"Tangan Tuhan"

24 2 0
                                    

Seperti tangan Tuhan.

Renung Dajjal sambil menunggu heli Bolkow NBO-105 itu disiapkan menuju Bandung. Mahakarya yang sudah disiapkannya bertahun-tahun menjadi berantakan dalam sekejap. 

Cuma gara-gara konfrensi pers itu. 

Sebetulnya bukan karena perusahaan Soerjadi ikut mendirikan ISP. Persaingan itu wajar. Dajjal yakin dengan waktu, ia bisa melibas mainan baru Soerjadi itu. Apalagi dengan CEO amatiran model Jana. Namun yang menjadi masalah ketika perusahaannya sendiri ikut menanamkan modal ke perusahaan baru itu. Bukan itu saja. Investor-investor lainnya pun ikut menanamkan modal kesana. 

Itulah yang membuat Dajjal sangat murka dan hilang kendali.

Kenapa ayahnya membelot kesana? 

Kenapa investor yang ia pikir sudah sejalan justru ikut kesana? 

Jangan bilang semua ini hanya keputusan bisnis karena dari awal kita akan memonopoli internet ini! 

Murka Dajjal saat ia meluapkan kemarahannya pada anggota konsorsium yang dikendalikannya itu. Para anggota hanya mendesah karena mereka hanya mengikuti perintah pemegang saham saja. Akhirnya semuanya berantakan. Saat ini malah terjadi dua kubu yang bermain. Para pemainnya pun itu itu saja.

Dari situlah kemarahan Dajjal tidak terkendali dan semua tindakannya ibarat bumerang baginya. Semuanya pun mengalir bagai bola salju. Turun terus kebawah. Membesar dan semakin menggulung Dajjal hingga harus kabur keluar negeri. Dajjal seperti terus dipojokkan dan tidak dapat berkelit. Entah dari mana sumber kekuatan itu berasal.

Seperti tangan Tuhan.

Sang Pengacara "Sembilan Naga"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang