✎ Morning

1.6K 156 1
                                    

Written by jesuisciang


Tidak seperti biasanya. Kali ini, Na Jaemin bangun begitu pagi. Dan bagi Lee Jeno ini tentunya sangat aneh. Karena, tidak biasanya kekasih cantiknya ini mau repot-repot bangun pagi. Dan Jeno biasanya adalah sosok yang akan berusaha untuk membangunkan Jaemin dari tidurnya dengan segala cara uniknya hanya agar Jaemin terbangun.

Sebenarnya, ada satu cara yang paling Jeno suka untuk membangunkan Jaemin dari tidurnya.Yaitu, dengan cara mencium bibir manis Jaemin, memberikan sedikit hisapan pada bibir bagian atas dan bawahnya secara bergantian hingga kekasih cantiknya itu mulai kehabisan nafas. Dan setelah itu, Jaemin akan bangun. Walau Jeno harus rela jika Jaemin tiba-tiba mendorongnya hingga ia terjatuh dari ranjang.

"bukankah hari ini tidak ada jadwal kuliah?" tanya Jeno sambil melipat kedua lengannya di depan dada. Mata sipitnya menatap kearah Jaemin yang masih menggunakan piyama tidurnya. Dan kini, kekasih cantiknya itu tengah sibuk membuat secangkir kopi.

Merasa mendengar suara Jeno, Jaemin tampak berbalik dan melirik sebentar kearah kekasih tampannya yang mulai berjalan kearahnya yang tengah sibuk dengan kopi miliknya. "memang tidak," Ucap Jaemin.

"Lalu?" tanya Jeno, sambil melingkarkan lengannya pada pinggang ramping Jaemin. Menumpukan dagunya pada bahu kekasih cantiknya itu, sambil sesekali mengecup gemas bahu Jaemin yang tertutupi oleh piyama.

Jaemin sama sekali tidak menjawab, dan malah menghembuskan nafasnya kasar, lalu berbalik untuk berhadapan bersama dengan kekasih tampannya itu dengan secangkir kopi yang ia pegang. Membuat Jeno bisa dengan leluasa menghirup aroma kopi yang berada dari dalam cangkir itu.

Jeno menaikan sebelah alisnya bingung saat melihat wajah cantik dan manis milik Jaemin yang terlihat kesal. Jeno sebenarnya bingung jika sudah seperti ini, terutama saat Jaemin melepaskan kedua lengan Jeno yang awalnya melingkar pada pinggang ramping miliknya. Dan mau tak mau, akhirnya Jeno melepaskan pelukannya, menatap kearah Jaemin yang berjalan kearah meja makan. Dan dengan santainya,sosok manis dan cantik itu mendudukan dirinya diatas meja.

"Hari ini hari ulang tahunku!" seru Jaemin saat melihat Jeno yang tampak masih melihat kearahnya dengan wajah tampan yang sangat kebingungan. Namun, saat mendengar seruan dari Jaemin, wajah tampan yang awalnya terbingung kini berubah menjadi terkejut.

"Oh! Eum— itu," Jeno kini sedikit mengumpat di dalam hati, bagaimana mungkin ia bisa melupakan ini. Padahal, Jaemin sudah mengingatkannya tadi malam sebelum mereka tidur.

"kenapa diam?" tanya Jaemin kesal, pemuda cantik itu juga menaruh cangkir yang awalnya ia pegang disampingnya [mengingat Jaemin kini duduk diatas meja makan], lalu merentangkan tangannya lebar "peluk~" ucap Jaemin manja saat melihat.

Tersadar dari lamunannya, Jeno segera berjalan kearah Jaemin. Lalu, memeluk sosok yang kini tengah mendudukan dirinya diatas meja itu. Dan Jaemin mulai melingkarkan lengannya pada leher jenjang kekasih tampannya, bukan hanya itu, Jaemin juga melingkarkan kaki jenjangnya pada pinggang Jeno. Namun, wajah cantiknya masih menunjukan jika ia sedikit kesal pada Jeno.

"maafkan aku. Dan, selamat ulang tahun, kau sudah semakin dewasa sekarang. " ucap Jeno sambil mengecup kilat bibir Jaemin, dan Jaemin hanya menaikan bahunya acuh. Sambil memainkan dengan gemas mulai mencubit gemas pipi Jeno yang terlihat semakin tirus.

"setidaknya, kau sudah menyiapkan hadiah untukku." Balas Jaemin.

Karena, Jeno memang sudah menyiapkan hadiah untuknya sedari kemarin. Tentu Jaemin tahu, karena Jaemin melihat dengan mata kepalanya sendiri, kemarin malam Jeno pulang sangat larut sambil membawa sebuah bingkisan yang sudah Jaemin pastikan itu adalah hadiah untuknya. Dan lagi, Jeno sangat tidak pandai dalam hal berbohong. Jadi berbagai alasan yang dibuat oleh Jeno akan sangat mudah dipatahkan oleh Jaemin.

