Wajah Jana sontak pucat pasi. Dengan tangan gemetar ia memegang Alex. Tapi pria itu malah maju ke depan. Mendekati Bunga sambil tersenyum. Alex berjongkok dan menatap Bunga langsung ke matanya.
"Kamu tau ya?" senyum Alex mengembang.
Bunga menatap wajah Alex tanpa ekspresi. Lalu ia mengangguk.
"Ya aku tau" jawabnya dingin.
"Bagaimana kamu tau?"
"Karena kamu kesini untuk membahas dia"
Wow...
Alex membatin sambil menatap Bunga penuh kekaguman. Apa anak ini? Indigo? Jenius? Psikopat?
Alex memang ke Mabes untuk membicarakan Dajjal. Tapi ia harus berhati-hati.
"Tunggu! Apa maksud semua ini?!" Bu Rumi dipojokan terlihat gusar.
Beliau memang pintar,profesor dan lain sebagainya. Tapi ia tahu kemampuan analisanya kurang. Makanya ia sering gemas dengan situasi yang tidak dapat dimengertinya dengan cepat.
Alex tidak menjawab pertanyaan itu. Ia harus yakin dulu bahwa semuanya aman. Namun ia tersadar ternyata Bunga sudah tahu tentang adanya dalang di belakang pembunuhan ini. Dan satu-satunya jalan untuk memancing dalang ini keluar adalah memberi umpan. Siapa lagi kalau bukan Jana...
Jana harus mati.
Dengan cara memancing Dajjal untuk membunuhnya. Itulah maksud Bunga. Hanya saja Alex masih ragu. Rencana ini sangat riskan dan Alex tidak yakin mereka punya kemampuan yang mumpuni.
"Kenapa kamu minta tolong?" tanya Alex ke Bunga. Ia harus mempertanyakan hal ini dulu sebelum yakin 100% bahwa tim ini aman.
"Wait what?" sergah Bu Rumi.
"Bunga minta tolong. Kemungkinan ada penyusup di tim ini" jawab Alex sesopan mungkin.
"Penyusup?!?!" sergah Bu Rumi bagai disambar petir.
"For the love of God..." desah Bu Rumi.
"What??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengacara "Sembilan Naga"
Gizem / GerilimEdisi Sembilan Naga ini menceritakan saat Alex Prasasti menghabiskan masa kuliahnya di Bandung. Ia anak kost yang sering kehabisan uang. Badung dengan nilai kuliah yang biasa saja. Namun adanya konflik para klien di law firm pamannya membuat Alex ha...