written by DREAMISMOM
"Noona, aku pulang dulu!"
Seorang pemuda manis dengan surai cokelat itu tersenyum tipis. Ia menunduk sekilas dan segera keluar dari restauran, meninggalkan perempuan yang menghiraukannya.
Na Jaemin.
Pemuda manis itu melirik namanya yang tertera kecil pada slayer di pergelangan tangannya. Ia menghela nafas lelah, lalu menyimpan kedua tangannya pada saku jaket seraya berjalan santai menyusuri trotoar. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan ia baru saja pulang dari restauran tempat ia bekerja. Udara terasa cukup dingin sekarang mengingat hujan sempat mengguyur kota Seoul hingga beberapa menit yang lalu.
"Aku ulang tahun besok." Gumam Jaemin dengan wajah kusutnya.
Hari kelahiran adalah hari spesial yang biasanya dirayakan bersama orang tersayang bukan?
"Huh.."
Jaemin mendengus, tidak pernah ada yang namanya kebahagiaan di hari ulang tahun dalam hidupnya. Orang tua, saudara, pacar, atau bahkan satu teman saja ia tidak punya. Lalu darimana kebahagiaan itu datang? Tuhan? Baiklah, anggap saja iya. Jaemin tidak peduli.
Pemuda manis itu mengusap wajahnya sedikit kasar, lalu mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai di rumah. Badannya perlu istirahat untuk kembali bekerja besok.
Restauran dan rumah Jaemin tidak berjarak terlalu jauh. Ia hanya cukup berjalan sekitar sepuluh atau lima belas menit untuk sampai. Dan disinilah Jaemin sekarang, pintu belakang bangunan susun dengan banyak rumah sempit di dalamnya. Ia menaiki tangga, melewati beberapa jemuran, dan juga bak sampah yanģ dibiarkan penuh begitu saja.
"Oh!" Jaemin menghentikan langkahnya saat maniknya menangkap sebuah peti di belokan lorong, "Kenapa ada peti disini?" Bisiknya.
Jaemin segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencoba mencari manusia gila yang meninggalkan peti mati di tempat terbuka. Namun nihil, keadaan sekitar benar-benar sunyi dan gelap. Membuat Jaemin menelan ludah seraya kembali menatap peti di dekat kakinya.
Kening Jaemin menyerit, ia membasahi bibir keringnya sebelum memberanikan diri untuk membuka peti itu. Jika di dalamnya ada mayat, ia bisa langsung menghubungi polisi terdekat. Tapi ia berharap agar isinya kosong saja.
Duk!
"Oh.. huh?"
Jaemin mengerjap beberapa kali setelah membuka peti itu dengan kakinya. Selain karena ternyata peti itu terbuat dari styrofoam, di dalam sana ada sebuah boneka manusia yang memakai setelan lengkap seperti kerajaan.
"Bagaimana bisa ada boneka tampan seperti ini?" Decak Jaemin, ia kini berani mendekat dan menggeledah isinya. "Gak ada apa-apa lagi."
Jaemin segera berdiri, ingin pergi saja ke rumah kecilnya untuk beristirahat. Namun kakinya bahkan tidak mau melangkah, hati dan otaknya seolah memaksanya untuk membawa boneka itu. Cukup lama Jaemin berdebat dengan dirinya sendiri, hingga beberapa saat kemudian tangannya bergerak cepat untuk menutup kembali peti itu dan memutusakan untuk membawanya ke rumah.
****
Jaemin duduk di balkon tempat jemurannya sejak beberapa menit lalu. Ia mengalami insomnia tiba-tiba dan membuatnya terjaga tanpa tau harus melakukan apa. Ia juga terpaksa kembali memikirkan nasib ulang tahun sepinya besok. Padahal ia sudah bertahun-tahun mengalaminya, namun masih saja mengharapkan sedikit kebahagiaan yang tidak mungkin datang. Bodoh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Together With Nominfess
Fanfiction☆.。.:* Special Edition .。.:*☆ This book brought to you from the collaboration with a twitter autobase; @nominfess_ Come, and hope you'll find a little things called happiness in these simple love stories about the lover and his dearest. ©2020 withno...