"The Job"

40 3 0
                                    

Sejujurnya Tony tidak yakin bisa mengemban tanggung jawab sebesar ini saat Pak Soer menghubunginya beberapa hari lalu.

"With due all my respect. It's a police job, Pak. Not us" jawab Tony sesopan mungkin ke Pak Soer. Tapi kliennya itu bersikeras. Ia bahkan menyodorkan sebuah tim yang didanai melalui perusahaan miliknya dan beberapa teman-teman pengusahanya.

Ini CSR. Bentuk kontribusi kami kepada negara. Pak Soer berusaha menyakinkan.

Tapi ini conflict of interest. Inilah grey area yang dikhawatirkan Pak Jack dari dulu. Batin Tony. Sebagai salah satu penyumbang terbesar, kliennya ini seperti memanfaatkan keadaan dan mengambil keuntungan pribadi saat ini.

"Ini toh memang kejadian yang meresahkan masyarakat. Rasanya tidak berlebihan kalau saya memanfaatkan kondisi ini untuk mengejar pembunuh cucuku" begitu pembelaannya.

Tony hanya mengangkat bahu. Ia terpaksa setuju. Lagipula Pak Jack dan Pak Djamhoer juga sudah memberikan lampu hijau. Sekarang tugas Tony adalah memastikan kepentingan kliennya benar-benar terjaga. Ia harus memiliki tim sendiri yang mengawasi proses yang dijalani The X Squad ini. Tim yang benar-benar dipercaya. Tim yang loyal terhadapnya.

Sayangnya Tony punya masalah dengan kepercayaan pada orang lain.

Tony pun memutar otak. Ia berpikir cukup lama. Mempertimbangkan satu dan lain hal. Tiba-tiba ia mengangkat wajahnya. Teringat sesuatu. Lalu ia memutar nomor telepon kakak satu-satunya. Ia menunggu.

"Mas..." panggil Tony saat teleponnya tersambung.

"Apakabar Ton?!" sahut kakaknya antusias.

"Baik, mas. Gini lho..." jawab Tony tanpa basa basi menjelaskan maksudnya menelepon.

Mas Pras adalah satu-satunya kakak Tony. Jatuh bangunnya Tony selalu dipantau oleh kakaknya itu. Termasuk saat Tony resign dari kantor Pak Bambang dahulu. Ia diberikan network untuk mencari kliennya sendiri. Diberikan uang saku dan bahkan sempat tinggal dirumah Mas Pras saat kehabisan uang untuk membayar kost.

Tony beruntung.

Salah satu wali murid Mas Pras menitipkan anaknya untuk bekerja dibawah Tony. Anak ini memang sangat begajulan. Nakalnya minta ampun. Padahal anak ini pintar. Hanya saja sangat trouble maker. Beberapa kali bermasalah dikampus dan resign dari kantor magangnya.

Awalnya Tony menolak karena tidak punya uang untuk menggaji. Jangankan gaji, klien saja tidak punya. Namun permasalahan tersebut dienyahkan oleh si wali murid itu. Ia lalu memberikan beberapa dokumen perusahaannya untuk dikerjakan Tony dan anaknya. Legal fee yang diberikan pun lumayan. Setidaknya cukup untuk hidup sehari-hari dan menggaji anak si wali murid itu. Tony pun survive.

Nama klien itu adalah Soerjadi Juliandra.

Mendengar nama Pak Soer mendapat masalah membuat Mas Pras memberikan restunya saat Tony meminta ijin agar Alex, anaknya, bisa membantu tim yang sedang disusun Tony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar nama Pak Soer mendapat masalah membuat Mas Pras memberikan restunya saat Tony meminta ijin agar Alex, anaknya, bisa membantu tim yang sedang disusun Tony. Hanya saja Mas Pras tidak yakin bahwa Alex bisa membantu. Pasalnya anak itu masih kuliah dan prestasinya jauh dari memuaskan. Satu-satunya keyakinan Mas Pras adalah determinasi anaknya yang memang kuat. Selebihnya tidak ada.

Anak itu masih bau kencur.

Tony bukannya tidak tahu akan hal itu. Ia hanya memiliki keyakinan bahwa Alex bisa memberi lebih. Apalagi ia punya keunikan. Cedera otak. Biasanya korban cedera otak memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang tidak dimiliki orang lain. Dengan kepribadian yang unik ini membuat mereka bisa membaca hal-hal yang tidak dapat dibaca orang biasa.

And I'm willing to bet on him. Tekad Tony.

Lagipula, setidaknya Alex adalah keponakan yang ia kenal sedari kecil. Ia tidak mungkin berkhianat dan akan menuruti setiap instruksi. Well let's hope so. Harap Tony sedikit cemas.

Tony menyalakan cerutu Kubanya. Mencoba menghilangkan penat dalam otaknya. Banyak yang harus ia kerjakan. Banyak yang harus ia musnahkan. Khianati. Bahkan menghilangkan nyawa bila perlu.

Dan tidak ada yang boleh tahu hal ini.

Footnote:

CSR: Corporate Social Responsibility. Tanggung jawab sosial perusahaan kepada publik. Biasanya berbentuk sumbangan dalam bentuk taman atau bangunan yang berguna bagi masyarakat.

Sang Pengacara "Sembilan Naga"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang