Chapter 17

381 39 4
                                    

Destroyer
_

________________________

" Bila mata bertemu mata,akan temui cinta manusia. Bila dahi bertemu sajadah,akan temui Cinta Allah "
- Imam Al Ghazali -

 Bila dahi bertemu sajadah,akan temui Cinta Allah "- Imam Al Ghazali -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







" Ardi sayang,kamu- " aku kaget dengan kehadiran Kanya yang tiba-tiba masuk dan bilang SAYANG,pengen di tabok pake sepatu high heels biar tuh otak bolong kek Kunti!.

" Kanya! Kamu apa-apa an,Ga ada etika memanggil seperti itu di dalam kantor ini! " Tegas Ardi. Wajahnya terlihat merah karena marah. Aku langsung meraih tangannya dan memberikan seulas senyuman dan menyalurkan kehangatan agar ia sabar. Setelah itu aku memerintahkan dia duduk

" Ups,maaf kirain ga ada istrinya,abisnya kemarin kan Pak Ardi minta saya memanggil bapak seperti itu,biar sosweet " Kanya memainkan rambutnya dengan kecentilan nya yang membuatku jijik.

" Gue pikir, cabe-cabean tahun 2020 udah berkurang,ternyata masih tertinggal satu biji. Gampang di musnahkan " sindir ku.

" Sayang,kok di kantor kamu kayak ada bau sampah ya?” sindirku sambil melirik Kanya

Aku sengaja menggunakan sampah sebagai kata sindiran agar Kanya pergi. Benar saja,Kanya langsung pergi meninggalkan ruangan Ardi. Ardi tampak terpaku karena ulahku yang memang disengaja.

" Selama ga ada aku,Mas sama Kanya berarti sering berduaan trus manggil begituan? " Tanyaku kesal

" Astagfirullah,mas ga pernah minta dia gitu,dia cuman- "

" Aku mau pulang " aku langsung berdiri hendak keluar namun Ardi menghalangi jalanku

" Ca,kamu salah paham sayang "

" Aku mau pulang,masa ga boleh? Masa mau nginep disini? " Ardi bingung dengan ucapan ku yang terdengar marah,eh salah lebih tepatnya Cemburu.

" Ca.. "

" eve gitmek istiyorum ( aku mau pulang ) " ucapku pelan dalam bahasa Turki

" Beni dinle (dengarkan saya) " aku memutar bola mataku malas tanda cemburu dan malas mengobrol dengannya.

" Ayo pulang sama saya " ajak Ardi hendak keluar pintu,namun aku mencekal tangannya

" Aku bisa sendiri dan pake Taxi atau grab nantinya "

" Big No! Saya gamau kamu pake kendaraan itu,saya gamau kamu kenapa-kenapa "

" Sebelum mereka nyentuh aku,aku duluan yang akan ngebuat mereka babak belur. Trust me! "

" Mas juga sibuk kan? Ada meeting nantinya. Aku mau pulang pake kendaraan umum aja kalo gitu " sambungku

" Kamu lebih penting dari meeting itu Ca, ayo pulang sama saya. Jangan keras kepala " Ardi sangat pelan dan lembut ketika berbicara denganku,hatiku saja hampir meleleh setiap mendengar bait-bait katanya.

Before My Memory Lost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang