Gelas kristal itu terjatuh ke lantai granit hitam dengan suara keras. Pecahannya terserak ke seluruh ruang. Tapi Dajjal tidak perduli. Ia membanting tubuhnya ke kursi ditengah ruangan itu. Dadanya naik turun mengatur emosi. Ia baru saja pulang dari Bandung. Kejadian di Hotel The Cedi itu masih terpikir sampai sekarang. Kematian Tony membuatnya hancur.
"I'm sorry..." gumamnya pelan.
Ingatan Dajjal berputar.
Lima tahun yang lalu.
**********
Saat itu ia dan kekasih gelapnya mengunjungi Turin untuk menonton Juventus versus Sampdoria di Stadio Delle Alpi. Mereka adalah hardcore Juventus fans. Musim itu kebetulan Juve baru saja membeli Gianluca Vialli yang musim sebelumnya bermain untuk Sampdoria. Tanggal 23 Mei 1993 ini spesial karena Vialli akan bermain melawan mantan klubnya sendiri.
Akankah ia trengginas seperti biasanya?
Akankah super tridente Baggio Ravanelli Vialli ini akan sebuas biasanya?
Tapi bukan itu saja yang membuat Dajjal sangat excited. Juventus baru saja menjuarai UEFA Cup beberapa hari yang lalu. Euforia di kota Turin pasti akan sangat fantastis. Tentu suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan jika bisa bergabung dengan para tifosi lokal di Turin untuk merayakan kejayaan Juventus.
"Mammamiaaaa Baggiooo!" seru Dajjal saat membeli koran yang mengulas pertandingan final UEFA Cup Juventus vs Borussia Dotmund.
"Juve e Gloria. Baggio e Goia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengacara "Sembilan Naga"
Bí ẩn / Giật gânEdisi Sembilan Naga ini menceritakan saat Alex Prasasti menghabiskan masa kuliahnya di Bandung. Ia anak kost yang sering kehabisan uang. Badung dengan nilai kuliah yang biasa saja. Namun adanya konflik para klien di law firm pamannya membuat Alex ha...