✎ Querencia

4K 352 3
                                    

Written by haczelnutze


Tampan dan mapan, ditambah dengan harta yang melimpah tentu saja membuat seorang Juno Jones Gunawan dipuja-puja. Seorang CEO PT.Jayaguna yang bergerak dalam banyak bidang dan sukses menguasai pasar domestik dan mancanegara.

Meskipun perusahaan tersebut diturunkan dari ayahnya, Juno bekerja keras dari nol untuk menduduki posisi itu. Namun tidak semua tahu kalau dulu dirinya pernah mengidap little space, yang disebabkan oleh masa lalu yang kelam. Berkat cinta dan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, ia berangsur-angsur pulih dan sudah lama sekali sosok "nyenyo" tidak hadir kembali.

Yap, nyenyo sisi little spacenya yang imut dan menggemaskan berbeda dengan sikap Juno yang tempramen dan arogan pada masa itu. Nyenyo sangat dicintai banyak orang kala itu.

Kini Juno sudah hidup berkeluarga dengan lelaki manis yang selalu menemaninya sejak remaja. Lelaki manis yang seharusnya menjadi pendamping ayahnya malah sekarang menjadi seuami mungilnya.

Takdir memang lucu bukan?

Takdir memang tidak dapat diubah dan cinta bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Juga karena sering menghabiskan banyak waktu bersama membuat benih-benih cinta tumbuh dalam hati keduanya.

"Na, lagi masak apa", Tanya Juno sambil melingkarkan tangan di pinggang ramping suami mungilnya.

"Kesukaan kamu pokoknya. Dedek udah tidur?"

"Udah kok sayangku"

"Yauda kamu tunggu di meja makan aja, ini udah mau mateng kok" kata Nana yang mulai risih karena tangan suaminya itu masuk ke dalam baju dan mengelus pinggangnya sensual.

"U-ughh Jun jangan nakal tangannya, nanti sayurnya gosong!", omel Nana sambil melepaskan tangan jail itu dari badannya.

"Tapi aku laper sayang, mau makan kamu",setelah itu Nana membalikan badan dan menghadap suaminya. Tak lupa dengan tangan di pinggang dan mata melotot memarahi suaminya itu.

"Kalo laper ya makan makanan sama nasi! Bukan makan aku! Duduk atau gaada jatah sebulan", bagaikan sihir kalimat itu membuat Juno menuruti perkataan suami kecilnya.

​Makan malam itu berlangsung hening karena Juno tidak suka ada yang berbicara ketika makan, ia sangat menghargai makanan yang dihidangkan. setelah makan, mereka berdua saling membantu membereskan bekas peralatan makan dan juga meja makannya. Dilanjutkan dengan membereskan rumah dan mengunci semua pintu karena hari sudah larut. Dirasa semua sudah selesai, Juno dan Nana masuk ke kamar untuk beristirahat.

Juno masuk dan duduk duluan di kasur kamarnya diikuti Nana yang kini duduk di pangkuan suaminya itu. Juno memeluk erat tubuh suami mungilnya itu sambil sesekali menyesap aroma manis yang menguar dari ceruk leher jenjangnya.

"Geli Jun, kamu ngapain sih?"

​Mengabaikan pertanyaan dari Nana, Juno malah gencar mengendus dan mencium-cium leher itu. Tangan yang awalnya berada dipinggang itu kini bermain di dada meremasnya pelan dan mencari pucuk merah muda yang menjadi titik sensitif Nana. Juno kemudia membalikkan badan Nana untuk menghadap dirinya, mengelus pipi gembil itu dan mengecup lembut bibir ranum itu.

"Nana sayang, makasih banyak buat semua pengorbanan kamu dari jadi caregivernya nyenyo, selalu temenin aku buat treatment, udah relain capek-capek mengandung anak kita. Aku sayang banget sama kamu Na, tempat aku merasa nyaman dan aman"

"Ih apasih Juno, cheesy banget. Aku juga sayang kok sama Juno", balas Nana malu-malu dan menenggelamkan diri dipelukan hangat Juno.

"Na, kangen gak sama nyenyo?" Tanya Juno tiba-tiba

"Eh, kok Juno nanya kaya begitu? Nana sebenernya kangen sama nyenyo, tapi di sisi lain Nana bersyukur karena kalau nyenyo jarang datang berati kamu udah pulih" kata Nana dengan senyuman paling manis. Ah rasanya Juno makin cinta dengan suami mungilnya. Namun ide jahil terlintas di otaknya.

"Daddaaa, nyenyoo maw nenen..."

"H-hah? A-ahhh jangan disitu uhhh..."

Belum sempat Nana menyuarakan protesnya, putingnya sudah dihisap kuat oleh suaminya sambil sesekali dijilat. Tangannya juga ikut memainkan dada sebelahnya. Meremas pelan dada itu dan memilin putingnya. Sambil sesekali ditarik-tarik puting yang mencuat itu membuat Nana keenakan.

Sebenarnya Nana tau bahwa ini bukan nyenyo karena biasa nyenyo menyusu tidak seganas ini, tapi ia tidak ingin merusak suasana jadi ia hanya bisa pasrah dengan permainan suaminya ini.

Juno kemudian melepas pakaiannya menampakan otot tubuh yang terpahat sempurna. Nana masih saja terpana dengan tubuh suaminya itu meskipun sudah seringkali melihatnya.

Tangannya terangkat untuk merasakan otot perut itu dan mengusapnya sensual, tangannya kemudian mengalung dileher suaminya itu dan membusungkan dadanya seolah memberikan sinyal untuk segera melahap dadanya yang sudah tegang.

Lidah Juno dengan lihai menjilat puting yang sudah menegang itu, dihisapnya kuat juga mengigit gemas puting Nana yang sudah membengkak. Lenguhan manis dari Nana membuat Juno makin semangat untuk mengerjai tubuh suami mungilnya. Juno kemudian beralih ke leher jenjang Nana, mencium dan menyesap leher itu tak lupa meninggalkan kepemilikan yang banyak disana.

Setelah puas dengan lehernya, Juno kini turun mengecupi perut ramping Nana sambil mengusap pelan kemaluan yang menyembul dibalik celana itu. Ia kemudian menarik celana itu sampai lepas dan menampilkan penis mungil Nana yang berwarna pink itu. Juno mengendus penis mungil itu, menjilat kepalanya yang mulai membengkak sampai

"HUEEE HUEEEEEEEEEEEEE DADDAAA!"
Tangisan keras dari anak mereka menghentikan kegiatan pasangan itu. Nana pun segera berpakaian dan menuju kamar anaknya meninggalkan Juno yang terdiam. Ah sepertina mereka gagal memberikan adik untuk anak mereka dan membuat adik kecil Juno meringis. Poor Juno

✔️Together With NominfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang