Bab 5

1.8K 255 11
                                    


Prilly mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, wajahnya terlihat mengkerut seperti sedang memikirkan sesuatu dan memang benar adanya Prilly sedang memikirkan syarat yang diajukan calon Tuannya melalui Mbak Nia.

"Syaratnya apa Mbak?"

Nia terlihat semakin kebingungan dan Prilly semakin penasaran. "Mbak nggak boleh punya pacar atau terlibat hubungan apapun dengan lawan jenis itu karena si Mas ini nggak mau jika pekerjaan Mbak terbengkalai." Jelas Nia hati-hati bukan apa-apa wajah tak senang Prilly sudah menunjukkan jika dia sangat keberatan dengan syarat tersebut tapi mau bagaimana lagi Nia hanya menyampaikan apa yang di inginkan oleh klien istimewanya itu.

Menghembuskan nafasnya dalam-dalam jujur saja Prilly sedang diliputi oleh rasa bimbang bagaimana tidak uang 100 juta yang dijanjikan tiba-tiba terbayang dipelupuk matanya.

Namun melepaskan Genta rasanya dia juga tidak bisa, ayolah siapa yang mampu melepaskan orang yang kita cintai apalagi hanya karena rupiah.

Tapi jika tidak bekerja dari mana Prilly mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

"Begini saja Mbak ini kartu nama saya kalau Mbak sudah yakin apapun keputusannya Mbak silahkan hubungi saya."

Prilly meraih kartu nama yang disodorkan oleh Nia lalu mendongak menatap Nia. "Kasih waktu saya 3 hari Mbak. Saya ingin berfikir matang-matang sebelum mengambil keputusan karena jujur saya sangat membutuhkan pekerjaan itu tapi saya tidak bisa begitu saja melepaskan orang yang saya cintai." Ujar Prilly yang diangguki oleh Nia.

"Benar Mbak. Silahkan Mbak berfikir terlebih dahulu jangan sampai keputusan yang Mbak ambil saat ini akan Mbak sesali dikemudian hari." tutur Nia bijak.

Dan sekarang Prilly sudah mulai memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil. Prilly memelankan laju kendaraannya saat melihat lampu lalu lintas didepannya mulai berubah kuning dan beberapa saat kemudian mobilnya sudah benar-benar berhenti ketika lampu lalu lintas berubah merah.

Prilly menarik rem tangan mobilnya lalu merenggangkan otot tangannya. Dia tidak lelah hanya saja tubuhnya sedikit pegal mungkin karena selama dua hari ini yang dia lakukan hanya rebahan saja.

Prilly menoleh ke kiri dan senyumnya seketika mengembang saat melihat sepeda motor yang sangat dia kenali. Motor itu milik kekasihnya Genta.

Prilly baru akan membuka kaca jendela mobilnya namun lampu merah sudah terlebih dahulu berubah hijau hingga mau tidak mau Prilly harus melajukan mobilnya terlebih dahulu sebelum serangan klakson terdengar memekakkan telinga.

Prilly tersenyum lega ketika sepeda motor yang ditunggangi oleh Genta terlihat tak jauh didepannya, ah dia sudah sangat merindukan kekasihnya itu. Dua hari tidak bertemu ternyata rindunya sudah menumpuk sebesar ini.

Prilly merasa geli dengan pikirannya sendiri tapi dia tidak menyangkal karena di dalam hatinya dia benar-benar sangat merindukan Genta kekasihnya.

Prilly terus membuntuti kekasihnya sampai akhirnya tanpa dia sadari sepeda motor milik Genta berbelok menuju sebuah bangunan.

Tunggu dulu ini bukannya kampus dimana Keira mengajar?

Lalu kenapa Genta memarkirkan sepeda motornya di sini? Ada urusan apa Genta di sini?

Prilly memilih memasuki halaman luas kampus yang menjadi salah satu kampus favorit di kota mereka. Prilly menghentikan mobilnya tepat di sisi kanan bersebelahan dengan parkiran sepeda motor dimana Genta sedang membuka helmnya.

Mata Prilly seketika membulat saat melihat Keira keluar dan holy shit Genta dan Keira berpelukan mesra tepat didepan matanya.

Kiamat kah hari ini?

***

Prilly meremas kuat setir mobilnya matanya mulai berembun namun dia enggan mengalihkan pandangannya dari pemandangan menyakitkan di hadapannya.

Jadi ini sosok pria dan sahabat yang selalu dia banggakan?

Mereka tidak lebih dari seorang pengkhianat.

Keira, wanita yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri tega menusuknya dari belakang.

Dan Genta, pria yang mati-matian dia banggakan dia agung-agungkan didepan orang tuanya ternyata tidak lebih dari seorang pendusta.

Pacar dan sahabat sialan!

Tangan Prilly semakin mencengkeram kuat setir mobilnya ketika melihat dengan manja Keira membelitkan lengannya di pinggang Genta. Dan sikap pria bajingan itu yang begitu manis ketika merapikan helaian rambut Keira yang lepas dari cepolannya membuat perut Prilly terlilit seperti ingin muntah.

Memuakkan!

Tanpa menunggu lagi Prilly segera keluar turun dari mobilnya sambil menenteng tas mahalnya dia berjalan layaknya miss universe dengan tatapan angkuh khas dirinya yang mampu membuat pria mana saja bertekuk lutut didepannya.

Dan kali ini dia akan membuat pria bernama Genta sialan itu bertekuk lutut bahkan mencium kakinya untuk  memohon maaf padanya.

"Wah mesra sekali pasangan sialan ini ya? Kalian terlihat serasi ketika bersama, pengkhianat!"

Genta dan Keira luar biasa terkejut ketika mendapati sosok Prilly berdiri tak jauh dari mereka. Genta langsung refleks mendorong tubuh Keira menjauh hingga nyaris membuat wanita itu tersungkur jika tidak ada sepeda motor lain dibelakangnya.

"Sa..sayang ini nggak sepe--"

Plak!

Wajah Genta terlempar ke samping setelah berbenturan dengan telapak tangan Prilly.

"Prilly apa-apaan sih kam--"

Plak!!

Kali ini giliran Keira yang terdiam. "Dasar jalang!" maki Prilly dengan gigi yang sengaja dia rapatkan Prilly masih berusaha menahan diri supaya tidak berteriak pada dua pengkhianat didepannya ini.

Genta yang sudah tersadar langsung berusaha meraih Prilly namun Prilly lebih gesit menghindari sentuhan tangan Genta yang sudah membuatnya jijik sekarang. Tangan itu bukan hanya menyentuh dirinya tapi juga perempuan lain.

Sialan!

"Jangan sentuh gue!" peringat Prilly dengan mata berkobar nyalang.

"Sa..sayang ini nggak seperti yang kamu fikirkan! Aku sama Keira nggak ada hubungan apa-apa!"

"Busuk! Mulutmu akan segera membusuk karena terlalu banyak menipuku sialan!" Kali ini Prilly tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak meneriaki Genta.

Keira yang sudah mampu menguasai dirinya dari rasa sakit yang diberikan Prilly menoleh menatap Prilly dengan tatapan penuh kebencian.

"Gue hamil!"

Duar!

Prilly nyaris tumbang setelah mendengar perkataan Keira.

"Keira! Apa-apaan sih kamu hah?!" kali ini Genta yang meneriaki Keira.

"KENAPA HAH? CEPAT ATAU LAMBAT DIA JUGA HARUS TAHU MENGENAI KEHAMILAN AKU!"

"Hamil?" Beo Prilly dengan pandangan kosong menatap Genta dan Keira.

Keira menoleh menatap Prilly. "Iya gue hamil anaknya Genta pria yang sangat gue cintai dan juga sangat mencintai gue kenapa lo mau marah? Sila--"

Plaak!!

Plaaak!!

Mulut Keira seketika bungkam setelah wajahnya kembali mendapat tamparan dari Prilly. "Itu tanda perpisahan dan putusnya persahabatan kita. Selamat! Gue kasih pria sialan ini buat lo dan gue nggak akan pergi mendoakan kebahagiaan untuk kalian karena seorang pengkhianat itu tidak pantas untuk bahagia."

*****



Permainan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang