Before My Memory Lost [END]

Chapter 22

Putar musik nanti pas di bagian akhir.

Criminal
_______________________

Tidak dapat bersatu bukan berarti tidak peduli

🍁 Adjaka Daniel Kurniawan Saputra 🍁

"

Morning my princess " Ardi mencium pucuk kepalaku dikala aku sedang memasak. " Günaydın " balasku dengan senyuman.

" Selamat makan pangeran ku " ucapku duduk disamping Ardi, menyajikan nasi serta lauk pauk. Aku dan Ardi makan dengan khidmat,tidak ada perbincangan jikalau tidak benar-benar mendadak.

" Makanan ini pake bumbu cinta ya? Pantesan enak dan pas saya makan,rasanya deg-degan dekat kamu " ucapnya setelah selesai makan. Aku menganga mendengar nya berucap seperti itu. Apa-apaan ini? Aku ga naruh racun bucin juga di dalam lauk pauk itu.

" Kok ga dijawab sih,sayang? " Tanya Ardi

" Masaknya pake bumbu biasa aja si,cuman jikalau dilakukan atas dasar cinta maka akan terasa enak "

" Bijak banget kata-kata nya. Abis bajak sawah dimana,hm? " Aku tertawa mendengar perkataan nya. Bijak dan bajak tentu beda,mengapa dia mempersatukan kata-kata itu di satu kalimat? Ada-ada saja.

" Bajak sawah tetangga,puas! " Ketus ku

" Galak banget sih Jailangkung sekarang,gaboleh galak-galak nanti aku ketularan galak,kamu mau? "

" Nyeneyenye,brangkat gih " aku pergi menuju kamar Ardi untuk mengambilkan tas kantor untuknya.

" Ini, hati-hati. Jangan lupa baca doa,jangan genit sama perempuan. Yang semangat! Ganbatte! " Aku menyemangati Ardi agar ia ikut semangat juga.

" Makasih ya sayang udah semangetin, kalo gini terus. Aku bisa-bisa semangat buat bikin an- "

Bugh.
Lagi-lagi aku menghajarnya karena dia salah ucap.

" Naysha! Kenapa mukul saya! Kamu mau saya masuk rumah sakit,hm? " Ucapnya sambil memegangi perutnya yang barusan ku hajar.

" Ma-maaf kamu sih,ga bisa sensor omongan. Main ceplas-ceplos aja! " Aku mengusap perutnya yang terkena hantaman,ya walaupun ga bisa sembuh. Setidaknya bisa kasi belaian  kasih sayang.

Setelah insiden ketidaksengajaan itu, Ardi pun berangkat ke kantor. Untung saja dia tidak marah

Aku kesepian,hanya ada aku,bibi dan juga satpam rumah. Aku memilih untuk membersihkan rumah, walaupun sudah bersih. Setidaknya menghilangkan ketidak ada kerjaan di waktu luang.

Rasulullah Saw pernah menasihati seseorang : " Manfaatkan lah 5 perkara sebelum 5 perkara : 1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. 2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. 3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. 4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. 5) Hidupmu sebelum datang matimu. " (HR. An-Nasa'i dalam As-Sunan Al-Kubro no. 11832;Al Hakim dalam Al-Mustadrak no.7846 dan lain-lain. Dinilai sahih oleh Al-Albani dalam sahih At-Targhib wa at-tarhiib)