✎ Forget

1.1K 112 2
                                    

written by unknown


Jaemin pov.

Jam menunjukan pukul 13.30 saat Aku hampir mati kebosanan. Hari ini ulang tahunku dan dunia seperti lupa akan hal itu. Temanku saja tidak ada yang datang, walau masih memberi kado tapi yang kubutuhkan mereka bukan kadonya. Tapi bukan itu bagian terburuknya, bukan! sama sekali bukan. Tapi Lee Jeno kekasihku sendiri tidak datang, bahkan memberi ucapan saja tidak TT TT.

Andai hujan tidak turun pasti Aku sudah pergi ke luar mencari hiburan. Tapi apa daya, cuaca tidak mendukung.




15.00

Hujan akhirnya reda dan Aku bisa keluar rumah. Sudah kuputuskan Aku akan ke cafe dekat taman.

Karena jaraknya yang tidak begitu jauh, Aku memutuskan untuk berjalan kaki. Jalanan masih basah saat aku lewati. Beberapa kali Aku menghindari genangan air.

Sebentar! Aku tidak salah lihat kan? Itu Jeno? Wah bisa bisanya dia ada disini tapi tidak mampir kerumahku.

Aku menghampirinya. Lihat saja Jen, apa yang bisa kulakukan.

Deg

di-dia tidak melihatku? tidak mungkin dengan tingkat kebucinannya tidak mungkin Jeno tidak melihatku. Atau dia pura pura tidak melihatku karena sedang merencanakan pesta kejutan untukku dengan yang lainnya? Iya bisa jadi hehehehe.

Tapi sepertinya dugaanku salah Karena saat Aku berbalik untuk melihat Jeno, ia sedang tertawa dengan seorang perempuan yang tidak ku kenal. Pantas saja dia melupakan hari ini, ada yang lain ternyata. Ingin marah tapi belum minum americano, jadi tidak ada tenaga.

Oh, kebodohan macam apa ini? Cafe itu tutup dan Aku baru ingat kalau mereka akan pindah hari ini. Kenapa Aku bisa lupa TT TT. Sudahlah Aku ketaman saja, lumayan ada penampilan musik jalanan. Sepertinya hanya seniman jalanan yang menjadi penghiburku hari ini.




20.00

Tanpa sadar waktu mulai malam. Aku mulai mencari spot lain di taman ini. Sampai akhirnya Aku berhenti di dekat danau dan tak kuduga disana ada Jeno duduk sendirian.

"Jaemin-ah," Aku refleks bersembunyi dibalik pohon.

"Hari ini Aku sengaja Lewat cafe kesukaanmu, walau sudah tutup sih. Aku tidak sengaja bertemu temanku saat kuliah dulu," –Jeno.

'tidak sengaja apanya,cih.'

"Dia menyukaiku, kami memiliki selera humor yang sama."–Jeno terkekeh geli.

'Untuk apa Kau bercerita seperti itu?'

"Tapi tetap saja hatiku tetap memilihmu,"

"Jaemin-ah. Aku Rindu,"

'Jika rindu tinggal bertemu, apa susahnya Lee ribet Jeno,'

"Aku Rindu kau yang pelupa,"

'Bisa bisanya malah rindu sifat jelekku,'

"Kenapa kau tidak jadi pelupa lagi?"

'Ya Ampun kekasih macam apa ini TT TT'

"Apakah Aku egois jika memintamu lupa bahwa kau sudah tiada?"

Deg...



Jaemin pov end.

"Kenapa kau tidak lupa hah? Sekali saja ku mohon, menjadilah pelupa dan temui Aku"

"Aku rindu Jaem," –Jeno.

"Harusnya Aku tidak mengiyakan saat kau meminta putus. Harusnya Aku menahanmu. Harusnya Aku menolak ciuman perpisahan itu. Harusnya Aku bisa menghentikan mobil sialan itu," sesal Jeno yang mulai berlianng air mata.

"Andai Aku bukan pengecut, Aku pasti sudah melamarmu saat ini"

Sedikit demi sedikit memori mulai terputar di otak Jaemin. Dari dia yang meminta putus secara sepihak sampai sebuah mobil menghantamnya dengan keras.

'ti-TIDAK,je-jeno,'

"Jaemin-ah,jika kau bisa mendengarku. Aku hanya ingin mengatakan Aku mencintaimu,"

"Selamat ulang tahun Na Jaemin,"

End.

✔️Together With NominfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang