Bab 29

44 5 0
                                    

Andrew keluar kamar, di depan kamar sudah terdapat Letta dan Alan yang cemas dengan keadaan Andrea. Andrew mengajak mereka turun menuju ruang tengah.

"Jadi Andrea kenapa?" Tanya Letta.

"Dia tau tentang dokumen adopsi," jelas Andrew membuat keduanya terkejut.

"Gimana keadaannya?"

"Dia butuh ketenangan. Untuk sementara kalian jangan menemuinya terlebih dahulu sampai dia bisa menerima semuanya .. Andrew bilang gini karena Andrew pernah di posisi ini lima tahun yang lalu," ucap Andrew lalu beranjak.

Letta menatap kepergian Andrew dengan sedih. Ia hanya tak menyangka jika rahasia yang selama ini mereka simpan rapat terbongkar. Alan memeluk Letta lalu mengelus pundaknya.

*Flashback*

Semua ini bermula 17 tahun yang lalu. Tahun ketiga mereka menikah tetapi mereka juga masih belum dikarunia seorang anak. Letta sudah hampir putus asa memikirkannya. Hingga pada akhirnya Alan membawanya ke dokter kandungan untuk mengecek apa ada yang salah dengan istirinya.

Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Letta mengalami mandul yang berarti ia tak akan bisa memiliki seorang anak. Letta benar-benar terpukul saat itu. Karena tak tega melihat Letta selalu menangis, akhirnya Alan mengajak Letta ke Panti Asuhan.

Disana Letta melihat banyak anak tetapi pandangannya terfokus ke dua bayi mungil yang terdapat di ujung ruangan. Letta mendekat untuk melihatnya, tetapi sang suster mengatakan untuk tak menyentuhnya karena kedua bayi itu masih berusia 2 minggu.

"Mereka anak kembar?" Tanya Letta.

"Iya, mereka kembar lelaki dan perempuan. Tetapi kasihan sekali orang tuanya langsung menitipkannya setelah mereka lahir."

"Kenapa mereka menitipkannya?"

"Mereka tak mampu membiayai keduanya," jelas sang suster.

Letta mengangguk mengerti lalu kembali melihat kedua anak itu yang sedang asik tidur.

"Apakah kedua orang tuanya akan mengambil kembali?" Tanya Letta ragu.

"Sayangnya tidak, mereka benar-benar memberikannya kemari dan tak akan pernah kembali lagi walau hanya sekadar untuk melihatnya."

Letta merasa kasihan dengan kedua bayi mungil ini. Satu ide terlintas di benaknya, apa mungkin ia harus mengadopsi keduanya? Memiliki 2 anak kembar juga merupakan hal yang Letta inginkan sejak dulu.

"Siapa nama mereka?"

"Mereka belum memiliki nama."

Alan datang setelah berbicara dengan sang pemilik panti. Ia melihat Letta yang juga asik berbicara dengan suster. Disampingnya terdapat dua bayi yang sepertinya baru saja lahir.

"Alan, bukankah mereka sangat lucu?" Tanya Letta sambil melihat keduanya.

"Ya, mereka lucu," balas Alan. "Kau mau mengadopsinya?" Imbuhnya membuat Letta terkejut.

"Boleh?"

"Tentu boleh. Aku sudah berbicara dengan pemilik panti. Kalau kau mau kita bisa mengadopsinya, aku akan segera mengurus suratnya."

"Aku mau!"

Hati Letta sangat senang. Bahkan senyum tak pernah luntur dari wajahnya. Saat di mobil pun Letta masih menatap keduanya dengan wajah senang.

"Kapan kau mau menamai mereka?" Tanya Alan.

"Sekarang!"

"Kau sudah memikirkan namanya?"

GARDENIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang