Chapter 35

343 40 5
                                    

ᴛʜᴇ ɴᴀᴍᴇ
______________

" Tiada yang lebih indah ketika kita saling mencintai karena Allah dan menua bersama hingga maut yang memisahkan "

🍁 Muhammad Lazuardi Asy Syam 🍁




Karya: tilla_azzhr

Kehadiran bayi mungil yang berjenis kelamin laki-laki melengkapi keluarga kecilku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehadiran bayi mungil yang berjenis kelamin laki-laki melengkapi keluarga kecilku. Umurnya baru 1 bulan,waktu terasa begitu cepat,aku dan Ardi dengan senang hati bercengkrama ria dengannya. Muhammad Rafardhan Athalla Asy Syam,nama yang bagus dengan arti yang bagus tentunya. Aku dan Ardi menginginkan Rafa nantinya memiliki sifat seperti Baginda Nabi Saw. Dengan segala sifatnya yang lemah lembut dan tak mudah putus asa. Sejak baru lahir hingga satu bulan ini,aku dan Ardi selalu mengajak Rafa mengobrol,dan selalu mendengarkan ayat suci Al-Quran. Aku dan Ardi menginginkan Rafa kelak menjadi seorang hafidz qur'an, seperti ayahnya.

Aku tinggal di rumah bunda, sesekali om Reza dan tante Hilda datang bersilaturahmi. Sebenarnya aku ingin tinggal di rumah kami saja,namun Ardi tak ingin aku sendirian di rumah,ia ingin aku ada teman untuk menggendong Rafa.  Ardi tetap masuk ke kantor,dan ia juga pulang lebih awal.

" Assalamualaikum " kata Ardi yang baru saja pulang dari kantor.

" Wa'alaikumussalam " aku langsung meraih tangan Ardi dan mencium telapak tangannya. Ardi membalasnya dengan mengecup kening ku. " Rafa mana? " Tanya Ardi yang sadar jikalau si baby tidak ada di kamar

" Lagi sama Bang Rizwan dan Arsyad di gazebo. "Jawabku.

" Alhamdulillah " why he say that?

" Alhamdulillah kita bisa berduaan lagi " sambung Ardi dan langsung duduk di sampingku,tangannya terulur memeluk ku dari samping dan ia meletakkan kepalanya di bahuku. Aku mengelus rambutnya pelan.

" Mandi dulu gih,lagi bentar maghrib "

" Apa-apaan coba,ini baru jam 5 sayangku..." Ardi mengambil jeda sedikit lalu meraih gelas yang ada di atas nakas dan meminum dengan tangan kiri. Aku langsung meraih gelas itu sehingga sebagian air yang ada di gelas itu tumpah mengenai kemeja putihnya.

Ardi langsung melotot tajam ke arahku dan ku balas dengan senyum kuda.
" Tega bener kamu sama suami sendiri,kenapa ga sekalian siram aja sih? " Nadanya sedikit meninggi di bagian kata terakhir.

" Hehe maaf,lagian kamu kecapean banget? Sampai lupa minum pake tangan kiri? " Jelas ku. Maybe he forgot.

" Astagfirullah,untung kamu ingetin. " Jeda sekian detik " Tapi jangan kayak tadi,airnya hampir mengenai wajah saya yang tampan ini,untung ga kena. Coba kalo kena..."

" Kenapa emang kalo kena,ha? Mau apa? " Sindiriku langsung

" Kamu bakalan..." Ardi terus menerus maju mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Before My Memory Lost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang