"Loh Mbak." Ratna sedikit terkejut melihat Kakak angkatnya sudah berdiri di teras rumahnya."Mbak sejak kapan sudah di sini?" Tanyanya lagi saat Mia tak kunjung membuka suara.
Ali yang sejak awal menyadari kehadiran Budhe-nya itu langsung memperlihatkan wajah tak sukanya meskipun tak terlalu kentara.
"Budhe." sapanya sekedar basa-basi.
Ali memapah Ibunya menaiki tangga teras rumahnya, di sana sudah ada Budhe Mia yang langsung mengambil alih posisi Ali.
Ratna menatap putranya sekilas lalu tersenyum kikuk pada Mia. "Mbak sengaja ke sini buat nyambut kepulangan kamu dari rumah sakit Dek." Kata Mia dengan suara mendayu seperti biasa.
"Oh iya terima kasih banyak Mbak." Ratna tersenyum tulus. Dia memang sudah menyayangi Mia layaknya saudara kandung maka setelah kejadian Ali memarahi Sarah tadi pagi sedikit membuat Ratna cemas dengan hubungan persaudaraan mereka.
Tapi syukurlah jika Mbak-nya ini masih bersikap baik padanya.
"Ayo kita masuk Mbak." Ratna mengajak Mia untuk masuk. Ali mengekori sang ibu dengan wajah kaku sama sekali tidak ada keramahan di wajah tampan itu.
"Oh ya Dek pembantu baru kamu itu nggak ada sopan-sopannya ya sama orang tua."
Ali sontak menghentikan langkahnya ketika Budhe nya itu mulai membicarakan seseorang yang berkali-kali ditekankan sebagai pembantu dirumahnya, Ali sangat tahu siapa yang sedang di bicarakan oleh Budhenya itu.
"Siapa Mbak?" Ratna menoleh menatap Ali ketika menatap mata tajam putranya Ratna langsung tahu jika yang dimaksud oleh Mia adalah asisten rumah tangganya itu.
"Oh ya maaf ya Mbak."
"Kita masuk Ma!" Ali langsung mengajak Ibunya memasuki rumah mereka mengabaikan Mia yang terlihat sekali menahan kekesalannya pada Ali.
Sialan!
Mia mengumpat di dalam hati, jika bukan karena kekayaan dan kekuasaan yang Ali miliki dia juga tidak akan 'menyodorkan' anaknya untuk merayu pria menyebalkan itu.
Ratna tersenyum tidak enak pada Mia yang berjalan di sisinya sedangkan Ali melangkah seperti biasa meskipun raut wajahnya kentara sekali tidak suka dengan sikap Mia yang kali ini Ratna akui sangat tidak sopan.
Mia seorang Ibu bagaimana mungkin dia bisa menjelekkan anak orang lain sedangkan anaknya sendiri juga belum tentu lebih baik dari gadis yang baru saja dia hina.
Ratna memang belum terlalu yakin jika gadis mungil yang kemarin dia lihat di rumah sakit mampu melakukan pekerjaan rumah tangga namun bukan berati dia setuju ketika ada orang lain menghina gadis itu biar bagaimanapun sekarang gadis bernama Prilly itu bekerja dirumahnya jadi segala kenyamanan dan keamanan gadis itu tanggung jawab dirinya.
"Mama mau di sini dulu Nak." Ali membantu Ibunya yang ingin duduk di sofa. Mia langsung mengikutinya hingga membuat Ali mendengus pelan.
"Ali ke kamar dulu ya Ma. Mau ganti baju." Katanya sebelum meninggalkan Ibunya dan Budhenya itu.
Sepeninggalan putranya Ratna mulai membuka pembicaraan dengan Kakak angkatnya itu.
"Maaf Mbak bukannya saya lancang atau kasar sama Mbak tapi mohon lain kali Mbak jangan menghina orang lain apalagi pekerja kami di sini lebih-lebih di depan Ali." Ratna langsung berkata terus terang yang membuat Mia menatapnya tidak percaya.
"Kamu negur Mbak cuma karena babu itu?" Tanya Mia tak terima.
Ratna menggelengkan kepalanya. "Bukan Mbak. Ini bukan karena pembantu atau bukan masalahnya adalah tata krama kita sebagai orang berpendidikan dan juga sebagai seorang Ibu."
Mia mendengus pelan. "Hebat sekali babu itu bisa mempengaruhi kamu sampai sebegininya."
Ratna baru akan membuka mulutnya untuk kembali menyanggah perkataan Mia namun teriakan dari dapur membuat Ratna dan Mia terlonjak kaget.
"Ya ampun anakku!"
***
Prilly menahan perih ditangannya, dia rela tangannya tersiram air panas demi melindungi Ali dari bahayanya serbuk yang dimasukkan Sarah ke dalam minuman itu.
"MATA KAMU DIMANA SIH HAH?!"
Prilly tidak memperdulikan teriakan Sarah karena rasa panas ditangannya jauh lebih menyakitkan.
Prilly berencana untuk menumpahkan minuman itu namun naas minuman panas itu justru mengenai tangannya.
Senjata makan tuan kali ya? Tapi nggak apa-apa asal jangan senjata memakan Ali saja, Prilly tidak rela.
"Ada apa ini?"
Suara berat di belakangnya membuat Prilly menoleh dengan membalikkan badannya. "Pak." sapanya sopan sambil menahan ringisan.
Ali menoleh menatap Prilly yang berusaha menyembunyikan tangannya. "Tangan kamu kenapa?" Tanya Ali dengan wajah berubah kaku.
Alamak mati gue! Ngapain sih gue buat ulah di hari pertama gue kerja!
Prilly benar-benar tidak mau Ali memecatnya, meskipun Sarah ini jahat tapi bisa saja Sarah benar-benar calon istri Ali kan?
Lah gimana ceritanya pembantu justru mencari masalah dengan calon istri majikannya?
"Prilly saya tanya tangan kamu kenapa?"
Prilly terlonjak kaget ketika mendengar suara Ali yang begitu dekat dengannya. Prilly benar-benar menyadari keberadaan Ali di dekatnya.
Ali sudah berdiri begitu dekat dengannya hingga Prilly tidak bisa mengelak lagi saat pria itu menarik tangannya.
"Kak ini loh babu kamu masak sengaja mau buat aku terluka. Nih liat tangan aku kena air panas juga gara-gara babu ini."
Mengabaikan rengekan Sarah dan juga teriakan histeris Mia yang melihat keadaan putrinya yang sebenarnya Sarah tidak terluka sedikitpun hanya ujung sepatunya yang terkena cipratan air sedikit.
"Ya ampun anak Mama!"
Ratna berjalan pelan dan berdiri di samping Ali yang masih memegang tangan Prilly yang mulai memerah dan sedikit melepuh.
"Ya ampun tangan kamu kenapa?" Ratna tidak bisa menyembunyikan kekagetan nya saat melihat luka melepuh ditangan Prilly.
"Tadi saya lihat Nona Sarah--"
"Jangan fitnah gue lo yah!" Sarah langsung pasang badan ketika Prilly akan membongkar kebusukannya.
Prilly menatap Sarah sebentar sebelum mengalihkan pandangannya pada Ali yang masih diam sambil memegang tangannya.
"Dia memasukkan sesuatu ke dalam minuman yang dia siapkan untuk Bapak."
"HEI BABU!!"
"Keluar!"
Prilly terkejut bukan main, ternyata benar Ali tidak akan memilih mempercayai dirinya ketimbang wanita ini yang notabene adalah calon istrinya.
Prilly tidak berbohong jika mengatakan ada satu bagian di dalam dadanya yang terasa berdenyut sakit. Hatinya.
"KALIAN NGGAK DENGAR SAYA BILANG HAH?!"
Tunggu? Kalian kan? Bukan kamu? Jadi yang diusir bukan Prilly?
Benar kan?*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Hati
RomantikStory terbaru aku setelah Lingkar Cinta jangan lupa dibaca yaa.. Ceritanya juga nggak kalah seru dengan ceritaku yang lainn.. Terima kasih..