Extra part 1

386 32 11
                                    

Aku membuka mata,dan ku lihat di samping tempat tidurku tidak ada sosok pangeran disana,I miss her. Menjadi seorang CEO muda di perusahaan Papa Ardi membuat Ardi bepergian kesana kemari, walaupun tidak terlalu sering,tapi rindu ya tetap namanya rindu, seberapa lama dia pergi walau hanya satu menit,rindu itu akan muncul.

Aku berjalan menuju kamar sebelah untuk mengecek ketiga anakku yang entah menuruni sifat siapa. Ku lihat mereka masih tertidur lelap,aku kembali ke dalam kamar dan ku lihat jam dinding pukul 2 dini hari. Ku tatap wajah Alan, wajahnya yang tampan dan persis sekali dengan Ardi,sebut saja Ardi junior.

Aku mengecek ponsel berharap ada kabar dari Ardi namun nihil.

" Astagfirullah!! " Pekikku kaget ketika  tangan Ardi langsung mengambil handphone ku. " Kenapa gak tidur,hm? Malah main handphone. Layar handphone itu bahaya buat mata kamu,humaira " kata Ardi ikut duduk di sampingku lalu memelukku dari samping. Wait? Dia kapan datang? Masa iya aku mimpi tapi pelukannya berasa banget?

Aku menoleh ke arah Ardi,ia masih setia memelukku dan menyenderkan kepalanya di bahu kanan ku. " Mas...? Ini beneran kamu atau aku yang masih mimpi sih? " Tanyaku sambil menepuk tangan Ardi pelan. Ardi langsung melepaskan pelukannya dan menatapku,dia menghela nafas panjang lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku,dan...

Ia menggigit kecil pipiku yang chubby dan membuatku sedikit meringis kesakitan,kalau aku teriak nanti Alan terbangun. Aku langsung memukulnya " Sakit tahu!!!! " Aku kesal,kenapa juga dia menggigit ku,dia kan bukan jelmaan Vampir kayak di film-film. Apalagi GGS,aku juga bukan darah suci yang diincar para Vampir.

"Biar kamu percaya kalo ini bukan mimpi, Humaira. Sakit,hm? Mana yang sakit" tanyanya. Ada dia penderita amnesia permanen? Dua menit yang lalu dia menggigit pipiku dan kini bertanya mana yang sakit? Hey? Are you kidding me? Not funny!

Bukannya peka ia malah tertawa " Kamu kalo cemberut gitu saya makin gemes sama kamu. Maaf ya " katanya sambil mengecup pipiku,dimana dia meninggalkan bekas merah disana

" Dasar suami vampir " celetukku sebal

" Ha? Yang benar aja kasi nama,masa saya dibilang vampir? Saya ga punya taring " kata Ardi tak terima

" Habisnya kamu,main gigit aja,kamu kayak vampir tau!!! " Ketusku.

Ardi kembali memelukku dengan erat, sepertinya dia rindu sekali setelah dua hari tak bertemu. " I miss you so much, honey " katanya dengan suara khasnya yang berat dan cool.

" Ganti baju dulu,baru tidur ya. Masa mau tidur pake pakaian kantor,nanti kamu dikira mau ke kantor loh.. " kataku mngeleus bahunya pelan.

" Definisi mager itu ketika kita bersama sang kekasih halal,dan semuanya terasa berat ketika menjauh darinya " sindir Ardi. Tak mau kalah,aku langsung menyindirnya

" Definisi suami yang mager itu ketika ia tidur mengenakan pakaian kantor,terus istirnya udah nasehatin tapi malah ga didengerin " Ardi langsung terkekeh dengan kalimatku yang ambyar.

" Nyindir saya,hm? " Tanyanya tanpa membuka mata.

" Kayak gak aja,udah..ganti baju. Gerah tau... " Celoteh ku

" Bukain..."

" Apanya? " Tanyaku polos

" My clothes "

" Gila!!! Buka sendiri,tuh kamar mandi ada di depan,punya kaki punya tangan lengkap malah suruh-suruh. Nanti aku bunuh kamu ditempat,mau!!!!!??? " Gertak ku berharap dia mau menurut. Tapi nyatanya tidak...

Before My Memory Lost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang