✎ Treasure

1.3K 132 1
                                    

Written by uvvuoverload

Na Jaemin & Lee Jeno

AU, BL, school life, romance

a/n : sorry for any typos. Hope you guys like it and happy reading!

~0O0~

Yang Jaemin lihat saat ia membuka mata pagi ini adalah Jeno –sejatinya selalu Jeno– namun, ada yang membedakannya sekarang; di hadapannya ada Jeno yang sedang duduk bersila sambil memegang sebuah box transparan berisi cranberry orange cupcake favorit Jaemin. Melihat cupcake favoritnya ada di depan matanya membuat kesadaran Jaemin pulih seketika. Jeno tersenyum lalu memberikan box berisi cupcake tersebut kepada Jaemin sembari membisikkan 'Happy birthday, Na Jaemin' tepat di telinga Jaemin lalu mengecupnya pelan.

Jaemin akui kalau sentuhan-sentuhan kecil Jeno di setiap inchi tubuhnya bisa membuatnya merasakan sensasi tersendiri dan nyatanya di setiap saat ia dan Jeno tidak pernah lepas dari kata skinship. Sadar mengakuinya sendiri secara diam-diam saja bisa membuat kedua pipi Jaemin berangsur menghangat, ia bisa memastikan kalau wajahnya memerah sekarang. Jaemin menarik selimut tebalnya hingga menutupi separuh wajahnya lalu mencicitkan kata 'Terima kasih' sebagai jawabannya yang membuat Jeno lagi-lagi tersenyum menanggapinya.

"Kemana tujuanmu hari ini?"

"Tujuan?"

"Hari ini ulang hari tahunmu, Na. Jangan bilang kau ingin menghabiskan waktumu di rumah lagi?"

Gulp.
Kalimat yang baru saja Jeno katakan tepat mengenai sasaran. Jaemin menggigit bibir bawahnya, didalam hatinya ia mengiyakan kalimat Jeno. Memang benar. Sudah dua tahun belakangan ini, Jaemin selalu merayakan hari kelahirannya di rumah; menghabiskan seluruh waktunya di depan televisi bersama Jeno sambil menikmati satu big box cupcake yang telah mereka beli sebelumnya.

"Hng..aku tidak berniat keluar hari ini."

"Ayolah Na..."

Oh, tidak! Jangan- terlambat. Sebelum Jaemin sempat memalingkan wajahnya, Jeno terlebih dahulu memasang puppy eyes-nya; senjata andalan Jeno yang merupakan kelemahan Jaemin.

Pasrah, Jaemin menghembuskan nafas panjangnya, "Baiklah, baik.., kalau begitu ayo kita ke pergi taman." ajak Jaemin yang langsung menerbitkan bentuk bulan sabit di kedua mata Jeno. "Leggo!".



Tak heran jika Jeno membujuk Jaemin dengan puppy eyes-nya karena nyatanya cuaca di luar hari ini memang sangat cerah. 24oC dengan langit yang berwarna biru terang, cocok sekali untuk pergi ke luar rumah. Jadi wajar saja kalau sesampainya di taman, Jaemin dan Jeno dikejutkan dengan banyaknya pengunjung yang sudah menempati spot favorit mereka.

Setelah melihat kesana-kemari, akhirnya mereka menemukan spot yang masih kosong walaupun tempatnya sedikit jauh dari keramaian. Jeno menggelar picnic mat mereka yang di dominasi warna marigold di bawah pohon american elm; keduanya duduk dan bercengkrama sambil menikmati pemandangan indah yang memanjakan indera pengelihatan mereka.

Di tengah-tengah perbincangan, suara perut Jaemin menginterupsi mereka; seolah mengingatkan sang empu untuk mengisi perutnya yang sedari tadi belum terisi.

Keduanya tertawa karena baru menyadari kalau mereka sebelumnya sudah membeli pan bagnat di salah satu stand di dekat taman. Beruntung pan bagnat yang mereka beli belum terlalu dingin.

Saat mereka sedang asyik menikmati pan bagnat, tiba-tiba sebuah bola warna-warni terlempar ke arah Jaemin dan mengenai lengan kirinya. Jaemin terkejut, begitu juga dengan Jeno. Jaemin mengedarkan pandangannya; mencari siapa pemilik bola tersebut. Kemudian kedua iris hazel Jaemin menangkap dua anak laki-laki bersurai pirang yang sedang berlari ke arahnya. Kedua anak laki-laki tersebut meminta maaf atas ketidaksengajaan mereka terhadap Jaemin.

✔️Together With NominfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang