1

183K 5.5K 309
                                    

Author's POV

Seorang anak perempuan tengah berjalan-jalan di tengah-tengah taman yang indah. Banyak bunga berwarna-warni yang tertanam disana. Tak lama sesosok lelaki menarik perhatiannya. Dengan langkah kecil ia berlari menuju lelaki disana. Ia kemudian duduk di sebelahnya, "Kak, kenapa? Kau terlihat tidak baik,"

Lelaki itu terkejut dan wajah frustasinya itu berubah menjadi lembut seketika. Ia lalu tersenyum lembut ke arah anak perempuan itu, "Aku? Aku baik-baik saja kok," ujarnya

"Serius?"

"Iya, Kim Hyeri," lelaki itu mencubit gemas pipi Hyeri--anak perempuan di sebelahnya itu

"Aaa.. sakit," Hyeri mengerucutkan bibirnya

Lelaki itu tertawa, "Maafkan aku, ayo kita kembali,"

Hyeri menggeleng, "Ga, Bosan,"

"Jadi? Mau kemana?"

"Berburu," ujar Hyeri antusias

"Berburu? Bukankah kemarin Nawoon sudah mengajakmu berburu?"

"Dia," Hyeri menghela nafasnya, "Sedikit terluka aku akan terkena marah. Tapi aku oke kok!" Hyeri mengerucutkan bibirnya

"Sudah, sudah," Lelaki itu mengusap pipi Hyeri yang tampak berlipat-lipat karena cemberut, "Ayo kita berburu," ajak nya

Senyuman langsung merekah di wajah Hyeri. Matanya berbinar seakan mengatakan betapa senangnya ia. Dongwoo--lelaki di sebelahnya itu tersenyum melihatnya antusias.

***

Setidaknya itu adalah hal terbaik yang pernah ku ingat sebelum akhirnya aku menyadari sesuatu.

Sejak kecil aku di ajar etika. Hidupku kalau dihitung mungkin sudah hampir mencapai 80 tahun dengan wujud seorang perempuan berumur 19 tahun. Ya..ya.. aku tahu.. sangat beruntung aku bisa hidup selama ini dengan wajah muda seperti ini. Tapi tidak. Ini siksaan. Aku hanya ingin hidup normal. Aku ingin aku hidup bahagia dimana aku bisa memiliki pasangan, menikah, punya anak dan mati. Aku, merupakan seorang pembunuh bayaran. Mereka yang memiliki uang dapat melakukan segalanya dari mengambil barang sampai mencabut nyawa. Hal yang mudah.

Misi kali ini mengharuskan aku kembali menyamar menjadi murid SMA. Selain menutup kecurigaan pemerintahan, aku juga harus berlaku seperti anak muda pada umumnya. Pemerintahan mungkin bisa saja dibayar. Tapi mulut masyarakat tidak bisa.

...

Aku masuk ke dalam kelas bersamaan dengan seorang guru wali. Ia berjalan ke mejanya dna menaruh bukunya, "Semuanya duduk," ucapnya dan semua murid langsung duduk di tempatnya

"Kita memiliki teman baru dari LA. Tapi dia orang Korea dan fasih berbahasa Korea."

Aku membungkuk, "Selamat pagi semuanya, aku Kim Hyeri,"

"Annyeong, Hyeri-ssi,"

Ah.. aku lupa aku harus menggunakkan jondaesmal (bahasa formal).

"Baiklah, kalau begitu kau duduk di tempat kosong disana,"

Mataku tertuju ke arah sebuah bangku kosong di baris ketiga dari belakang. Mengesalkan.

"Mari kita mulai absensi dulu," ujar guru tersebut dan ia mulai mengabsen nama-nama murid di kelas itu.

***

Bell berdering menandakan jam istirahat. Hampir seisi kelas berhamburan keluar, namun ada beberapa orang yang masih berada di dalam kelas. Hyeri membenamkan wajahnya di atas tangannya dan ingin tidur.

"Nawoon sialan," batin Hyeri memaki

Bagaimana ia tidak marah ketika ia harus bersekolah pukul 7 pagi dan jam 1 subuh ia baru pulang karena pekerjaannya. Hal yang ia benci selagi ia menjadi seorang vampire adalah, ia membutuhkan tidur yang cukup. Ia tidak mengerti mengapa hanya dia seorang yang membutuhkan tidur sementara yang lain tidak.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang