Chapter 32

292 32 7
                                    

🥀 𝓦𝓲𝓽𝓱𝓸𝓾𝓽 𝓳𝓾𝓭𝓰𝓲𝓷𝓰 🥀
________________________


" Aku menerima semua kekurangan mu dan menjadikan mu sebagai pelengkap kekuranganku juga. Manusia tidak dilahirkan sempurna,oleh karena itu kita dipersatukan "

🍁 Naysha Azzahra Kamelia Al Huda 🍁

Trailer Before My Memory Lost sudah bisa di cek di Instagram: tilla_azzhr.


Pagi ini, aku bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan segala keperluan mas Ardi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, aku bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan segala keperluan mas Ardi . Mulai dari sarapan,baju kantor dan mencuci. Aku sengaja memasak makanan kesukaan mas Ardi,yaitu nasi goreng spesial dan ayam goreng. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang, seketika itu juga tangan seseorang memelukku erat dengan dagu yang di letakkan di atas bahuku. Guess who is he? Right, he is my husband.

" Harumnya sampe bangunin saya dari mimpi indah " Ucap mas Ardi dengan mata yang masih tertutup. Ku lihat dia belum mandi,dan rambutnya sedikit berantakan.

" Mas,mandi sana. Bukannya langsung mandi,malah ke sini. Nanti kamu telat loh " celoteh ku. Bukannya malah pergi,dia malah mengeratkan pelukannya.

" Ish,sesak mas!!! " Tegas ku agar dia melepaskan pelukannya. " Eh lupa,pagi anak ayah " kata mas Ardi sambil mencium perutku yang sudah membesar. Aku memikirkan bagaimana lucunya diriku dengan mas Ardi ketika punya anak nanti. Bahkan,mas Ardi belajar bagaimana cara menggendong bayi. Waktu itu aku dan mas Ardi kumpul bersama The Adam dan The Hawa. Mas Ardi mencoba menggendong Bilna,anaknya Renaldi. Najwa santai-santai saja ketika anaknya digendong,berbeda dengan Renaldi yang was-was,bahkan ia sebenarnya tidak mengizinkan mas Ardi menggendong Bilna karena mas Ardi orangnya agak kaku.

Aku meletakkan masakan yang sudah jadi di atas meja,lalu naik ke atas untuk menyiapkan keperluan mas Ardi. Ketika membuka pintu,ku lihat mas Ardi sudah rapi, mengenakan kemeja,dasi..wait,ada yang kurang.

" Mas? " Kataku yang sedikit terkekeh.

" Kenapa sayang? Saya ganteng ya? Makasih,jangan di puji dong. Nanti saya lemah jantung " dengan percaya dirinya dia bilang begitu sampai tidak sadar apa yang kurang.

" Celananya mas, astagfirullah. Masa mau pake celana pendek ke kantor " aku berjalan ke arah lemari dan mengambilkannya celana katun hitam yang akan dikenakan.

" Loh? Tadi saya cari disitu ga ketemu. Kok kamu bisa nemuin? " Tanyanya bingung. Jiwa ibu-ibu itu mungkin beda.

" Nyarinya itu jangan tergesa-gesa,Slowly " aku langsung membenarkan dasi mas Ardi yang sedikit bengkok,karena dia tinggi,aku sedikit berjinjit.

" Makanya tinggi itu ke atas,bukan ke samping " ledeknya

Aku langsung menatapnya datar,aku memang tinggi tapi dia yang overdosis tinggi!

Before My Memory Lost [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang