Pria tampan itu berjalan sempoyongan dengan sebuah jaket kulit yang tersampir di pundaknya. Wajahnya sudah memerah bahkan matanya sudah tidak bisa melihat jelas akan apa yang ada di hadapannya.
Pikirannya kacau.
Hatinya hancur.
Dirinya hancur.
Tidak ada lagi yang bisa ia jadikan untuk alasannya hidup. Bahkan semua perasaan sakit di hatinya sudah mematikan akal sehatnya untuk tidak segera menerjunkan dirinya dari atas jembatan layang yang tinggi ini.
Dia tersenyum sejenak, sebelum sebulir airmata terjatuh di sudut matanya. Menangisi seseorang yang meninggalkan luka menganga di balik jantungnya, dia tidak hanya mencintai kekasihnya sampai hati, tapi sudah sampai jantungnya.
Huang Renjun adalah nafasnya.
"Ahjussi"
Sebuah suara menyebabkan pria tampan itu menatap ke arah sumber suara. Dia berbalik ketika melihat sebuah bocah dengan seragam sekolahnya, menatapnya dengan tatapan bingung.
"Apakah ahjussi akan bunuh diri?" Ujarnya lagi seraya memakan es krim yang ada di genggamannya. Pria tampan itu mendecihkan lidahnya, mendengar pertanyaan bodoh pria di hadapannya membuatnya ingin segera terjun ke bawah.
"Hei kau! Bocah gila pemakan es krim! Berhenti mengangguku!", teriaknya dengan nada yang benar-benar menunjukkan bahwa dirinya mabuk.
"Ahjussi mabuk? Mau thai tea milikku?",
Bocah berseragam SMA itu mendekat ke arahnya, tetapi tak lama pandangannya memburam.Dan dia ambruk di hadapan bocah itu.
Pria tampan itu berusaha menghalau sebuah cahaya yang mencoba menganggu tidur lelapnya. Dia berpikir, apakah dia sudah berada di surga? Apakah sebaiknya dia bangun dan mencari Renjunnya saat ini?
"Ahjussi, bangun... aku harus ke sekolah." Akhirnya pria tampan itu terbangun. Dan langsung terduduk di hadapan pria manis yang sudah memakai seragam sekolah dan sebuah tas hitam di sebelah tubuhnya.
Matanya mengedar ke sekeliling. Apartemennya tidak sesempit ini dan juga kasurnya tidak sekeras yang dia tiduri sekarang, bahkan dia merasa tidak mengganti pelayan apartemennya dengan seorang anak SMA.
"Si-siapa kamu? Dan dimana aku?"
"Ahjussi ada di rumahku, kemaren ahjussi mabuk. Dan namaku Na Jaemin", ujar pria manis itu kemudian meletakkan secangkir teh hangat di depannya.
"Jangan panggil aku ahjussi, aku masih kuliah semester 5", ujarnya kemudian mengambil teh hangat yang sudah disuguhkan kepadanya. Dirinya sebenarnya ingin kesal, tapi melihat tatapan polos pria kecil di hadapannya, membuatnya urung dan mengalah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Together With Nominfess
Fanfiction☆.。.:* Special Edition .。.:*☆ This book brought to you from the collaboration with a twitter autobase; @nominfess_ Come, and hope you'll find a little things called happiness in these simple love stories about the lover and his dearest. ©2020 withno...