"ada benarnya juga." Ucap Jeno, dan mengecup kening Jaemin lembut. "Jadi, apa yang harus kita lakukan hari ini? ada sesuatu lain yang kau inginkan?" tanya Jeno.

"membuat kue ulang tahunku!" seru Jaemin semangat, bahkan kedua mata bulat itu mulai berbinar-binar senang.

"kenapa tidak membeli saja?" tanya Jeno. Karena, tidak biasanya Jaemin mau repot-repot membuat kue ulang tahun. Jangankan untuk dirinya sendiri, saat ulang tahun Jeno saja, Jaemin tampaknya tak mau repot-repot membuatkan kue ulang tahun untuk kekasih tampannya itu.

"aku ingin mencoba membuatnya," ucap Jaemin, mendengar itu Jeno hanya menganggukan kepalanya paham.

"kau sungguh tidak ingin mengundang teman-temanmu kemari?" tanya Jeno.

Jeno tidak mengerti mengapa Jaemin hanya ingin merayakan hari ulang tahunnya hanya berdua dengannya. Tidak, bukannya Jeno tidak senang. Jeno justru sangat senang karena ia bisa menghabiskan waktu seharian penuh dengan kekasih cantiknya ini. Namun, Jaemin juga memiliki banyak teman. Mengingat Jaemin adalah sosok yang ramah dan sangat mudah bergaul, jadi aneh rasanya saat Jaemin memilih hanya untuk merayakan ulang tahunnya hanya berdua.

"jangan berpikir yang aneh-aneh Lee Jeno." Ucap Jaemin tiba-tiba saat melhat wajah Jeno yang melamun  "kita sudah membicarakan ini, menghabiskan waktu berdua hingga malam nanti." Lanjut Jaemin, dan dengan perhatian mengusap pipi Jeno.

"tapi aku tidak mau na," bisik Jeno kecil. Memeluk tubuh ramping kekasih cantiknya itu dengan begitu posesif dan menghirup aroma manis yang menyeruak dari tubuh Jaemin.

Mendengar Jawaban yang di berikan oleh kekasih tampannya itu, Jaemin hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. "berhenti bersikap dramatis Jeno, nanti malam aku harus pulang ke rumah. Bukan pergi ke bulan." Ucap Jaemin gemas dengan sikap posesif Jeno. Nanti malam, Jaemin akan menghabiskan waktunya bersama keluarganya. Dan dari pagi hingga menjelang malam, Jaemin akan menghabiskan waktu bersama Jeno.

"aku boleh menginap di rumahmu?" tanya Jeno. "tinggal di apartemen sendirian tanpa-mu rasanya aneh." Ucap Jeno manja, membuat Jaemin rasanya ingin tertawa.

Jeno menatap kearah wajah cantik Jaemin, memasang wajah puppy –nya agar Jaemin luluh dan mengizinkannya untuk.

"tidak," jawab Jaemin tetap pada pendiriannya. "Jisung akan mengamuk jika melihatku datang bersamamu." Lanjut Jaemin. melepaskan pelukan Jeno dan turun dari meja makan, lalu berjalan pergi kearah kamar.

Mendengar itu Jeno hanya mengusap tengkuknya . Ya, Jisung sangat tidak menyukai Jeno. Jika kalian tidak tahu, Jisung adalah adik kekasih cantiknya itu. Iya, Jisung adalah adik Jaemin. 

Hubungan buruk antara Jeno dan Jisung dimulai saat Jeno secara tidak sengaja mengira jika Jisung adalah selingkuhan Jaemin. Saat itu, Jeno melihat Jaemin di salah satu pusat perbelanjaan bersama sosok jantung yang tidak Jeno kenal. Karena emosi, Jeno langsung memberikan tinjunya pada Jisung, yang sebelumnya belum ia ketahui jika Jisung adalah adik Jaemin.

Setelah kejadian itu, Jisung sama sekali tidak mau bertemu dengan Jeno. Bahkan, Jisung sering menyuruh Jaemin untuk memutuskan hubungannya bersama Jeno.

Mengingat hal itu membuat Jeno hanya bisa menggelengkan kepalanya. Merasa bodoh dengan tingkahnya yang ia lakukan saat itu.

"Jeno! Mau mandi bersama atau tidak!!?" teriakan Jaemin terdengar begitu nyaring. Membuat Jeno yang awalnya sedikit melamun segera tersadar dan berlari kearah sumber suara.

✔️Together With NominfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang