prolog

42.1K 2.9K 220
                                    



Kalau ada kontes pemilihan pemuda paling bahagia di seluruh dunia, Chenle yakin  dia lah pemenangnya. Hiperbolik kedengarannya, tetapi itu memang yang tengah Chenle rasakan. Ia adalah pemuda yang paling bahagia —setidaknya untuk malam ini.

Dihadapannya , seorang lelaki yang sudah mengisi hatinya selama setahun ini tengah berlutut. Menggenggam telapak tangan , sembari tersenyum penuh kelembutan. Belum lagi untaian kata yang diucapkan oleh si lelaki beberapa menit yang lalu.



"Chenle-ya, selama setahun ini kita memang tidak menjalani hubungan secara terikat. Akan tetapi, kita cukup tahu dengan perasaan masing-masing."




Chenle menggigit pipi bagian dalamnya saat menantikan kelanjutan ucapan Jisung —seseorang yang mengisi ruang hatinya.



"I just wanted  to say that i love you." Jisung mengecup punggung tangan Chenle sebentar. Sukses membuat Chenle meleleh seperti es krim di gelasnya yang sudah habis separuh.



"I love you so much." Jisung mengulangi pernyataan cintanya. Membuat Chenle gemas ingin membalas, 'Love you too, Park Jisung.'




Pernyataan cinta tadi belum seberapa. Hal itu sudah biasa diungkapkan oleh Jisung berulang kali. Meski demikian, Chenle tidak pernah bosan mendengarnya. Walau kata Renjun, kakak Chenle bahwa ungkapan cinta yang terus-menerus itu cheesy, bagi Chenle tetap menjadi sesuatu yang manis.


Benar kata orang, cinta itu buta, ditambah tuli dan bisu. Akan tetapi, Chenle baru menyadari bahwa yang dikatakan Renjun ada benarnya. Pernyataan cinta tadi terdengar biasa setelah ada pernyataan lain datang. Meluluh lantahkan semua pertahanan Chenle.




"Karena itu Chenle, kau mau tidak menghabiskan sisa hidupmu bersamaku? Terus mengisi hari-hari kita dengan cinta dalam sebuah ikatan hati yang namanya pernikahan?"




Izinkan Chenle meleleh. Karena nyatanya, Chenle sudah meleleh semenjak tadi. Siapa juga yang tidak tersanjung jika dilamar dengan makan malam romantis, dengan lilin sebagai penerang remang-remang, juga lantunan musik romantis meski hanya diputar melalui ponsel Jisung?



Renjun juga pasti akan iri dengan Chenle. Kakaknya itu kan belum pernah dilamar lagi semenjak yang terakhir kali itu. Mau dilamar bagaimana? Kekasih saja tidak punya.



Iya, Renjun tidak punya kekasih. Itu sebabnya Chenle menggantungkan Jisung dalam hubungan tanpa statusnya selama setahun ini. Ia hanya merasa sungkan dengan sang kakak yang sama sekali belum menunjukkan kedekatan dengan lelaki manapun setelah gagalnya pernikahan Renjun dua tahun yang lalu. Dan sekarang bukan berpacaran, Chenle justru akan menikah mendahului Renjun.



Rasanya sakit. Chenle jelas tidak tega mendahului sang kakak.



"Chenle-ya, kenapa tidak dijawab?" tanya Jisung setelah melihat perubahan ekspresi Chenle. Tadi, pemuda dihadapannya begitu senang menerima lamarannya. Namun, sekarang rautnya berubah masam. Tiba-tiba saja firasat buruk menyerang Jisung.




"Kau memikirkan kakakmu lagi?"




Chenle terhenyak, tidak menyangka kalau Jisung mampu menerka apa yang dipikirkannya. Memang kepalanya transparan, hingga setiap yang dipikirkannya selalu dapat dibaca oleh Jisung?



"Le, setahun yang lalu kau menolakku dan membiarkan hubungan kita berjalan tanpa status karena kakakmu. Masa sekarang juga?" Jisung menggerutu kesal. Kesal karena hubungannya dengan Chenle terpaksa jalan di tempat hanya karena seorang Huang Renjun.




pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang