Bab 21

35 5 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi seluruh murid langsung memasuki kelas sambil membawa keplek tanda ujian. Hari ini adalah hari pertama mereka akan mengadakan UTS. Tentu saja hal ini membuat Andrea merasa gugup, untung saja ada Andrew yang menenangkannya.

Andrea duduk di bangku dengan membawa satu tepak dan kartu ujian. Soal mulai dibagikan dan Andrea langsung membaca soal pertama. Ia mengangguk senang karena materinya sudah ia pelajari.

Waktu ujian berjalan cepat, beberapa murid merenggangkan tubuhnya karena lelah. Sedangkan Andrea sibuk mengecek jawabannya. Sungguh ia ragu, apakah mungkin akan ada kesalahan.

Kringg!

Bel istirahat berbunyi. Murid yang berada du belakang langsung mengumpulkan soal dan memberikannya ke guru lalu keluar kelas.

Begitupun Andrea, saat ia berada di depan pintu, disana sudah terdapat Magda yang menunggunya. Andrea menatap bingung dengan kehadiran Magda.

"Magda?" Tanya Andrea membuat Magda tersadar.

"Eh, Andrea."

"Magda ngapain kesini?"

"Emm .. gue mau ngobrol sama lo," jawab Magda ragu.

Andrea menatap bingung kepada Magda, sejujurnya ia tak dekat dengan Magda, saat bertemu pun mereka hanya saling tersenyum. Mungkin ini adalah pertama kalinya ia berbicara dengan Magda.

Andrea mengangguk lalu mengajak Magda ke kantin. Ia akan mengobrol sambil makan, sebab perutnya merasa sangat lapar apalagi ujian tadi sungguh menguras energinya.

"Jadi mau ngobrol apa?" Tanya Andrea.

"Gue mau lebih kenal sama lo aja, boleh kan?"

"Boleh. Kenalin Andrea Angela, panggil aja Andrea. Lahir tanggal dua puluh delapan Oktober. Dua bulan lagi baru umur delapan belas tahun. Punya kembaran dan kakak laki-laki namanya Andrew Arsenio," ucap Andrea lalu minum sejenak.

Ia mengatur nafasnya sejenak dan kembali melanjutkannya.

"Bedanya cuma lima belas menit. Hobi tidur dan makan. Makanan favorit terang bulan. Tinggi badan seratus enam puluh, berat badan empat puluh lima kilogram. Anak IPS," jelas Andrea membuat Magda menganga takjub.

Andrea memang memiliki sifat beda jauh dengan Andrew walaupun mereka kembar. Andrew memiliki sifat dingin dan pendiam, tetapi Andrea tampaknya memiliki sifat yang ceria dan friendly sehingga membuatnya bisa cepat beradaptasi saat memiliki teman.

"Itu penjelasan tentang gue. Kalau lo gimana?"

"Nama gue Magda Emanuella. Lahir tanggal lima belas Agustus. Umur enam belas tahun. Tinggi badan seratus enam puluh lima dan berat badan empat puluh sembilan kilogram," jelas Magda.

"Enam belas?!" Tanya Andrea bingung.

"Iya, waktu gue masuk SD, gue langsung lompat kelas ke kelas tiga.

"Lo pinter banget kayanya."

"Ya gitulah."

"Lo anak tunggal?"

Magda mengangguk lalu meminum es teh yang baru saja datang.

"Hobi sama makanan favoritnya apa?"

"Main basket dan makanan favorit pizza."

"Sama kaya Andrew dong! Dia juga hobi main basket dan suka makan pizza, apalagi yang banyak cheese nya dan pepperoni."

"Beneran? Terus apa lagi tentang Andrew?" Tanya Magda tertarik.

Andrea memikirkan sejenak lalu memakan satu buah bakso.

"Andrew itu baik walau kadang jahil banget. Dia tipe yang penyayang dan suka melindungi. Kalau udah kenal lama pasti humoris bangett!"

"Terus-terus?"

"Dia itu- Tunggu! Lo kenapa penasaran sama Andrew?"

Magda terdiam beberapa saat. Padahal niatnya hanya sedikit mengetahui beberapa hal tentang Andrew, tetapi tampaknya ia melupakan hal itu sehingga membuat Andrea menatap curiga.

"G-gue-"

"Andrea!" Panggil Adel yang langsung duduk didepannya.

"Kenapa baru keluar sekarang?" Tanya Andrea.

"Pengawas gue bu Rika. Gimana gak lama coba, diomelin mulu sekelas sampe suntuk gue dengernya," jelas Adel sambil meminum es teh milik Andrea tanpa ijin.

Magda menghela nafas lega. Untung saja Adel datang tepat waktu. Ia sedikit malu memberitahukan apa yang sebenarnya ia rasakan.

"Gue balik dulu yaa! Mau belajar buat ujian besok," ucap Magda yang diangguki oleh Andrea dan Adel.

"Sejak kapan lo deket sama Magda?" Tanya Adel bingung.

"Barusan."

Adel mengangguk lalu menghabiskan minuman milik Andrea.

"Adel! Kenapa minuman gue, lo habisin?!"

"Hehe, sorry. Gue beliin yang baru ya?"

Andrea melotot membuat Adel menyengir lalu segera pergi sebelum sang ratu singa mengamuk.

"Tumben gak sama Adel?" Tanya Andrew yang baru saja datang.

"Barusan pergi, Magda juga barusan pergi," ucap Andrea.

"Magda? Temen sekelas gue?"

"Hm."

Andrew mulai bertanya-tanya. Sebenarnya sejak kapan mereka dekat?

"Dia ngapain?"

"Mau kenalan."

Andrew mengangguk. Andrea menyodorkan satu buah bakso kepada Andrew. Dengan segera Andrew memakannya sambil memikirkan ujian esok.

"Oh iya. Tadi Magda juga nanyain tentang lo."

Gimana part hari ini? Jangan lupa vote and comments yaa 🤗

Follow Instagram :

@Literasimary_

GARDENIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang