat ini. Tapi reaksi tubuhku sungguh menyiksaku saat ini.

Melihat ayu yang semakin mendekat membuat ku ingin menyeretnya kesebuah hotel dan menuntaskan gairah terpendamku padanya.

Tapi itu tidak mungkin kulakukan, aku sudah berjanji akan menjaganya. Dan sepertinya aku tidak bisa lama lama disini, berdekatan dengan ayu sungguh menyiksaku. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali, dan jika itu terjadi lagi aku tidak yakin bisa melepaskan ayu begitu saja

"Abang baru pulang?"

"Emmh, kamu sudah mau tidur?"

"Belum, aku masih nonton drama Korea, Abang sudah makan?"

"Sudah, oh ya ini Abang beliin kamu makanan"

Ayu mengambil bungkusan dari tanganku, dan sialnya tangannya harus bersentuhan dengan tangan ku. Bukan aku tidak suka, tapi keadaan ku saat ini tidak bisa dikatakan baik. Aku harus pergi saat ini juga, ayu sungguh berbahaya saat ini

"Banyak banget, aku bisa gendut kalau tiap malem makan sebanyak ini"

"Dimakan bareng bareng"

Ayu hanya menjawab dengan anggukan yang diiringi senyum manisnya, sial

"Yaudah Abang pulang ya?"

"Abang mau pulang sekarang?"

"Iya, capek"

Aku bisa melihat ada segurat rasa kecewa diwajahnya tapi mau bagaimana lagi, toh aku pergi untuk kebaikannya

"Ya udah gih pulang, istirahat biar capeknya ilang"

"Iya kamu juga jangan tidur malem malem"

"Iya"

Ahh sungguh aku tidak sanggup untuk menyentuhnya. Ini akan berbahaya untuknya. Aku tidak bisa mengambil resiko untuk saat ini.

Jadi aku putuskan untuk menjauh sesaat dari ayu. Walaupun begitu menyiksa tidak bisa bertemu dengannya setidaknya ini lebih baik dari pada harus menyakitinya jika aku menemuinya dan melakukan hal hal yang sangat ia hindari.

Rencana ku untuk menjauhinya berjalan lancar, selama tiga hari ini aku menyibukkan diri dengan pekerjaanku untuk mengalihkan pikiranku tentang ayu.

Vino & AyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang