"End of Nightmare"

29 4 0
                                    

"Mas Dwi..."

Dajjal membuka matanya perlahan. Lalu tiba-tiba ia bangkit dengan segera. Nafasnya terengah-engah. Pistol ditangannya membidik sosok yang sedari tadi memeluknya. Kepalanya penuh pecahan kaca dari lemari yang ditembaknya. Lengan kirinya patah tertimpa tembok langit rumah yang sudah rapuh.

Tapi kemudian fokusnya kembali. Ternyata Pak Karyo. Sosok tua itu nampak lemah. Tubuhnya bergetar hebat.

"Mas harus segera pergi dari sini" sosok besar dan hitam itu pelan. 

"Pak Karyo..." lirih Dajjal. Ia kembali ambruk ke lantai.

"Saya..." ujar Dajjal terengah-engah.

Diluar bunyi sirene polisi terdengar membahana.

"Mahluk ini terlalu kuat. Saya sudah tua..." desah Pak Karyo.

"Biar saya yang jaga disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar saya yang jaga disini..." ujar Pak Karyo tersenyum menguatkan Dajjal.

"Biar saya yang bayar semua kesalahan saya..."

"Tapi Pak...."

"Pergi...." desis Pak Karyo yang tiba-tiba melirik ke sebuah pintu dihadapannya.

Perlahan Pak Karyo membukanya. Bunyi pintu yang terbuka itu menyayat kuping di gelapnya ruang. Tiba-tiba terlihat sesosok gadis kecil yang berdiri dilorong itu. Menatap tajam ke arah Pak Karyo.

"BANGSAAAATTTTTTTTT!!!!" teriak Dajjal sambil terlonjak kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BANGSAAAATTTTTTTTT!!!!" teriak Dajjal sambil terlonjak kaget. Ia pun segera mengeluarkan pistolnya dan....

DORRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!

DORRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!

DORRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!

DORRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Dajjal luruh ke lantai. 

Matanya mendelik tak percaya akan yang dilihatnya. Dihadapannya terlihat sesosok gadis cilik yang tersenyum sinis. Sementara dibelakangnya terlihat empat orang polisi yang langsung menyerbu ke dalam dan meringkus Pak Karyo yang tidak bisa berbuat apa apa.

Tubuh penuh darah itu pun ambruk ke lantai.

"Monitor"

"Target sudah dilumpuhkan"

"Kirim tim ke dalam"

Pak Sigit mendesah lega. Ia melirik gadis kecil disampingnya itu. Ia tersenyum.

"Yuk kita pulang, nak..."

Gadis itu tersenyum. Lalu ia berjalan mengikuti langkah Pak Sigit.

Sang Pengacara "Sembilan Naga"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang